Korban Pertama

233 22 8
                                    

"Jonathan!!!" teriak Reiza sembari menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Baru beberapa detik yang lalu host menembakkan peluru tepat di dada kiri Jonathan. Reiza bingung sendiri harus melakukan apa untuk menyelamatkan Jonathan.

"Jo!" kata Yudha sambil menggenggam pergelangan tangan kanan Jonathan. Namun nadi Jonathan masih terasa, tapi makin melemah.

"Kalian semua pasti bisa selamat kok," gumam Jonathan dengan nada yang lembut dan napas pendek pendek. "Walaupun tanpa aku," katanya terakhir sambil mengulur senyum. Seketika kedua mata Jonathan menutup dengan sempurna dan senyumnya masih terpatri di wajahnya.

"Jonathan!!!" teriak Yudha. Setetes air mata berhasil keluar dari pelupuk matanya lalu mengalir di atas lengan kiri Jonathan. Partisipan lainnya juga tidak bisa untuk tidak menangis saat ini.

"Jo," kata Reiza sambil berlutut di bawah kursi Jonathan. "Gak!" pekik Reiza sambil terisak-isak. "Kita bisa keluar bareng kok," kata Reiza sambil berusaha menutup darah yang terus mengalir di dada kiri Jonathan.

"Rei percuma," kata Bima pasrah.

"Udah dramanya?" tanya host tiba-tiba. "Lebih baik kalian cek deh roleplay yang di dapat oleh Jonathan," perintah host. Yudha pun langsung merogoh saku seragam Yudha, lalu menemukan kartu roleplay nya.

"Civilian?" tanya Yudha bingung.

"Kalian diberi waktu 10 menit untuk membunuh teman kalian yang sudah kalian sepakati untuk dieliminasi. Jika waktu 10 menit itu sudah habis maka aku lah yang akan membunuh salah satu orang yang mempunyai roleplay civilian," jelas host.

"Sial!" gumam Bima dengan tangan gemetar. Dia pun menoleh tajam ke arah Banis, lalu menarik kerah seragam Banis. "Ini semua karena kamu! Coba kalau kamu gak berontak daritadi! Jonathan gak akan mati seperti ini!" marah Bima.

"Bim udah!" seru Yudha dengan maksud melerai.

"Apa susahnya sih menerima takdir huh?" tanya Bima pada Banis.

"Takdir? Lo pikir mati dibunuh oleh orang lain itu takdir?" balas Banis.

Yudha langsung mendorong Bima jauh ke belakang. "Bisa tidak kalau kau diam!" teriak Yudha.

"Ohh jadi sekarang kamu membela dia, Yud?" tanya Bima emosi sambil menunjuk Banis. Bima melempar senyum sinisnya.

Yudha mengembuskan napas berat, lalu menarik napas dalam-dalam. "Aku gak mau ada konflik lagi di antara kita," kata Yudha dengan nada pasrah.

Bima menghampiri Yudha, lalu mendorong tubuhnya ke belakang. "Konflik?" tanya Bima. "Dia yang mulai duluan!" teriak Bima sambil menunjuk Banis.

"Udah-udah sini biar Om ganteng aja yang peluk," kata Kevin sambil memeluk Bima dari belakang.

"Ehh maho Lo!" teriak Bima sambil meronta-ronta agar tangan Kevin lepas dari pinggangnya.

"Cih orang tampan sejagat raya ini ditolak mentah-mentah?" kata Kevin dengan mata berkaca-kaca. "Sakitnya tuh di sini," kata Kevin sambil menunjuk perutnya. "Ehh salah maksudnya di sini," tunjukan tangannya berubah posisi ke dadanya.

"Ngalihin topik aja kamu!" teriak Bima. "Dah apapun itu Jonathan gak seharusnya dibunuh seperti ini. Semua salah Banis!" kata Bima yang membuat Banis makin terpojok. Bima pun langsung melenggang pergi menuju ruang pribadinya.

"Aku bukannya di sini ngebela siapa-siapa, tapi nyawa orang juga udah gak bisa dibalikin," kata Yudha. "Jadi lepas aja tali tambang di tangan Banis," perintah Yudha pada Theo. Theo pun mengangguk, lalu melepas ikatan tali tersebut.

"Aku juga kecewa sama kamu, Yud!" pekik Lidya di hadapan Yudha, lalu Lidya juga ikut melenggang pergi.

Semua yang tersisa di ruangan masih tenggelam dalam suasana duka, kecuali Kevin dan Theo yang berusaha melepas ikatan tali tambang di tangan Banis. "Bagus ada sinetron di sini," kata Host dengan senang. "Oke tolong ya itu mayatnya ditaruh di kantong jenazah yang telah disediakan di gudang, lalu taruh aja kantong jenazahnya di depan pintu taman belakang," jelas host. Yudha, Theo, dan Banis hanya mendengus kesal mendengar suara host tanpa bersalah seperti itu. Apa hati nuraninya sudah tumpul sehingga membunuh orang itu seperti mainan? Batin Yudha.

Future Show: Werewolf Party GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang