Bab 22

14.1K 674 1
                                    

Sinar matahari pelan pelan mengintip dari balik gorden jendela pemilik gadis itu,sayup sayup kicauan burung terdengar dari luar saling menyahuti
Moeza mencari alarmnya yg sudah berbunyi nyaring dari 5 menit yg lalu masih dengan mata tertutup
Moeza meraba raba nakasnya namun tak menemukannya hingga membuat gadis itu harus memaksakan mata cantiknya terbuka
Moeza menghela nafasnya entah mengapa rasanya ia ingin tidur seharian di apartemen, ia benar benar malas pergi ke kantor hari ini
Moeza duduk bersandar di tepi tempat tidurnya,mengumpulkan nyawanya . Ia meraih ponselnya ingin melihat ada berapa banyak notif pesan dan panggilan tidak terjawab dari gavin namun nihil tidak ada satupun notification dari gavin

Moeza kemudian meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas
Tumben tidak ada satupun pesan maupun panggilan tidak terjawab,pikirnya

Sekali lagi moeza mengecek ponselnya namun tidak ada satupun pesan dari gavin,biasanya ia akan mengirimkan moeza pesan jika benar benar sibuk dan tidak bisa menghubungi moeza

Ia mengehela nafasnya kemudian beranjak ke dapur untuk membuat sarapan pagi untuknya setelah itu mandi dan siap siap pergi ke kantor

"Tumben sekali gavin tidak menghubungiku" gumamnya sambil menerka nerka karena tidak mungkin sekali gavin tidak mengabarinya sama sekali hanya karena kejadian semalam
Gavin bukan tipe orang yg berlama lama kalau marah

"Apa mungkin ia ada meeting mendadak? Tapi kenapa tidak menghubungiku. Bagaimanapun juga aku kan sekretaris pribadinya" ada banyak pertanyaan di benak moeza tapi ia tepis semuanya, ia tidak ingin berpikiran yg macam macam
Toh ini baru kali ini gavin tidak mengabarinya seperti yg biasa pria itu lakukan

Moeza melanjutkan sarapan pagi nya, ia melirik benda bulat yg melingkar cantik di tangan mungilnya
"Masih ada waktu 30 menit lagi" ucapnya menghela nafas
Biasanya pagi pagi sekali gavin kadang sudah datang ke apartemen moeza hanya untuk mencium kening moeza terkadang mencuri morning kiss dari wanita itu
Gila iya terlihat gila memang tapi moeza sudah terbiasa dengan sikapnya yg begitu

Ponselnya berdering moeza cepat cepat beranjak dari kursi makannya mengambil ponselnya di kamar, ia yakin itu pasti gavin
Masih dengan wajah berseri seri ia mengambil ponselnya namun nomor yg tertera di layar membuat senyum di wajahnya luntur berubah menjadi bingung
Nomor tidak dikenal? Tapi siapa yg menelpon ku pagi pagi seperti ini, batinnya

Sudah 4x nomor itu menelpon namun belum kunjung moeza angkat, ia hanya menatapi layar ponselnya saja sampai nomor itu berubah menjadi panggilan tidak terjawab
Pada panggilan ke lima akhirnya moeza mengangkat panggilan itu
Mungkin saja itu penting kan? Makanya sampai menelpon berkali kali

Moeza menempelkan benda pipih itu ke telinga nya namun tidak mengucapkan sepatah katapun, ia menunggu orang tersebut yg lebih dahulu menyapa

"Moeza" ucapnya

Suaranya sangat familiar tapi siapa?
"Moeza kau masih disanakan?"
"Ah iya maaf tapi anda siapa?"
Orang tersebut terkekeh membuat moeza mengernyit kan keningnya
Kurasa dia gila, ditanya malah terkekeh

"Kau benar benar payah mengingat nama orang ya"
"Maksud anda?"
"Tidak usah formal begitu. Ini aku david"
Moeza menghela nafasnya lega, ternyata david tapi darimana ia tau nomor ponsel moeza? Setau moeza ia sama sekali tidak pernah memberi tau kan nomornya kepada david
"Kau pasti berfikir darimana aku mendapatkan nomor ponselmu kan" tanya david
"Setau ku aku tidak pernah memberikannya" jawab moeza
"Sudah lah tidak penting darimana aku mendapatkannya"
"Tapi penting bagiku"
"Mau berangkat ke kantor bersamaku?" Tawar david
"Kan kita beda arah"
"Kebetulan aku lewat jalan dekat apartemen mu, jadi aku berinisiatif mengajak mu pergi bersama" sahutnya
Sebenarnya itu hanya akal akalan david saja agar ia bisa pergi bersama dengan moeza

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang