Bab 3

21.1K 1.2K 41
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote

Sesampainya Moeza di apartemen, benda tipis yg canggih itu bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Moeza mengernyit ketika melihat nomor pengirim yg tidak dia kenal.

Selamat malam Miss Moeza Fernandez
Maaf memberi kabar nya larut malam begini. Saya hanya ingin memberi tahu bahwa besok anda harus ke perusahaan Wellington Company untuk melakukan interview

Receptionist,
Leviana Glory

Bagai memenangkan lotre, wanita satu ini jingkrak-jingkrak tidak karuan. Bagaimana tidak, dia tidak akan jadi gelandangan, tidak akan kelaparan, dan uang sewanya akan segera terbayar.

Setelah kewarasannya kembali dia sedikit berpikir jika ini sungguh aneh, Moeza mengirimkan lamaran kerjanya baru satu hari yg lalu dan hari ini dia sudah dihubungi untuk segera interview.

Tapi Moeza tidak perduli, dia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"HALLO WENNYYYYYYY" teriak nya girang saat sambungan telponnya telah diangkat

"Kecilkan volume mu itu atau seluruh penghuni apartemen akan benar-benar menganggapmu gila" sahut Wenny malas

"Ada apa kau menelpon ku larut begini?" lanjutnya sambil menguap lebar yg sudah pasti tidak terlihat oleh Moeza.

"Maaf. Aku hanya ingin memberi tau mu, besok aku akan interview di perusahaan Wellington Company" ujarnya terkekeh

"WHAT?!!!! demi Dewa Neptunus are you seriously?! Wellington Company? Perusahaan terkenal dengan Billionaire muda itu, perusahaan yg tidak pernah tersaingi itu" tanya Wenny bertubi-tubi masih dengan keterkejutannya. Seketika itu pula matanya sukses membulat penuh.

"Hei, tenanglah. Ini masih interview dan aku tidak tau pasti diterima atau tidak" ucapnya santai.

"Baiklah. Aku mendoakan mu yg terbaik saja. Sudahlah aku mengantuk ingin tidur " sahut Wenny dan mematikan ponselny begitu saja.

***

Pagi ini gadis bermata hazel itu sudah satu jam berkutat dengan pakaian nya yg ada di lemari, tidak satupun yg menurutnya cocok untuk digunakan. Akhirnya Moeza memutuskan untuk mengenakan baju tangan pendek dilapisi cardigan dan celana keeper nya dengan rambut yg dibiarkan nya tergerai.

"Selesai " ucapnya senang setelah memoles wajahnya dengan sedikit bedak dan pemerah bibir.

Moeza keluar dari apartemen sambil membawa berkas-berkas nya. Jangan pikir dia pergi dengan mobil mewah karena dia menggunakan sepeda motor .

Sepanjang perjalanan, dia menyalip setiap kendaraan tidak ingin terlambat di hari pertamanya bekerja hingga Moeza tidak sengaja hampir menyerempet mobil sport mewah yg entah milik siapa.

WELLINGTON COMPANY

Perusahaan nomor 1 di dunia. Perusahaan yg tidak tersaingi oleh siapapun, perusahaan yg banyak dikagumi orang. Bagaimana tidak, mengingat yg mengelola perusahaan sebesar ini adalah seorang Billionaire muda yg sangat tampan seperti titisan dewa Yunani bahkan masih berumur 23 tahun. Tidak sedikit wanita yg rela membuka lebar kakinya demi bisa bersama dengan Billionare itu meskipun terkenal dengan reputasinya yg dingin namun tegas.

"Permisi miss saya Moeza Fernandez yg dipanggil interview kesini " ucap Moeza sopan saat telah sampai di meja receptionist.

Receptionist itu hanya melirik sekilas
"Langsung saja ke lantai 20 " ucap nya cuek.

Apa pekerja disini semuanya selalu seperti ini? Tidak ada ramah nya sedikit pun.

" Baiklah terima kasih" ucapnya masih mempertahankan senyum sopan nya .

Tanpa membuang waktu Moeza langsung bergegas masuk kedalam lift pegawai menuju lantai 20

*ting tanda lift telah sampai*

Moeza langsung menghampiri meja yg ia yakini adalah meja sekretarisnya.

"Permisi, saya Moeza Fernandez yg dipanggil untuk interview"

Carly dengan pakaian nya yg super ketat, bibirnya yg merah merona yg tak lain sekretaris sang Billioinare mengalihkan pandangannya dari layar komputer kepada seseorang yg berbicara dengannya. Dia menatap wanita di depannya ini dengan remeh seakan-akan wanita itu tidak pantas bekerja disini sekalipun menjadi OG.

"Sebentar saya akan menghubungi Mr. Wellington" ucapnya dengan sedikit sinis.

Moeza mengangguk dan menunggu wanita itu selesai berbicara dengan atasannya melalui telepon. Moeza menatap ke sekeliling lantai ini. Hanya terdapat satu pintu saja dan Moeza yakin jika itu adalah pintu ruangan atasannya.

"Baiklah kau bisa masuk keruangannya " lanjut wanita berpakaian sexy itu.

Selain cuek ternyata perusahaan ini menampung para jalang. Batinnya menahan tawa kemudian bergerak masuk kedalam ruangan sang Billionaire

***

Tok.. tok.. tok..

Moeza mengetuk pintu ruangan. Setelah mendapat sahutan dari sang pemilik ruangan, Moeza membuka pintu yg sedari tadi sudah mendominasi aura mengintimidasi. Entah itu hanya firasatnya saja atau memang ruangan ini memang memiliki aura yg mengintimidasi.

"Selamat pagi, Sir. Saya Moeza Fernandez yg diminta interview kesini" ucapnya dengan hati-hati.

Lawan bicaranya sekaligus pria yg akan menjadi atasannya itu langsung memutar kursi kebesarannya yg tadi menghadap kearah pemandangan kota menjadi menghadap kepada wanita itu.

Refleks wanita itu terkejut dan wajahnya langsung pucat pasi karena pria yg ada di hadapannya ini adalah orang yg telah disumpah serapahi nya kemarin. Moeza menelan salivanya dengan sedikit kesusahan.

"K‒kauuuu?" ucapnya gugup namun Moeza cepat-cepat memasang tampang soknya.

Lelaki itu hanya menaikkan alisnya sebelah.

"Hallo, Moeza Fernandez" ucapnya dingin

"Hallo, Moeza Fernandez" ucapnya dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin Wellington

VOTE KOMEN SHARE

Gaminta apa apa kok. Cukup taburin bintang sama komen yg banyak

Follow ig : dwiiramadani11

To be continued

Sudah di revisi

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang