11.04
Toko o'donat
Jieun sedang beli donat di toko tersebut...sementara Jiyong pamit keliling jalanan buat nyari Kiko. Jadi Jieun harus menunggu Jiyong sebentar di toko itu.
Jieun sudah membeli selusin donat dan duduk ditempat kosong. Jieun celingak-celinguk karna keramaian toko itu bukan main.
Beberapa detik kemudian, pandangan Jieun tertuju kearah cowok dan cewek yang duduk ditempat tak jauh dari meja Jieun.
Mata Jieun membulat saat tau bahwa cewek yang sedang duduk itu adalah Kiko. Orang yang sedang dicari Jieun dan Jiyong berjam-jam.
Jieun dengan sigap menghampiri Kiko tanpa mempedulikan cowok yang menemani Kiko.
.
.
."Kiko,kamu kemana aja!?"
"Lah? Ngapain lo disini?" tanya Kiko kaget.
"Daritadi aku sama Jidi nyariin kamu tau!" balas Jieun.
"Nadanya santai aja woi! Gausah teriak-teriak!" kata Kiko memarahi Jieun.
"Dia siapa, Ko? Temen lo?" tanya sahabat Kiko.
"Ah, dia--"
"Bisa dibilang begitu..." jawab Jieun ragu.
Sahabat Kiko berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Perkenalkan, nama gue Fadil.." kata sahabat Kiko, Fadil.
"I-iya...salam kenal, aku Jieun.." Jieun menjabat tangan Fadil.
"Lo IU kan? Yang terkenal di korea gitu."
"Iya..." jawab Jieun.
"Gue sahabat Kiko btw. Temen kecil." pamer Fadil sambil menepuk bahu Kiko.
"Oh...sama-sama dari Jepang dong?" tanya Jieun.
"Ya begitulah...tapi Kiko kan--"
"Kenapa jadi perkenalan sih? Sini lo ikut gue! Gue tinggal sebentar ya, Fad." Kiko memotong ucapan Fadil dan menarik tangan Jieun membawanya keluar toko.
"Aduh, Kiko!" Jieun menahan tangannya sakit.
Urusan cewe kali ya...? - Fadil
×××
"Fadil itu siapa kamu, Ko?" tanya Jieun curiga.
"Kan tadi dibilang sahabat." jawab Kiko.
"Kamu ga bohongin Jidi dibelakang kan?"
"Maksud lo? Gue selingkuh gitu? Gak lah! Jiyong kali yang selingkuh!" sindir Kiko.
"Kamu gaboleh salah sangka sama Jidi! Jidi khawatir banget tau sama kamu!" bela Jieun.
"Halah! Khawatir apaan!? Jiyong aja udah lo rebut, pake nongkrong didepan rumah gue segala!"
"Ka-kamu liat kami didepan rumah kamu? Kenapa kamu ga tegur!? Kamu dimana aja tadi?"
"Ck, gue dirumah Fadil." jawab Kiko malas.
".....aku...bakal suruh Jidi kesini.." kata Jieun dan ia mengambil hapenya ditas.
"Jangan! Lo mau laporin gue kan!?" tahan Kiko.
"Yang beginian, Jidi harus tau!"
"Ga boleh!! Lo kenapa sih sabar banget? Lo suka sama Jiyong juga kan!? Yaudah, sono ambil! Jangan sok deketin gue sama Jiyong lagi!"
"..." Jieun terdiam menatap Kiko yang sudah gemetaran.
"Ya sudah,aku sama Jidi pulang aja. Tapi, aku bakal tetep bilang kalau aku ketemu kamu...setidaknya biar Jidi ga khawatir lagi..." ucap Jieun.
"...."
Jieun menepuk pundak Kiko dan pergi jauh sambil membawa plastik berisi kotak donat. Tapi, sebelum itu...Kiko menahan tangan Jieun.
"IU..."
"Apa?" tanya Jieun.
"Makasih."
Jieun tak menyangka ungkapan terima kasih Kiko dan hanya bisa tersenyum bahagia. Jieun merasa hubungan pertemanan Jieun dan Kiko mulai terbangun.
×××
Jieun berdiri dipinggir jalanan dan menelpon Jiyong untuk tidak menjemputnya lagi di toko donat. Untuk itu, Jiyong menjemput Jieun yang sedang menunggunya tak jauh dari toko donat tersebut.
Saat Jiyong sudah sampai, Jieun duduk dibelakang dan tidak berkata sepatah kata apapun.
"Lo ketemu Kiko?"
"Ketemu kok." jawab Jieun.
"Di-dimana?!"
"Suatu tempat...yang penting kamu gausah khawatir lagi."
Jawaban Jieun membuat Jiyong diam sejenak dan mengangguk, Jiyong pun mengantar Jieun pulang.
***
13.17Dirumah Jieun...
Jieun sudah didalam rumahnya,dan tentu saja...Jiyong kembali kerumahnya setelah ke-khawatiran-nya memudar.
Jieun mengganti bajunya dan memasak makanan untuk makan malam bersama keluarganya. Sebenarnya, Jieun berusaha untuk menyibukkan diri karna ia merasa sakit hati saat tau kalau Jiyong begitu mengkhawatirkan Kiko. Jieun berkali-kali memukul jidatnya dan beranggapan tidak pantas untuk memikirkan Jiyong.
***
Sementara itu...
Dirumah Jiyong...
13.55
Jiyong kembali dengan keadaan lemas,mengunci pintu rumah karna hanya ada dia dan adiknya yang lagi malas-malasan dikamar.
Jiyong membuka pintu kamar Jungkook tanpa permisi,membanting dirinya tepat diatas tubuh Jungkook yang tertidur di kasurnya. Jungkook yang merasa sesak melempar abangnya itu sampai terkapar di lantai.
Walaupun terkapar, Jiyong tak bergerak ataupun membalas Jungkook. Jiyong hanya diam seperti orang gak bernyawa.
"Bang...bang!" Jungkook memanggil Jiyong karna ia takut abangnya beneran anu.
Jungkook mendekati Jiyong dan menendang Jiyong berkali-kali sampai Jiyong marah.
"Ah! Apaan sih!!!" teriak Jiyong.
"Sori bang, lo kenapa ga mood gitu?" tanya Jungkook.
"Hahhh....gue bingung, Kook. Kiko...Ayu..." ucap Jiyong.
"Kak Jieun kenapa?"
"Gue gatau...bodo ah."
"Emm...kak Kiko ketemu kan?" tanya Jungkook lagi.
"Ketemu...kata Ayu." ceplos Jiyong.
"Loh? Kok kak Jieun?? Lo pergi bareng dia?!"
"Ma-maksud gue..itu...em." Jiyong melihat ke langit-langit kamar seperti mencari alasan.
"Jujur. Lo pergi sama kak Jieun kan?" Jungkook menatap sinis Jiyong.
"....gak."
Jungkook makin sinis terhadap Jiyong, tetapi Jungkook membiarkan Jiyong berbohong kali ini. Jungkook membaringkan dirinya lagi di kasur. Menarik napas panjang dan membuangnya, Jungkook berusaha tidur lagi.
"Woi! Jangan tidur!" larang Jiyong dan menimpa Jungkook lagi.
"Aakhh, ganggu aja lo!"
.
.
.Dan mereka berakhir perang bantal...Tentu saja, perang bantal JANTAN.
===
👇Bintang 🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
BB luv GG (GDIU) ✔
Fanfic[REVISI] • Bad Boy Love Good Girl Apabila orangtua memaksa, disitulah pilihan berada. Apabila dua korban disukai orang lain, disitulah tikungan berada. Kehidupan Jieun dan Jiyong berawal tenang pastinya...namun? "Kerjasama." ××× ⚠ Non-baku ⚠ Lapak...