Bab 11

17.6K 959 7
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote ★

Hari demi hari telah berlalu dengan segala perdebatan adu mulut yg mirisnya selalu Gavin yg menang. Gavin selalu memiliki ribuan cara agar Moeza mengalah dan beralih Gavin yg selalu menang tiap kali mereka berdebat. Gavin senang dengan sikap Moeza yg selalu berani memotong dan membalas perkataan Gavin.

Sudah 2 bulan Moeza bekerja dan memang sepertinya takdir sedang menguji kesabarannya habis-habisan, lihat sekarang wanita itu harus malu untuk kesekian kalinya karena dengan bodohnya pergi ikut dengan Gavin tanpa bertanya akan kemana dan seperti biasa lelaki itu dengan keras kepala tidak akan memberi tau tempat yg akan mereka datangi. Ini bukan yg pertama kali nya Moeza dibawa ketempat highclass seperti restoran yg sedang dikaguminya saat ini dimana hanya orang-orang tertentu yg bisa kesini dan untuk yg kesekian kalinya pula wajah norak Moeza keluar setiap kali dibawa ketempat berkelas seperti ini.

 Ini bukan yg pertama kali nya Moeza dibawa ketempat highclass seperti restoran yg sedang dikaguminya saat ini dimana hanya orang-orang tertentu yg bisa kesini dan untuk yg kesekian kalinya pula wajah norak Moeza keluar setiap kali dibawa ketempat...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun kesal dengan sikap Gavin yg semena-mena, tetapi sedikit banyak nya ia merasa beruntung bisa menginjakkan kaki di restoran berbintang seperti ini apalagi secara gratis. Kapan lagi bisa diajak makan di tempat mahal seperti ini bersama atasannya?

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika akan kesini?" erangnya frustasi membayangkan jika Moeza harus melihat lirikan sinis dan cacian maki yg akan di lontarkan jalang-jalang di dalam sana nantinya.

"Ayo turun" ucap Gavin tanpa rasa bersalah sambil melihat jamnya, masih ada 10 menit lagi waktu bertemu dengan klien nya. Gavin sama sekali tidak menggubris kalimat protes Moeza.

"Aku tidak mau! Aku akan disini menunggu mu saja" sahut Moeza sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Terserah kau saja aku tidak bertanggung jawab jika kau kehabisan oksigen nantinya" sahutnya enteng kemudian keluar dari mobil dan mengunci pintunya secara otomatis.

Moeza yg masih mencerna ucapan Gavin kemudian segera sadar dan ingin keluar mengejar Gavin namun nihil pintu mobil sudah lebih dulu terkunci. Moeza menggedor-gedor kaca mobil sambil berteriak yg pasti tidak akan terdengar. Gavin yg melihat nya hanya menampilkan senyum kemenangan.

Dasar gadis keraas kepala, batinnya. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah puas melihat wanita yg sukses membuat dia tanpa sadar lebih sering terkekeh atau sekedar tertawa ringan, Gavin kemudian membuka kunci pintu mobil nya dengan remote otomatis dalam sekali tekan. Gavin tau setelah ini ia akan mendapat amukan dari wanita bar-bar itu habis-habisan. Dia akan di caci maki, segala macam sumpah serapah akan Moeza keluarkan dan Gavin tidak sabar untuk segera mendengarnya.

Sungguh ini gila. Tapi, Gavin menikmatinya.

Gavin berdiri tidak jauh dari mobilnya seolah memang sedang menunggu Moeza dan umpatan-umpatan yg akan Gavin dengar, dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku seraya menunggu Moeza keluar dari dalam mobil dengan wajah yg sudah ditekuk dan seperti ada tanduk yg sedang keluar sembari menahan emosi yg siap untuk di ledakkan.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang