Bab 5

18.9K 1K 1
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote ★

Flashback on

Seseorang yg tidak lain adalah Gavin Wellington yg tengah memperhatikan wanita itu sejak di pusat perbelanjaan tadi. Lelaki itu langsung mengambil benda tipisnya mencari kontak seseorang kemudian menghubunginya.

"Segera cari tau pemilik sepeda motor dengan plat 11120 DW , cari tau siapa dia dimana pekerjaannya dan semuanya. Bahkan sampai masalah-masalah nya. Kirim melalui pesan dalam waktu 15 menit" titah nya sambil melihat wanita itu yg semakin menjauh.

"Baik Tuan" ucap seseorang tegas disebrang telpon

Gavin langsung mematikan sambunga telepon dan menuju kasir membayar semua belanjaannya

15 menit kemudian..

Gavin telah mendapatkan informasi seperti yg ia inginkan

"Tuan, namanya adalah Moeza Fernandez . Dia tinggal di apartemen sederhana yg tidak jauh dari tempat perusahaan kita dan saat ini dia benar-benar membutuhkan uang untuk membayar sewa apartemennya yg telah menunggak 2 bulan dan satu hari yg lalu ia telah melamar di perusahaan anda Tuan" ucap James Alford yg tak lain adalah orang kepercayaan Gavin.

Lelaki tampan itu segera membalas pesan orang kepercayaannya itu.

"Perintahkan Leviana untuk mengabari nya malam ini. Perintah kan kepadanya bahwa Moeza Fernandez dipanggil interview besok" balasnya dan langsung memasukkan kembali ponselnya kedalam saku sambil menyeringai .

Flashbck off

***

Paris, ìle-de-france
5 : 00 am

Wanita bermata hazel itu telah bangun pagi-pagi seperti ini mengingat ini hari pertama nya bekerja sebagai cleaning service ingat sebagai cleaning service. Meskipun begitu, Moeza akan belajar mencintai pekerjaannya ini walaupun dengan sedikit berat hati.

"Aku harus bersiap dengan cepat kalo tidak aku bisa lebih lama lagi dijabatkan sebagai cleaning service olehnya" ucapnya dan langsung bergegas mandi

20 menit kemudiann...

Wanita dengan setelan celana keeper dan kemeja putih itu serta rambutnya yg telah di cepol telah selesai. Dia tidak berdandan seperti kemarin karena sekarang ia telah menjabat sebagai cleaning service. Meskipun begitu, itu tidak akan mengurangi kecantikannya.

"Baiklah karena ini hari pertamamu bekerja kau harus semangat Moeza" gumamnya sendiri seraya mematut dirinya sekali lagi di cermin sebelum berangkat ke kantor.

Moeza wanita yg cukup ramah dan mudah berbaur. Meskipun dia menyimpan segudang masalalu yg kelam tapi itu tidak menjadi alasan dia untuk berubah menjadi sosok yg pendiam. Hanya saja dia tau bagaimana mengelabui semua orang dengan topeng cerianya.

Seperti sekarang belum 24 jam dia bekerja dia sudah akrab dengan cleaning service lain yg berada disini meskipun tidak sedikit juga yg terang-terangan iri atau bahkan ingin memiliki wajah cantik alami seperti Moeza.

"Kira-kira jam berapa si Billionaire itu tiba di kantor Emely?" Tanya Moeza saat sudah selesai membereskan gedung lantai 4 dan 6 tadi. Saat ini mereka sedang beristirahat bersama dengan cleaning service lainnya yg juga telah menyelesaikan pekerjaannya. Jangan lupakan ucapannya yg selalu keluar tanpa dipikir dulu.

"K‒kau menyebutnya apa tadi? Si Billionaire? " tanya Emely dengan sedikit terkejut bukan karena ucapan sembrono nya Moeza tetapi terkejut karena orang yg sedang dibicarakan kini berada tepat di belakang Moeza dengan ekspresi yg tidak bisa diartikan.

Moeza hanya mengedikkan bahunya saja
"Iya, memangnya kenapa? Lagipula, dia tidak ada disini kan" sahutnya santai.

"Ehemm.. Aku tidak pernah menerima pegawai yg suka berkata seenaknya saja tentang ku apalagi ketika menyebutkan namaku" sahut suara bariton Gavin dengan nada dingin.

Mampus ketauan. Batinnya.

Masih dengan mempertahan ekspresi terkejut, Moeza berbalik badan seraya menyengir bodoh seperti kuda.

"Maaf Sir. Aku tidak bermaksud‒" cicitnya pelan.

"Keruanganku sekarang juga " perintahnya tegas kemudian meninggalkan pantry dengan raut datar dan tajam melewati semua para pegawainya yg menundukkan kepala mereka masing-masing. Bisa fatal akibatnya jika ada yg berani menatap Gavin ketika dia sedang berbicara.

Moeza langsung menghembuskan napasnya kasar saat Gavin sudah pergi ke ruangannya. Sedari tadi Moeza menahan nafasnya akibat terkejut.

"Moeza.. Moeza, mulutmu ini tidak bisa di rem. Setelah ini aku pasti akan di pecat karena masih hari pertama pegawai seperti ku sudah lancang mengata-ngatai atasan" gumamnya pasrah kemudian berjalan ke ruangan si Billionaire dengan langkah gontai.

Kini Moeza telah sampai di depan pintu minimalis namun juga terkesan mewah. Dia berusaha menetralkan degub jantungnya sedari tadi, tanpa peduli tatapan maut wanita yg berpakaian sexy itu.

"Semoga ini bukan panggilan ku yg terakhir Tuhan, semoga ini bukan pemecatan" rapal nya saat di depan pintu sang Billionaire.

Dengan keberanian penuh, Moeza mengetok pintu yg sejak tadi sudah membuatnya ketakutan.

Tok.. tok..

"Masuk" sahut suara bariton dari dalam ruangan.

Perlahan wanita itu membuka pintu ruangan tersebut dan langsung bertatapan dengan mata yg kini sedang menatapnya lurus tanpa ekspresi.

Moeza segera memalingkan wajah nya kearah lain karena jantungnya yg terus-menerus berdetak kencang.

Demi apapun, siapapun,tolong tenggelam kan aku di laut terdalam sekarang jugaa. Batinnya berteriak

"Tidak ada siapapun disini jadi tidak akan ada yg menolong mu" Gavin menjawab pemikiran wanita itu dengan santai.

Seketika itu pula Moeza langsung balik ke alam sadarnya tapi lagi-lagi ia dibuat heran

Apa katanya? Tidak ada siapapun . Bagaimana mungkin dia tau apa yg aku pikirkan. Batinnya.

"Mau sampai kapan kau disana?"

"Ahh I‒Iyaa aku akan membereskan ruangan ini" sahut Moeza dan langsung membereskan berkas-berkas yg berserakan di lantai kemudian sedikit membersihkan ruangan yg menurutnya sudah bersih. Bahkan Moeza tidak menemukan setitik debu di dalam ruangan Gavin.

Jadi nama pria menyebalkan ini adalah Gavin Wellington. Batinnya ketika melihat papan nama Gavin yg berada di atas meja kerjanya.

Apa segini repotnya ya pekerjaan Billionaire sampai berkas-berkasnya pun berterbangan kemana-mana.

Tidak sampai 5 menit berkas-berkas yg berserakan tadi kini sudah rapi diatas meja kerja Gavin. Ternyata kau cukup gesit. Batin Gavin.

Vote Komen Share

Taburin komentar dan vote yg banyak

Follow ig : dwiiramadani11

To be continued

Sudah di revisi

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang