Bab 15

16.2K 884 12
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote ★

Gavin keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk putih yg hanya melilit pinggang nya saja. Membiarkan tubuh atletisnya terpampang. Tubuh nya yg seperti roti sobek semakin membuat Gavin terlihat sexy ditambah tetesan air yg ia biarkan jatuh dari rambut nya itu. Gavin mengambil kaos putih polosnya kemudian celana pendek nya dan memakainya.

Gavin mengambil ponselnya dan mendial nomor yg sejak tadi ingin di ganggunya. Setelah 5x Gavin menelpon akhirnya di angkat juga.

"Apa kau tidak punya kerjaan lain selain mengganggu ku devil?!" Sahut nya sarkas
Gavin baru saja ingin menjawab namun dia urungkan.

"Aku sudah terlalu lelah jadi tolong berhentilah mengganggu ku malam ini saja" terdengar Moeza yg menghembuskan napas nya lelah. Ia benar-benar tidak ingin di ganggu siapapun saat ini. Moodnya sudah terlalu buruk.

"Apa kau di apartemen?" Gavin membuka suara saat merasa Moeza sudah selesai mengeluarkan uneg-uneg nya. Moeza hanya membalasnya dengan berdehem.

"Baiklah.." sahutnya kemudian memutuskan sambungan telepon mereka. Moeza tidak perduli sambungan teleponnya sudah terputus atau belum. Dia benar-benar terlalu lelah...

Aku tidak boleh terlalu berdekatan dengan Gavin jika tidak ingin terkena penyakit jantun.

Moeza baru saja ingin ke dapur namun bel apartemennya berbunyi membuat dia mengurungkan niatnya untuk kedapur. Moeza berjalan kearah pintu dan langsung membukanya tanpa melihat dulu dari layar monitor seperti yg biasa dia lakukan sebelum membuka pintu.

Moeza hanya menghembuskan nafasnya karena sepertinya Gavin benar-benar devil dalam bentuk kemasan manusia. Sudah Moezaa katakana untuk tidak mengganggunya malam ini saja tetapi tetap saja pria itu tidak akan mau mendengarkan apa yg dikatakan Moeza.

Moeza hanya menatapnya datar dengan melipat kedua tangannya tak sedikitpun berniat menyuruh Gavin masuk.

"Kau pucat sekali Moeza" ucap Gavin tersirat nada khawatir.

"Apa kau belum makan tikus bar-bar?"

"Itu bukan urusanmu" sahuttnya sarkas

"Lebih baik kau pulang. Aku ingin beristirahat" kemudian tangan Moeza beralih akan menutup pintu apartemennya namun ditahan oleh Gavin.

"Kau mengusirku?" Tanya Gavin tak percaya.

"Aku hanya menyuruhmu pulang bodoh"

Gavin hanya mengusap wajahnya kasar,"Bagaimana mungkin aku pulang sedangkan kau sedang tidak sehat"

"Oh ayolah jangan berlagak seolah kau pasanganku Gavin"

"Aku tidak perduli. Biarkan aku masuk, aku akan memasakkan makanan untukmu" Gavin mendorong pintu apartemen Moeza kemudian masuk dan menuju dapur.

"Hei Gavin!! Arghhhhh manusia ini" teriak Moeza frustasi lalu segera menyusul Gavin ke dapur.

Moeza berusaha menghentikan Gavin yg saat ini mengacak isi kulkasnya mengeluarkan bahan-bahan yg akan Gavin buat jadi masakan.

"Hentikan Gavin! Ini apartemenku" ucap Moeza sambil masih berusaha menghentikan aksi Gavin namun di abaikan Gavin dan terus melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Pergilah devil aku tidak apa-apa" Moeza akhirnya memilih duduk di salah satu kursi meja makannya sambil melipat kedua tangannya kemudian menenggalamkan wajahnya di sana.

Gavin menghentikan kegiatannya, berbalik menghadap Moeza seraya mengangkat alisnya sebelah,"Kau bahkan tidak sanggup untuk memasak dan itu kau sebut tidak apa-apa heh?" Tanya Gavin mengejek kemudian melanjutkan kembali acara memasaknya.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang