Bab 12

17.8K 917 8
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote ★

Sekarang mereka berdua tengah berada di dalam mobil. Ini sudah pukul 5 sore itu artinya jam kerja para pegawai di perusahaan Wellington sudah berakhir.

"Kau tidak perlu repot-repot seperti ini" ucap Moeza.

"Kau terlalu percaya diri. Aku hanya tidak ingin salah satu pekerja ku kenapa-kenapa dan mau tidak mau perusahaan harus bertanggung jawab" sahutnya enteng.

Moeza hanya membulat kan kedua matanya tidak percaya dengan apa yg barusan di dengarnya. Moeza memang beberapa hari ini tidak membawa sepeda motornya karena harus ada yg di betulkan selain itu dia ingin menghemat bensin.

Segitu teganya dia. Ah aku lupa iblis tetaplah iblis tidak akan pernah berhati malaikat.

"Meskipun aku iblis aku tetap menawan dan tak sedikit wanita yg rela melempar dirinya kepadaku" sahut Gavin percaya diri.

"Dasar penguntit" sahut Moeza malas.

Moeza sudah mengetahui perihal kelebihan lelaki yg merupakan atasannya itu, Ia terlalu malas untuk berdebat, Moeza kemudian memilih menyandarkan kepala nya ke sandaran kursi mobil dan tanpa membutuhkan waktu yg lama nafasnya sudah teratur menandakan Moeza yg sudah berada di alam mimpinya. Ia terlalu lelah seharian ini berdebat sampai ketiduran. Gavin menoleh merasa tidak mendapati ceracauan berisik Moeza, seketika itu pula Gavin tidak bisa menahan senyumnya yg mengembang.

Ternyata kau kelelahan yaa

Gavin terkekeh mengingat Moeza yg notebane nya wanita tapi tidak tanggung-tanggung dalam urusan makan. Hampir semua makanan yg Gavin pesan tadi habis dilahap oleh Moeza. Dia tidak seperti wanita kebanyakan yg makan dalam porsian sedikit dengan alasan takut gemuk.

"Kau tau? Aku tidak tahan ingin mengacak rambutmu setiap kali kau marah-marah" gumam Gavin kemudian melajukan mobilnya setelah tiang dengan tiga kotak warna itu menunjukkan warna hijau.

Setelah sampai di parkiran apartemen Moeza, Gavin mencoba membangunkan Moeza tetapi sepertinya nihil. Wanita itu tidur terlalu lelap.

"Dasar menyusahkan" gumam Gavin kemudian membopong Moeza masuk ke apartemennya.

Dengan susah payah gavin mencari card apartemen di tas Moeza, setelah ketemu dia langsung menggesek kan sehingga pintu apartemennya bisa terbuka, tanpa membuang waktu Gavin masuk dengan masih membopong tubuh Moeza.

Sesampainya di dalam kamar, Gavin melihat keadaan apartemen sederhana ini namun begitu nyaman. Gavin membaringkan Moeza dengan hati-hati di ranjang yg tidak terlalu besar itu. Entah apa yg merasukinya, Gavin berjongkok di depan Moeza mengamati wajah yg sudah 2 bulan ini selalu berhasil membuat Gavin selalu ingin menggoda nya bahkan membuat Gavin tersenyum kadang sampai terkekeh.

"Tidurlah. Sleep tighly tikus bar-bar" gumamnya kemudian mengecup singkat kening Moeza tidak lupa mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidurnya setelah itu pergi keluar dari apartemennya.

***

Sayup-sayup kicauan burung terdengar dan cahaya matahari pelan-pelan mulai menerobos dari celah kamar wanita itu. Hari ini adalah hari minggu dimana Moeza bisa tenang dan bebas tanpa gangguan dari atasannya itu meskipun hanya sehari.

Setidaknya itu lebih baik.

Alarm Moeza yg sedari tadi berbunyi membuat wanita itu mau tidak mau harus membuka kelopak matanya dengan susah payah. Setelah bisa mematikannya, Moeza kembali bergelung kedalam selimut mencari posisi yg nyaman. Baru saja memejamkan kembali matanya, bel apartemennya kembali berbunyi tidak sabaran. Mau tidak mau Moeza bangun dari kasurnya berjalan ke pintu apartemen untuk melihat siapa yg pagi-pagi buta seperti ini kurang kerjaan sekali mengganggu aktivitas tidur orang lain.

"Apa kau tidak‒"

Moeza sesaat terperangah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moeza sesaat terperangah. Ini ke kedua kalinya Moeza melihat Gavin memakai setelan santai. Kaos polos hitamnya dan keringatnya yg menetes. Sepertinya Gavin baru saja selesai olahraga membuat dia terlihat semakin sexy dimata Moeza. Sangat berbeda ketika Gavin memakai setelan formalnya ataupun setelan jas kantornya.

"Gavin.." gumamnya kemudian mengucek kedua bola matanya memastikan apakah ini ilusi atau memang kenyataan.

Lelaki yg di hadapannya hanya tersenyum walau tidak sampai mata tapi menurut moeza itu sangat... manis
Tidak seperti biasa yg selalu menampilkan senyum miring atau seringainya.

"Apa kau tidak punya kerjaan lain selain mengganggu ku?" Tanya moeza sarkas saat kembali ke alam sadarnya mengingat jadwal liburnya yg seharusnya Moeza habiskan untuk bergelung di dalam selimut tetapi malah harus kembali diganggu oleh orang yg setiap harinya mampu membuat darah Moeza mendidih.

Gavin hanya terkekeh kemudian masuk kedalam apartemen Moeza dan duduk di salah satu sofanya.

"Apa kau rela membiarkan orang tampan seperti ku di luar? " tanya Gavin dengan wajah sedih yg dibuat-buat. Sungguh membuat Moeza ingin muntah sekarang juga.

Moeza memutar kedua bola matanya jengah

"Apa tamu tidak disediakan minum?" Sindir Gavin kembali ketika melihat Moeza yg hanya bersedekap.

Moeza berdecih, "Dan apakah tamu masuk ketika belum disuruh masuk?" Skakmat.

"Aku bossmu,Moeza" geramnya pelan .

Belakangan ini Gavin selalu memanggil Moeza dengan namanya bukan dengan sebutan nama belakang nya lagi.

Moeza tertawa sinis,"Tapi maaf Tuan Wellington. Kau memang bossku tapi hanya saat di kantor diluar kantor kau hanya tamu yg tidak punya sopan santun"

Kemudian Moeza berlalu ke kamar mandi dan menutup pintunya kencang .
Seolah-olah memberi tau bahwa Moeza dalam suasana hati yg buruk saat ini

***

"Kurasa aku tertarik denganmu Miss Fernandez" gumamnya menyeringai

Terhitung sejak pertemuannya dengan Moeza pertama kali, saat itu pula ia merasa tertarik bukan karena suka atau cinta tetapi karena terobsesi. Entah apa yg membuat ia terobsesi, secara Moeza bukan dari kalangan atas. Lelaki itu membuang puntung rokoknya sembari menunggu sambungan telponnya terhubung

"Selalu pantau dia seperti biasa, aku tak ingin kehilangan nya atau pun melihatnya bersama pria lain sekalipun itu atasannya" desisnya kemudian mematikan sambungan telponnya setelah mendapat jawaban tegas dari orang kepercayaannya itu

"Kau bahkan mampu membuat ku bergairah hanya dengan melihatmu sayang" kekeh nya pelan


VOTE KOMEN SHARE

To be continued

Sudah di revisi.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang