Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔

Bab 17

"Aku tau ini terlalu cepat tapi percayalah sudah dua bulan belakangan ini aku selalu menyangkal bahwa ini bukan perasaan suka tapi tetap saja hatiku berkata lain" tutur Gavin menjelaskan kepada Moeza agar wanita itu mengerti dan tidak kebingungan lagi.

Memang benar apa yg dikatakan Gavin, sudah dua bulan belakangan ini ia menyangkal perasaannya namun tetap saja ia tidak bisa.
Entah sejak kapan perasaan itu hadir, Gavin sendiri juga tidak tahu.

Ia benar benar terjebak dalam permainan yg dibuatnya.

"Jadi bagaimana?"
Moeza menoleh menatap Gavin dalam diam sampai kemudian dia berkata,"Tapi aku tidak bisa Vin. Ini terlalu cepat" sahut Moeza kemudian langsung memutuskan kontak matanya dengan Gavin.

Jauh didalam hati Moeza, dia juga benar-benar tidak mengerti dengan perasaan nya saat ini. Moeza juga sebenarnya selalu berdebar setiap kali berdekatan dengan Gavin namun ia selalu mengenyahkan pikiran-pikiran ia yg menyukai Gavin atau semacamnya.

Gavin berdiri seraya mengacak rambutnya frustasi namun ia tetap berfikir keras jangan pikir ia akan menyerah. Ini yg pertama kalinya Gavin ditolak dan dia harus memikirkan cara ekstrim apa kira-kira yg bisa membuat Moeza menerimanya malam ini. Well.. Gavin tidak boleh pulang dalam keadaan dia yg kecewa karena ditolak wanita. Bisa hancur harga diri beserta reputasi nya selama ini. Gavin menampilkan seringainya ketika menemukan caranya. Tidak sia-sia Gavin mempunyai otak yg cerdas karena sekarang ia sudah mendapatkan ide yg akan membuat Moeza mau tidak mau menerima Gavin meskipun terpaksa.

Katakan saja jika Gavin memang licik. Bukankah lelaki itu memang seperti itu?

Gavin kembali berjalan dengan santai kearah Moeza yg sedang duduk seraya menatap televisi yg menampilkan film drakor kesayangannya.

"Kau benar akan menolakku,hemm?" Tanya Gavin dengan nada datar dan kedua tangannya yg ia masukkan ke dalam saku celana.
Moeza hanya mengangguk tanpa berniat menoleh. Dia terlalu hanyut dalam film drakor nya saat ini. Menurutnya juga ini terlalu cepat jika ia harus menjalin hubungan spesial dengan Gavin.

Gavin menundukkan badannya hingga bibir nya sejajar dengan telinga Moeza kemudian berbisik,"Kupastikan kau tidak akan diterima di perusahaan manapun mulai malam ini honey"

Refleks Moeza menoleh kearah Gavin tapi lagi-lagi yg terjadi diluar dugaannya, Moeza mendapatkan kecupan di pipi nya.
Gavin tidak menarik dirinya lagi setelah membisikkan kalimat yg mampu membuat singa tidur itu bangkit. Dia sengaja menahan posisinya seperti itu entah mengapa ia menjadi hobi mencium Moeza dan berakhri Moeza yg akan mengamuk.

"Kau mengatakan jika kau menolakku tetapi kau sengaja menoleh agar mendapat ciuman dari diriku kan?" ejek Gavin setelah kembali menegakkan tubuhnya seperti posisi semula sembari menahan gelak tawanya melihat ekspresi kesal Moeza dan kedua pipinya yg memerah.

Moeza tidak bisa berkata apapun karena niatnya memang bukan seperti yg dikatakan Gavin. Dia menoleh hanya untuk memastikan ucapan Gavin barusan tapi yg terjadi malah diluar rencana Moeza.

"A‒aku memang menolakmu dan soal mendapatkan ciuman, sungguh itu diluar rencana" Moeza tergagap seraya mencoba membela dirinya sendiri.

Gavin menaikkan alisnya seraya mengulum senyum tipis.

"Benarkah? Wow, suatu fakta yg mengejutkan" ucap Gavin dengan nada mengejek.

"Aku tidak masalah jika kau memang ingin ku cium lebih dari yg tadi" goda Gavin seraya menaikkan kedua alisnya.

Menggoda Moeza ternyata sudah menjadi hobby baru Gavin setelah hobby pertamanya yg senang membuat Moeza mengamuk dan mengumpat setiap harinya karena Gavin. Pria itu menyukai sifat ketus Moeza yg tidak berlaku hanya kepada dirinya tetapi juga kepada semua pria. Gavin berbalik badan dan berjalan menuju pintu apartemen Moeza. Dia berniat akan pulang tapi bukan berarti Gavin benar-benar akan pulang. Ini hanya bagian dari siasatnya saja agar Moeza menerimanya. Harus kalian ingat jika Gavin tidak akan pulang dalam keadaan kecewa karena ditolak wanita!