Bab 35

11.3K 527 3
                                    

Hari ini moeza dan gavin tengah berpamitan kepada keluarga besar wellington karena tugas nya di paris sudah sangat menunggu gavin
Sejak kejadian surprise yg diciptakan gavin seminggu yg lalu hingga sekarang gavib belum memijakkan kembalu kakinya di kantor perusahaan miliknya itu

"Ingatlah sayang, tidak usah takut dengan gavin. Galakkin aja dia kalau dia nakal disana" moeza terkekeh mendengar permintaan ibu gavin."baik tante-"
"Mommy sayang momny kau harus terbiasa dengan panggilan itu" protes nya. "Iya baiklah mo..mmy" moeza tersenyum malu malu, ada rasa senang yg begitu besar di dalan hati moeza saat lidahnya menyebutkan kalimat yg tidak pernah ia sebut lagi selama 3 tahun belakangan ini

"Dasar wanita pelukan saja bisa sampai 2 jam" keluh gavin lalu menghembuskan nafasnya kasar

Moeza beralih kearah anak bibinya gavin yg sedari tadi tersenyum namun seperti menahan tangis juga. Moeza melangkahkan kakinya kearah gadis kecil itu yg langsung berhamburan kepelukan moeza,"see you sweet heart" ucap moeza saat sudah mensejajarkan dirinya dengan gadis berambut pirang itu. Entah kenapa rasanya berat sekali meninggalkan mereka semua yg sudah seperti keluarga moeza sendiri
"We loving you moeza" air mata moeza jatuh saat mendengar ucapan manis itu . Moeza kembali memeluk tubuh mungil itu seraya membisikkan kalimat kalimat manis seperti yg anak kecil itu katakan tadi

Setelah selesai berpamitan dengan semua anggota keluarga wellington, moeza dan gavin menaikki helikopter pribadi milik kakek mereka yg sudah stand by di atap mansion milik kakeknya

Gavin memeluk moeza dari samping, kepala moeza ia senderkan di bahu gavin . Lama mereka dengan posisi seperti itu tidak ada yg berniat mengeluarkan suara lebih dulu

"Vin" gumam moeza. "Hemm"
"Vin aku lapar" gavin melengos," sudah kuduga"

"Aku masih penasaran" ujar moeza
"Penasaran?" Moeza menganggukkan kepalanya singkat,"iya penasaran selama kau menghilang kau sebenarnya kemana?"

"Aku tetap berada di dekatmu" jawab gavin sambil membelai pelan rambut panjang moeza,"hanya saja jaraknya yg sedikit jauh sehingga kau tidak bisa mengetahui keberadaanku"

Moeza menegakkan tubuhnya, memutar posisi duduknya agar berhadapan dengan gavin menatapnya dengan tatapan menyelidik,"lalu foto itu? Foto yg dikirim ke whatsappku. Itu kau?"

Gavin terkekeh,"itu vino dasar bar bar"
"Wenny dan vino? Bagaimana mereka berdua bisa kenal begitu vin? Sepertinya itu perkenalan yg buruk" gavin gemas dengan wajah penasaran moeza . Gavin menangkup pipi moeza kemudian mencium pipinya bergantian,"kau begitu penasaran rupanya ya?"

"Mereka bisa bertemu berkat aku tentunya" gavin mengangkat dagunya angkuh. ,"ishh kau ini. Aku sangat mengenal wenny,dia tidak akan segan segan memaki menyumpah serapahi jika dia sudah tidak suka dengan orang itu"

"Seperti kau contohnya" moeza langsung terdiam mencerna perkataan gavin, sedetik kemudian dia memalingka wajahnya kearah jendela karena malu," takdir tuhan tidak bisa ditebak"

"Begitupun dengan mereka, aku yakin vino bisa berakhir dengan meluluhkan perasaan temanmu itu,karena takdir bukan permainan yg bisa ditebak tebak" bisik gavin saat mengucapkan kalimat terakhir itu kemudian mengganti posisi duduknya

"Termasuk cara kita berpisah nanti, entah itu secara-"
Moeza membungkam mulutnya rapat rapat mendapati gavin yg tengah menatapnya dengan wajah marah,"bisa tidak jangan membicarakan hal konyol itu?"

Moeza menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya,"perpisahan bukan hal yg konyol. Perpisahan adalah sesuatu yg memang sudah sepantasnya hadir saat pertemuan sudah dilakukan. Aku selalu menarik diriku saat mulai terlalu jauh mencintaimu, aku mengingatkan diriku agar tidak mencintaimu terlalu jauh tapi ternyata sifat manusia yg lalai itu memang benar ada. Dan terbukti aku yg lalai karena sekarang sudah terlalu mencintaimu. Kenyataan lain yg membuatku sakit adalah saat perpisahan itu datang sebelum aku menyiapkan mental. Dan ingat ini baik baik jika perpisahan juga termasuk rencana tuhan yg tidak bisa di tebak tebak" gavin membungkam mulut moeza dengan ciuman singkatnya sebelum moeza berkata terlalu jauh lagi yg justru menyakiti hati moeza sendiri . Moeza tidak membalas ciuman gavin, tetapi justru moeza menangis diatas ciuman mereka tepatnya ciuman yg sedang gavin lakukan

Partnya pendek? Sorry, abis gakuat nulis nama mereka, pengen nangis tau rasanya tiap nulis nama mereka. Berasa ngikut gitu kenangannya

Serius aku gak pengen ngelanjutin ini :(
Gak bisa tiap nulis 'moeza dan gavin' recomendednya dari dia sih jadi rasanya pengen terjun bebas aja ini airkran eh air mata maksudnya

Vote dong yah yah yah boleh kan :')

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang