Bab 21

15.6K 783 1
                                    

Bolehkan ya vote sebelum membaca
Happy reading
____________

"Halo my bar bar queen"  moeza memutar kedua bola matanya mendengar sapaan alay gavin
"Sejak kapan kau menjadi seperti ini vin?"
" seperti ini apa nya?"
"Menjadi alay"
"Alay?" Moeza menepuk jidatnya, ia lupa jika di negara perancis mana ada kata alay
Hanya di negara nya di indonesia bahasa itu sangat trending topic
"Lupakan saja" sahut moeza tertawa
"I miss you" 3 kata yg membuat moeza merasa geli namun juga sedikit merasa senang di saat yg bersamaan
"Rayuan mu terlalu kuno sir" kali ini moeza mencoba mengejek gavin
"Benarkah? Tapi kurasa rayuan kunoku mampu membuatmu senyum seperti orang gila disana" balas gavin telak
Moeza melihat setiap sudut kamarnya siapa tau gavin diam diam telah memasang cctv yg amat sangat kecil sehingga moeza tidak bisa mengetahuinya

"Aku seperti sedang berbicara dengan benda mati" gerutu gavin
"Bagaimana kau bisa tau?" Tanya moeza dengan polos
" ah jadi dari tadi aku dikacangin karena kau terlalu sibuk memikirkan bagaimana tebakan ku bisa benar"
Moeza hanya mengangguk anggukan kepalanya padahal gavin tidak bisa melihatnya
"Iya vin"
"Sekali saja panggil aku dengan sebutan iya gavin sayang. Pakai embel embel sayang biar kaya anak hits" rengek gavin
"Kau terlalu cerewet akhir akhir ini"
"Hanya kepadamu saja"
"Kenapa?"
"Cause you're my love"
"Diamlah sudah kubilang rayuan mu terlalu kuno " kekeh moeza
"Oke baiklah" sahutnya cepat
Hening .... sementara sambungan telpon masih terhubung

"Vin" masih tidak ada jawaban . Moeza kembali memanggil gavin tapi tetap tidak ada jawaban
Moeza menghela nafasnya sebelum berkata,"sa..yang" kalimat itu terlalu kelu untuk moeza ucapkan namun ia tetap berusaha melakukannya
"Say it again" gavin terkesiap
"Sa..yang"
"Haha finally I win"
"Kenapa kau diam?" Moeza menghiraukan gavin yg saat ini sangat senang hanya karena di panggil "sayang"
"Aku hanya menuruti kemauanmu sayang"
"Dasar bodoh" celetuk moeza
"Hei kalo aku bodoh aku tidak mungkin bisa jadi billionaire" sahut gavin merajuk
"Itu hanya kebetulan saja" goda moeza lagi, moeza benar benar ingin tertawa sekarang juga tapi ia tahan
"Kebetulan bagaimana? Kau kira ini lotre?"
Baiklah ini terakhir kali moeza mengerjai gavin setelah itu ia akan berhenti
Ia tidak tega berlama lama mengerjai gavin
"Sama halnya menjalin hubungan denganku, hanya suatu kebetulan" entah mengapa setelah mengucap kalimat terakhir tadi hati moeza merasa sakit
"Arrggghhh jangan samakan hubungan kita dengan jabatan ku sayang ck" jawab gavin sambil mengacak rambutnya frustasi
" kau tau? Kau tidak bisa dibandingkan dengan apapun" lanjut nya
Moeza hanya tersenyum mendengarnya
Jujur saja sebagai wanita normal ia senang di perlakukan seperti itu
I hope all of your sentences is true, ucapnya dalam hati

"Vin,boleh aku bertanya" ucap moeza takut takut
"Aku pasti akan menjawabnya"
"Mengapa kau memilih bersamaku?" Ini terdengar seperti pertanyaan anak abg tapi mau bagaimana lagi setiap wanita pasti ingin tau alasan mereka memilih kita kan sebelum kita benar benar memantapkan hati kita kepada mereka, termasuk moeza yg ingin tau alasan gavin memilih nya sebagai pasangan
Moeza ikhlas jika nantinya ia harus mendengar alasan gavin tidak seperti yg moeza harapkan
"Aku akan menjelaskan nya saat kita bertemu" ucapnya datar
"Kau tak perlu menjawabnya vin"
Terdengar helaan nafas disebrang telpon," kau berbicara seperti itu seolah olah kau hanya memberi pertanyaan yg sebenarnya kau sudah tau jawabannya"

"Vin aku lelah ingin istirahat" putusnya
"Istirahat lah putri tidur, jangan muncul lagi di sosmed manapun"  perintahnya
"Oke mom" ejek moeza
"I'm not your mom" geramnya
"Sleep tightly sayang" kemudian memutuskan sambungan telponnya

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang