Bab 6

18.4K 961 0
                                    

"Maaf Tuan, pekerjaan saya telah selesai. Ada yg bisa saya bantu lagi?" ucap Moeza dengan sopan.

Gavin langsung mengalihkan tatapannya dari layar laptop kemudian memperhatikan seluruh ruangan nya yg sebenarnya memang selalu bersih.

"Bawakan kopiku" sahutnya datar kemudian kembali berkutat dengan layar lebar itu.

Moeza mengangguk kemudian keluar dari ruangan itu seraya membawa alat yg digunakannya untuk membersihkan tadi.

10 menit kemudian

"Tuan ini kopinya" ucap Moeza sambil berjalan membawa nampan berisi kopi ke meja kerja Gavin.

Tanpa menunggu lama Gavin langsung mengambil cangkir yg berisi kopi dengan asap yg masih mengepul dan menyeruputnya masih dengan ekspresi datar.

"Kenapa kau memasukkan gula?" Tanyanya dengan nada tidak suka.

"Anda tidak bilang kalau anda minum kopi tanpa gula" jawabnya pelan.

"Dan kau tidak bertanya heh" jawabnya sinis

"Aku atasan mu tapi aku merasa aku yg harus memberi tahumu lagi. Apa gunanya aku mempekerjakan kalian? Dan apa kau tidak bisa bertanya dengan pekerja lain yg sebelumnya membereskan ruanganku?" lanjutnya sinis.

"Kalau begitu, Saya akan menggantinya" ucapnya dan segera membawa kembali cangkir kopi tersebut tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan si wajah datar .

5 menit kemudian

"Ini kopi tanpa gula nya" ucap Moeza masih sesopan mungkin.

Lelaki yg di depannya hanya menaikkan alisnya sebelah

"Kapan aku mengatakan aku suka kopi tanpa gula Miss Fernandez?" Gavin menatap Moeza sinis.

"Tadi anda yg mengatakannya, Tuan"

"Tadi kau hanya mengatakan kalau kau tidak tau jika aku menyukai kopi tanpa gula kan? Aku bahkan belum menjawabnya"

Oke kali ini stock kesabaran Moeza sudah hampir menipis tapi ia masih mencoba berbicara dengan ramah meskipun sesuatu sudah hampir meledak di ubun-ubun nya.

Ingat demi uang sewa apartemen mu dan kebutuhan mu moeza, batinnya.

"Sebenarnya anda ingin kopi yg bagaimana Tuan Wellington?"

"Tidak terlalu manis tidak terlalu pahit juga" jawabnya santai

"Baiklah tunggu sebentar Tuan" ucapnya kemudian berlalu.
Gavin hanya menyeringai kecil, dia tau sedari tadi wanita itu ingin memaki dirinya. Gavin tidak perduli, dia senang dengan permainan barunya ini.

"Tuan ini kopi yg anda mau tidak terlalu manis tidak terlalu pahit juga" ucapnya masih mempertahankan sisa-sisa kesabarannya itu berharap kali ini Gavin tidak protes lagi.

Gavin segera mencicipinya.

"Berapa sendok gula yg kau masukkan? " tanya Gavin. Sebenarnya rasa kopinya sudah sangat pas namun saat ini Gavin hanya sedang mempermainkan emosi wanita itu.

"2 sendok tuan" jawabnya santai

"Kau ingin aku terkena diabetes ya?" Sindirnya.

Oke persetan sama yg namanya sopan. Lelaki di depan mu ini iblis Moeza iblis, batinnya geram.

Moeza langsung mengambil cangkir kopi itu dari tangan Gavin dengan emosi yg sudah sangat hampir meledak.

"Oke kalau begitu kau bisa buat sendiri kopi yg kau mau di pantry" ucap Moeza sarkas dan langsung meninggalkan ruangan yg sejak tadi membuat otaknya mendidih tapi sebelum dia mencapai handle pintu, Gavin kembali berkata yg mampu membuat Moeza kembali.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang