Bab 33

11.5K 633 0
                                    

Happy reading

"Sayang, ayo turun" moeza tersadar dan mengedarkan pandangannya kesekeliling
Benar, mereka sudah sampai di tempat yg seharusnya tidak asing lagi bagi moeza
Berulang kali moeza menghembuskan nafasnya berusaha menguatkan dirinya sendiri, anggap saja ini uji mental untuk diri moeza sendiri
Karena moeza tau di dalam sana pasti ada seseorang yg baru saja ia temui semalam

"Kau kenapa hemm?" Moeza menolehkan wajahnya, sedetik kemudian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kemudian bersiap untuk membuka pintu mobilnya, kegiatannya terhenti karena gavin memegang pergelangan tangannya. "Aku bisa saja mencari tau semuanya dalam satu waktu, tapi aku menghargai kau sebagai pasanganku. Aku menunggu waktu tepat dimana kau yg akan menceritakan semua kehidupan dan masa lalumu. Saat kau benar benar percaya jika aku berhak tau masalah kehidupanmu apapun itu" moeza menundukkan kepalanya cukup lama keduanya berdiam d mobil

"Aku tidak yakin kau akan tetap bersama ku atau tidak saat kau mengetahui semuanya" kalimat yg bisa moeza ucapkan setelah terdiam cukup lama, gavin mengerutkan keningnya hingga berbentuk V

"Ayo kita sudah ditunggu keluargamu vin" moeza tersenyum dan melanjutkan kegiatannya membuka pintu mobil yg sempat tertunda tadi, meninggalkan gavin yg masih mencerna ucapan moeza barusan
Tak berapa lama kemudian gavin juga ikut turun dari mobil mencoba mengejar moeza dengan berlari lari kecil

Nampak wenny yg sedang melambaikan tangannya di ambang pintu yg diikuti vino di sebelahnya

Jangan harap wenny akan diam saja karena nyatanya wanita itu sekarang sudah menyumpah serapahi vino . Entah apa yg dikatakan wenny yg pasti terlihat sangat jelas dari mimik wajahnya yg enggan vino berada di sampingnya

Moeza terkejut dengan tangan kekar yg tiba tiba melingkar posessive di pinggul rampingnya,"selama aku menghilang, kau makan teratur?"

"Kenapa?"

"Kau kurusan sayang" moeza mencebikkan mulutnya saja melepaskan rangkulan tangan gavin yg sempat kendur lalu berjalan meninggalkan gavin

Tidak ingin kehilangan kesempatan, gavin memperbesar langkahnya dan kembali merangkul pinggul moeza kali ini lebih erat hingga moeza tanpa sengaja meringis,"aku benar benar seperti sedang merangkul pohon kelapa" bisik gavin yg langsung moeza pukul lengan kekarnya itu
Gavin hanya tertawa lalu mengacak rambut moeza yg terurai bebas bahkan tak segan segan mengecup puncak kepala dan pipi moeza didepan wenny dan vino yg ikut menyaksikan

Gavin berhenti mendadak saat sampai di ambang pintu, moeza melemparkan tatapn bingungnya kepada wenny dan juga vino yg ikut menatap gavin bingung

"Usaha lah lebih keras agar bisa seperti ku juga vin"

"DIAM KAU!!" teriaj wenny dan vino bersamaan

Seakan bukan apa apa, gavin hanya terkekeh mendengarnya berbeda dengan moeza yg menggeleng gelengkan kepalanya tidak habis fikir

Moeza sempat melirik kearah wenny yg ternyata juga meliriknya dengan tatapan khawatir, moeza hanya tersenyum riang seolah olah berkata "tidak perlu khawatir"

Keduanya kembali berjalan masuk meninggalkan wenny dan vino yg kembali ribut akibat vino yg tiba tiba mencuri kesempatan dalam kesempitan dengan mencium pipi wenny sebelah kiri

"Kau?!!" Wenny menatap garang kearah vino

"Ganteng? Makasih sayang. Tapi maaf you're not the first" wenny langsung memasang wajah jijik nya mendengar bagaimana vino memuji dirinya sendiri seperti itu

"Trust me hey, you're the last one" rasanya wenny ingin tertawa sekaligus kesal, entah mengapa tuhan mempertemukannya dengan makhluk menyebalkan seperti ini namun ada saty hal yg membuat wenny sedikit bahagia
Mengetahui sikap nya yg luar biasa dingin tak tersentuh saat sudah berada di wilayah pemotretran dan hanya kepada wenny dia bersikap gila seperti ini

***

Degub jantung moeza kembali berdetak tidak karuan, ini sudah kesekian kalinya ia mengelap keringatnya yg seakan memang tidak ingin berhenti padahal suhu ruangan di ruangan besar ini sangatlah dingin. Seluruh pendingin ruangannya hidup tapi tetap saja moeza seperti cacing kepanasan yg tidak bisa diam

"Oh son!! Is it really you?" Pekikan suara wanita yg sangat trendfashion itu mengalihkan perhatiannya
Untuk beberapa saat moeza memperhatikan interaksi dua orang yg sangat mencolok disana, wanita cantik itu sibuk memeluk gavin yg tampaknya jengah diperlakukan manja seperti itu membuat moeza sedikit terkekeh tapi tidak berlangsung lama karena suara yg muncul di sebelahnya membuat degub jantung moeza kembali berpacu

"Jadi bagaimana kabarmu anak manis?" Moeza tidak perlu menoleh untuk memastikan siapa yg sedang mengajaknya berbicara, moeza bahkan masih sangat hapal meskipun kejadiannya sudah bertahun tahun yg lalu namun suara ini tidak berubah

"As you see sir" jawab moeza datar. Moeza tetap akan menjaga kesopanannnya karena bagaimanapun dia bagian keluarga ini kan, meskipun moeza berbicara dengan sangat datar padahal jauh di dalam hatinya moeza sangat ingin pergi dari tempat itu

"Kau semakin cantik" gio memuji moeza sambil tersenyum, kedua mata gio tidak lepas memandangi tubuh mungil putih moeza yg hanya mengenakan dress selututnya memperlihatkan kaki putih jenjangnya

"Saya tidak percaya akan dipertemukan dengan anda di situasi seperti ini" moeza tersenyum tipis memberanikan diri menolehkan wajahnya untuk menatap wajah lelaki yg sungguh ingin ia hajar habis habisan tapi itu hanya angan angan

"Percayalah skenario tuhan tak pernah dusta" bisiknya cepat sedetik kemudian gio sudah kembali ke posisi duduknya lagi

"Dan percayalah gadis yg hampir gila akibat ulahmu ini masih hidup dan sedang duduk anggun di sampingmu" balas moeza sedikit menyeringai
Kalau semalam moeza merasa sangat down karena bertemu kembali dengannya, namun kali ini berbeda. Moeza akan menunjukkan kepadanya bahwa masalalu yg diciptakan olehnya bukanlah apa apa

"Oh benarkah? Tapi yg kulihat semalam kau menggunakan alasan classic agar bisa pulang. Aku sendiri tidak tau apa alasannya atau karena memang  kau masih terlalu syok bertemu kembali denganku" moeza terdiam mendengar ucapan lelaki sinting di sebelahnya ini
Kenaoa tidak dia ambil saja vas bunga yg sedang terletak cantik dilantai sana untuk di lemparkan ke wajah tampan gio atau mungkin moeza rusakkan wajahnya itu dengan garapan rumput

"Untuk apa aku-" ucapan moeza terpotong oleh suara bariton pujaan hatinya yg sudah mendaratkan bokongnya tepat di sebelah moeza
Moeza saat ini berada di tengah tengah 2 lelaki yg menyandang nama belakang yg sama namun memiliki peran berbeda
Di sebelah kiri moeza adalah orang dari masalalu nya dan di sebelah kanan moeza adalah orang yg membantunya kembali berjalan ke masa depan meskipun gavin tidak pernag tau bagaimana masalalu kehidupan moeza,"kalian sedang bercerita apa? Sepertinya seru" tanya gavin yg baru saja datang

"Bukan apa apa" moeza menjawab lebih dulu sambil tersenyum semanis mungkin agar gavin mau mempercayai ucaoannya
Gavin menganggukkan kepalanya singkat kemudian memiringkan sedikit kepalanya untuk melihat aktivitas gio yg sangat terang terangan sekali menatap tubuh moeza,"kau sepertinya sudah lebih dahulu mengenal moeza paman"

Tenang moeza tenang..

Hayoloh taburin bintangnya lebih banyak lagi
Taburin komentar banyak banyak, aku bakalan up lebih sering deh :D

See you :*

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang