Bab 2

26.2K 1.2K 4
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote★

"Sebenarnya kita mau kemana? Kau bahkan tidak tau tujuan
mu sendiri" sepanjang jalan Moeza terus menggerutu, segala sumpah serapah ia keluarkan.

"Tenanglah tuan putri keong, kita sudah sampai" sahut Wenny seraya tertawa kecil. Kemudian menghentikan mobilnya dan melepaskan seatbelt nya.

Moeza menautkan kedua alisnya bingung mendengar kata 'sampai' dan melihat Wenny yg sudah turun lebih dulu.

Seketika moodnya kembali membaik saat melihat tempat yg menurutnya cukup cantik ini. Salah satu tempat yg di sepanjang jalannya di tumbuhi bermacam-macam bunga menambah kesan yg semakin indah. Tidak sedikit orang-orang yg mengunjungi tempat ini. Moeza kemudian bergegas turun dari mobil dan menghampiri Wenny.

"Sialan! kenapa tidak katakan daritadi kita akan kemari" cercahnya sambil menatap tempat ini dengan terkagum-kagum.

"Sialan! kenapa tidak katakan daritadi kita akan kemari" cercahnya sambil menatap tempat ini dengan terkagum-kagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Simpan wajah norak mu itu. Kelihatan sekali kampungan nya" Wenny berjalan mendahului Moeza yg sudah menahan kesal siap memaki sahabatnya itu.

"Sabar Moeza sabar. Jangan luapkan emosi mu atau kau akan batal menikmati momen ini" Moeza menenangkan dirinya seraya mengelus dadanya kemudian menyusul Wenny yg sudah berjalan agak jauh.

"Kau tunggu disini. Aku ingin buang air kecil dulu" kata Wenny sambil berlalu pergi mencari toilet kecil.Moeza hanya mengacungkan jempolnya keatas.

Wajar saja jika dirinya masih terlihat sedikit norak. Well.. Moeza baru saja pindah ke negara Perancis ini.

Moeza bangkit dari tempat duduknya, ia tidak sabar ingin menyusuri tempat ini. Saat ia hendak berjalan tanpa sengaja Moeza bertabrakan dengan pria yg berstelan formal sedang tergesa-gesa sambil menelpon.

"Awww.." ringis nya saat bertabrakan dengan lelaki itu dan bokong Moeza yg langsung menghantam jalanan.

"Gunakan matamu saat berjalan" ucap pria itu tanpa rasa bersalah.

Moeza mendongakkan kepalanya dengan rasa kesal yg semakin memuncak setelah mendengar kalimat yg dilontarkan pria itu. Apa katanya? Seharusnya Moeza lah yg melontarkan kalimat yg baru saja dia lontarkan itu. Pria yg entah siapa nama dan statusnya bahkan Moeza tidak perduli.

"Kau yg seharusnya menggunakan matamu sialan?! Lain kali gunakan matamu saat berjalan jangan kau simpan saja" sahut Moeza tak mau kalah.

"Dasar wanita bar-bar " decihnya pelan.

"APA KAU BILANG?! Wanita bar-bar. Aku disini korban dan kau bilang aku wanita bar-bar? Aku rasa otakmu sedikit bermasalah Sir" ujar Moeza dengan sedikit berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekitar.

Tidak perduli dengan tatapan terkejut orang-orang yg berada di dekat mereka, tercengang tidak habis pikir bagaimana mungkin wanita seperti dia berani berteriak di depan seorang Billionaire tampan namun dingin itu.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang