Bab 36

11.3K 540 3
                                    

Happy reading semua :* :*

Sudah sejam yg lalu vino berdiri gagah di depan apartemen wenny
2 hari setelah gavin dan moeza kembali ke tempat tinggal mereka, wenny dan vino juga kembali ke paris. Ralat bukan wenny dan vino tapi sebenarnya hanya wenny saja tapi yah kalian tau sendiri meskipun wenny memaki nya habis habisan vino tetap akan ikut dengan dirinya ke paris

Vino hanya memakai kaos biasa, tangan kanannya memegang bungkusan makanan dan tangan kirinya memegang smartphonenya, mencoba menghubungi wenny terus menerus

"Kau mau apa?" Vino menurunkan smartphone nya dari telinga saat mendengar pintu terbuka dan mendengar suara sang empunya. Dia mulai melihat penampilan wenny dari kepala hingga ujung kaki
Wenny yg tak sabar sekaligus benci ditatap seintens itu kembali bersuara,"kau mau apa?"

"Kau sakit? Pantas kau tidak membuka pintu mu" Vino meletakkan bungkusan makanan tadi secara sembarang lalu  berjalan sedikit mendekat menempelkan punggung tangannya di dahi wenny dengan raut khawatir,"kenapa tidak menghubungi ku jika kau sakit sayang"

Wenny membiarkan vino mengomeli dirinya bahkan dengan embel embel sayang, kepalanya sudah cukup pusing ditambah suhu badannya yg lumayan panas jadi ia malas berdebat adu mulut dengan vino

"Eh kita mau kemana?!" Ucap wenny terkejut ketika vino memegang pergelangan tangannya menarik dirinya untuk ikut dengan vino. "Ke altar" vino kembali menarik tangan wenny  membawanya keluar apartemen membiarkan wenny berpikir dalam kebingungan

"Ke altar katanya?" Gumam wenny. Setelah dirinya sadar, wenny menghentikan langkahnya mendadak menatap vino dengan tatapan was was,"kau gila? Mengajak ku ke altar? Dengan pakaian seperti ini?"

Vino menyeringai,"oh kalau begitu ayo kembali ke apartemenmu agar kau mengganti bajumu"

"Tidak tidak bukan itu maksudku" wenny menggeleng gelengkan kepalanya
Vino berjalan mendekati wenny. Wenny yg terkesiap ikut berjalan mundur hingga dirinya berhenti karena punggungnya menabrak tembok,"lalu apa yg kau maksud sayang?" Tanya vino . Entah mengapa suaranya menjadi begitu sexy di telinga wenny

Wenny menelan salivanya kasar "sialan ada apa dengan jantungku ?"
"Vin bisakah kau mundur?" Wenny melirik kesana kemari memastikan tidak ada penghuni apartemen yg lain yg ikut menyaksikan tontonan gila ini

Vino tidak peduli malah ia mengurung wenny didalam kungkungan kedua tangannya,"ayolah jangan gila,jangan disini, ini tempat umum vin" ucap wenny khawatir
Vino semakin mendekatkan wajahnya kearah wenny, wenny menahan nafasnya sambil menatap vino was was namun vino semakin mengikis jarak diantara mereka
Wenny menutup kedua bola matanya pasrah dengan apa yg akan diperbuat vino saat ini. Sudah 5 menit berlalu namun tidak ada benda kenyal yg menempel di bibirnya atau di sekitar wajahnya

Wenny membuka matanya sebelah lalu membuka kedua matanya melihat vino yg hanya berdiri memandangi tingkah konyol wenny sambil menahan tawa,"dasar mesum, kau kira aku akan mencium mu? Kau belum mandi" vino menutup hidungnya pura pura bau. "Dan kau kira aku akan membawa mu ke altar hem? Kau sudah tidak sabar ternyata ya. Aku tidak segila itu membawamu ke altar disaat keadaanmu sedang tidak sehat begini" ucapnya lagi membuat wenny terdiam. Wenny merasakan pipinya menghangat, dia yakin saat ini pipinya pasti seperti kerang rebus

"Sudah ayo, kita harus kerumah sakit agar kau diperiksa" untuk kesekian kalinya vino membuyarkan lamunan wenny . Wenny tidak membantah, dia mengikuti langkah vino yg membawanya ke parkiran untuk pergi ke rumah sakit terdekat

***

"Pulanglah" ucap wenny sambil membuka sendalnya saat sudah sampai dirumah
Ingin sekali rasanya wenny berteriak tadi tetapi ia tahan karena sedang berada dirumah sakit

"Ibu wenny hanya kelelahan saja dan dia akhir akhit ini jarang sekali makan" ibu dokter menjelaskan. "Kalau saya boleh tau anda siapanya?"
Baru saja wenny ingin menjelaskan status mereka, vino lebih dulu menjawab,"saya suami nya bu dokter" jawabnya tersenyum menghiraukan tatapan terkejut wenny
"Baguslah jika anda suaminya. Saya harap anda bisa menjaga kesehatan wenny"

"Tapi kau masih-"
"Aku bilang pulang ya pulang! Kusarankan ini yg pertama dan terakhir kau mengaku sebagai suamiku" ucap wenny sarkas memotong ucapan vino. Tangan wenny benar benar gatal rasanya untuk menghajar wajah tampan vino

"Aku jodohmu, aku ditakdirkan bersamamu. Aku masa depanmu sekaligus calon suamimu" ucapnya sambil menaik turunkan kedua alisnya

"Menjijikkan" gerutu wenny

"Aku akan pulang, tapi setelah memastikan kau makan dan minum obat" baru saja wenny ingin merasa senang namun harus diurung kembali karena lanjutan ucapan vino selanjutnya

"Oh ya lord, guling guling kan saja aku dijalan" wenny menghembuskan nafasnya kasar sambil memijit pelan pelipisnya

Wenny tidak punya pilihan lain selain mengiyakan apa yg vino mau,"baiklah sekarang kau mau apa?"

Vini tidak berkata apa apa lagi, dia berjalan melewati wenny sambil mengacak sedikit rambut wenny,"bahkan saat sakitpun kau masih saja susah diatur" lalu berjalan kearah dapur dengan bersiul siul kegirangan

"Sepertinya dia pemilik apartemen ini dan aku disini sebagai tamunya" gumam wenny sambil melihat punggung tegap itu yg semakin menjauh dari pandangannya

Tenkyuuuuuu buat yg masih mau baca cerita super gajelas ini

Taburin votenya banyak banyak beserta komen dungg :* :*

TBC

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang