Hari Voting Pertama

227 25 2
                                    

Author Pov

Vote Day 1

Mencekam

Suasana itulah yang menggambarkan suasana ruang utama saat ini. Waktu masih jam setengah dua belas, tapi semua sudah berkumpul di ruang utama dengan pikiran kosong masing-masing. Namun masih ada tiga kursi kosong di ruang utama tersebut. Yudha yang masih mandi, lalu Reiza dan Lidya yang masih berada di ruangan santai.

"Bisakah mereka bertiga lebih cepat lagi ke sini?" tanya Theo dengan emosi.

"Mengapa kau buru-buru sekali, huh?" tanya Jonathan. "Aku tidak bisa untuk tidak curiga saat ini kalau kau adalah werewolf."

Theo mengangkat alisnya sebelah, "Aku werewolf?"

"Ya karena kau tampak paling emosi di sini," jawab Jonathan.

"Gimana kalau aku yang werewolf?" sahut Banis tiba-tiba sambil menunjukkan wajah seramnya dengan lucu.

"Kelihatan kayak zomblo, bro," celetuk Kevin.

"Ehh gini-gini aku ditaksir banyak cewek loh," kata Banis dengan sombong.

"Ohh ya?" tanya Jonathan.

"Iya, sayangnya yang naksir aku ladyboy," jawab Banis yang membuat semuanya tertawa kecil, kecuali Kevin yang tertawa begitu keras hingga perut buncitnya bergetar dengan hebat.

"Mamam tuh!" seru Kevin di tengah tawanya.

"Ehh aku mau tanya nih," ucap Banis menjadi serius. Ruang utama menjadi hening kembali. "Bagaimana perasaan seorang cewek yang lagi sayang-sayangnya sama seorang cowok, lalu cowok itu pergi meninggalkannya selamanya alias mati?" tanya Banis.

"Curhat Om?" celetuk Kevin.

"Ini bukan curhat, tapi curahan hati," jawab Banis.

"Yaelah sama aja kali," sahut Jonathan.

"Tapi aku takut nih jika itu beneran," kata Banis serius lagi.

"Yaelah bukannya tadi kamu yang paling semangat kan?" tanya Debora.

"Tapi aku rasa kita di sini memiliki perasaan yang sama," kata Jonathan.

"Sayangnya perasaan itu bisa membunuh kita," celetuk Reiza saat dirinya masuk ke ruangan utama. "Maaf aku terlambat," kata Reiza dengan wajah yang tenang, sedangkan Lidya berdiri dari belakang Reiza dengan gerak-gerik gelisah. "Ehh kemana Yudha?" tanya Reiza sambil mengedarkan pandangannya.

"Mandi kali," jawab Kevin.

"Cie yang lagi nyariin aku," sahut Yudha saat keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih diselempangkan di bahu kirinya. Reizapun memutar bola matanya dengan malas, lalu duduk di salah satu kursi kosong diikuti dengan Lidya.

"Bagaimana kalau kita gak mengeliminasi siapapun dari voting hari ini?" tanya Bima tiba-tiba.

"Tak tahu host sialan itu tak menjelaskannya apapun mengenai voting ini," jawab Jonathan.

"Sial," gumam Bima.

"Ehh udah jam 12 ya? Tepat waktu nih aku," kata Yudha sambil duduk di kursi kosong terakhir.

Tiba-tiba tepuk tangan terdengar menggema di seluruh ruang utama yang membuat semua partisipan menoleh ke arah suara. "Bagus hari pertama kalian sangat disiplin. Aku harap kalian dapat mematuhi peraturan demi peraturan game ini," kata host. "Ahh aku tak sabar siapa yang akan mati pertama pada siang hari ini," pekiknya sambil mengeluarkan pistol, lalu mengarahkan pistol itu ke arah Kevin yang membuat teriakan Kevin dan partisipan cewek menggema dengan cempreng.

Future Show: Werewolf Party GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang