Bab 14

16.2K 820 3
                                    

Wanita itu pergi bekerja seperti biasa, tidak peduli dengan tatapan sinis pegawai wanita disanayg menatap Moeza rendahan karena iri dengan kedekatannya bersama Gavin. Bayangkan saja seorang cleaning service diajak makan di restoran ternama bahkan diantar pulang oleh Gavin si billionaire dingin. Tapi tidak bagi Moeza, menurutnya Gavin bukan orang yg seperti di juluki orang-orang seperti si manusia kejam,es,kaku, dan sebagainya. Menurut Moeza, Gavin adalah sosok pria yg lembut dan menyenangkan meskipun sifat menyebalkannya mampu membuat Moeza berubah seperti singa yg lapar dalam 1 detik.


Memang awalnya Moeza juga berpikir Gavin hanyalah iblis yg diciptakan Tuhan dalam bentuk kemasan manusia tapi seiring waktu kedekatan mereka berdua membuat Moeza berfikir ulang bahwa Gavin sebenernya sosok yg excited. Moeza sedang menunggu pintu lift khusus pegawai terbuka sambil sesekali tersenyum kepada pegawai lain yg menyapanya . Sebisa mungkin Moeza harus menghindari Gavin. Moeza masih terlalu malu akibat kejadian semalam.

Akhirnya pintu liftt sampai d lantai 1 dan terbuka kemudian Moeza buru-buru melangkah kan kakinya masuk kedalam sebelum pintu kembali tertutup. Belum selangkah Moeza melangkah tiba-tiba saja ada yg menarik pergelangan tangannya dan membawa ke lift satunya lagi yg merupakan lift khusus petinggi maupun Billionaire saja.

Masih pagi buta tapi Gavin sudah membuatnya emosi bukan main, "Apa kau gila?!" Moeza menekan nekan tombol lift agar pintu kembali terbuka namun nasib berkata lain lift yg mereka masuki sudah bergerak keatas dan itu artinya Moeza harus siap tersulut emosinya di pagi buta seperti ini.

"Satu hari saja, kumohon jangan mengganggu ku, Vin", lirihnya sambil menyandarkan tubuhnya di dinding lift.

"Aku tidak mengganggu mu" bela Gavin sambil menatap Moeza dengan kedua tangan yg di masukkan nya kedalam saku celana, "Aku bahkan menyelamatkan mu"

"Apa kau bilaang? Dengan menarik ku masuk kedalam lift ini kau bilang kau menyelamatkan ku!!" Jawab Moeza yg semakin tersulut emosi. Moeza tidak tau harus bagaimana menghadapi iblis yg mungkin tidak cukup di juluki seperti iblis karena dia benar-benar melebihi iblis.

Moeza menarik kembali ucapannya yg mengatakan jika Gavin sosok yg excited. Gavin tetaplah Gavin. Dia adalah pria menyebalkan yg setiap harinya hanya mengganggu ketenangan Moeza saja.

Gavin hanya mengedikkan bahunya seolah-olah yg dikatakannya memang benar.

Ia hanya menyelamatkan saja

"Menurutku se-isi pegawai yg ada di gedung ini akan menjadi musuh ku semua kecuali Emely. Dan mungkin besok akan ada yg datang membawa susu basi kemudian menumpahkannya di kepala ku karena merasa aku telah menggoda incaran mereka" ocehnya seraya putus asa, Moeza tidak tau bagaimana besok ia menghadapi semua mata sinis dan mulut gosip yg pastinya akan semakin bertambah akibat kejadian hari ini dan itu semua karena ulah Gavin.

"Kau terlalu dramatis sayang" ucapan Gavin menyadarkan Moeza yg tengah membayangkan hari-hari mengerikan itu . Gavin berjalan mendahului Moeza yg sudah seperti orang yg sudah tidak memiliki gairah hidup lagi....

***

"Aku tidak ingin makan di sini lagi Gavin" Moeza terus merengek supaya tidak makan di restoran mahal seperti ini, hari ini ia sudah terlalu lelah mendengar semua hinaan para pegawai Gavin yg terang-terangan menghina Moeza. Dia terlalu lelah harus menghadapi tatapan sinis dari pengunjung disini.

Gavin mengabulkan permohonan Moeza yg sedari tadi merengek minta di bungkus saja pesanan mereka lalu makan di ruangan Gavin. Anggukan Gavin ternyata membawa pengaruh bagus buat Moeza. Wanita itu langsung berseri-seri kemudian pamit pergi ke toilet, dia sudah tidak tahan lagi untuk buang air kecil.

"Jangan lama-lama tikus bar-bar. Aku akan menunggu di meja sebelah sana" tunjuk Gavin kemudian tersenyum kepada Moeza yg dibalas anggukan keras dari Moeza kemudian berlalu pergi ke toilet di restoran itu.

Belakangan ini Gavin terlalu sering tersenyum kepada Moeza. Mereka semakin dekat setiap harinya. Gavin tidak perduli statusnya sebagai Billionaire karena ia merasa begitu nyaman sampai lupa akan status masing-masing.

Moeza memegang dadanya saat telah berada di dalam kamar mandi. "Ahh ya Tuhan ada apa ini? Kenapa hanya karena Gavin tersenyum jantung ku berdetak tidak karuan seperti ini"

Moeza menggeleng-gelengkan kepalanya saat muncul pemikiran-pemikiran bahwa ini salah satu tanda bahwa Moeza mulai menyukai Gavin.

"Tidak mungkin aku suka dengan devil sepertinya" gumamnya mencoba menyangkal perasaanya.

"Tipe mu bukan seperti Gavin yg menyebalkan Moeza" Moeza terus mengingatkan dirinya, mencoba meyakinkan lagi bahwa ia tidak mungkin mulai menyukai Gavin. Moeza kemudian menuntaskan acara buang air kecilnya setelah itu kembali ke tempat Gavin menunggu.

"Ayo " ajaknya kemudian berjalan mendahului Gavin tapi tiba-tiba saja ada yg memeluk pinggangnya dari samping dengan sangat possessif.

Gavin saat ini berjalan di samping Moeza sambil memeluk pinggang ramping Moeza. Moeza panik dan mencoba melepaskan pelukan itu namun yg terjadi adalah pelukan Gavin yg semakin erat.

"Gavin lepaskan" ucapnya pelan.

Moeza menundukkan kepalanya. Dia tidak tahan melihat bagaimana reaksi pengunjung disini yg melihat mereka. Dan pasti mereka berpikir Moeza benar-benar wanita penggoda.

"Gavin mereka bisa menilaimu rendah karena merangkul cleaning service sepertiku"

"Dan kau pikir aku peduli?" Sahut Gavin yg seperti nya tidak merasa risih sedikitpun dengan tatapan para pengunjung.

"Oh ayolah jangan lagi menambah hatersku"

Gavin menoleh seraya terkekeh kecil ketika mendengar kata haters yg keluar dari bibir Moeza," haters? Kau kira kau artis"

"Ishh kau ini!!" Moeza memutar kedua bola matanya jengah kemudian memilih diam. Dia benar-benar ingin mencekik Gavin saat ini juga asal kalian tau.

VOTE KOMEN SHARE

Komen sama vote yg banyak yaa :)

Follow ig : dwiiramadani11

Sudah di revisi.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang