Bab 9

17.9K 907 6
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote ★

Di dalam mobil sport yg mewah itu, Gavin dan Moeza sedari tadi terus berdebat tidak ada yg mau mengalah. Sampai akhirnya wanita bermata hazel itu memilih diam dan mengamati bangunan-bangunan yg menjulang tinggi dari dalam mobil.

Hening...

1 detik

2 detik

3 detik

"Oh ayolah, Tuan keras kepala aku sudah muak mengatakan pertanyaan yg sama kepadamu daritadi" geram Moeza tak ada satupun pertanyaan nya yg di jawab.

Moeza pergi masih dengan seragam cleaning service nya. Dia hanya merapikan diri seadanya karena tidak pernah berfikir sedikit pun bahwa ia akan diajak Gavin menghadiri pertemuannya di salah satu restoran ternama di kota Paris.

"Dan aku bosan menjawab pertanyaan yg sama darimu wanita bar-bar " jawab Gavin mengejek dan masih setia menatap lurus jalanan tanpa menoleh sedikit pun membuat wanita disampingnya ini harus kembali meredamkan amarah nya yg sudah sampai di ubun-ubun.

Moeza kembali diam sambil sesekali menghembuskan nafasnya kasar. Merasa sia-sia jika ia terus-menerus bertanya dengan pertanyaan yg sama.

"Turunlah kita sudah sampai" ucap Gavin kemudian langsung turun dari mobil.

"WHAT?! demi apa cyinnn? Beruntung sih bisa kesini tapi apa-apaan dia itu. Lihatlah, aku masih memakai pakaian sialan ini" gerutunya tak habis pikir dengan lelaki ini yg tak henti-hentinya membuat ia malu baik secara terang-terangan maupun tidak.

"Sekali iblis tetap saja iblis" lanjutnya kemudian segera keluar dari dalam mobil dan menyusul Gavin yg sedari tadi telah menunggu

Moeza masuk kedalam restoran berbintang lima tersebut tanpa memperdulikan tatapan remeh dari para pengunjung. Ia berjalan sembari kedua bola matanya yg ikut menyusuri tempat mahal ini hingga akhirnya ia menabrak punggung lebar milik Gavin Wellington.

"Pakai matamu saat berjalan" ucapnya datar tanpa menoleh kebelakang.

Moeza hanya diam tidak mau melawan ucapan tidak berguna itu meskipun bibir ranum nya gatal ingin membalas perkataan Gavin. Moeza kembali mengikuti Gavin berjalan sampai akhirnya mereka tiba di salah satu ruangan yg tidak seramai pengunjung yg ada di lantai 1 tadi.

Mungkin ini yg disebut ruangan VVIP

"Jangan bilang kau baru pertama kali masuk ke restoran berbintang seperti ini bahkan baru merasakan berada di ruangan VVIP " ejek Gavin saat membaca pikiran Moeza.

Moeza hanya mendelik kan kedua bola matanya setelah itu menunduk malu karena ucapan Wellington barusan, orang yg berada di sekitar mereka semakin memandang remeh Moeza.

***

Tidak terasa sudah genap sebulan Moeza bekerja di perusahaan milik Gavin. Memiliki atasan seperti Gavin seperti terkena musibah karena kau tidak akan bisa tenang selama ia masih bernafas tapi mau bagaimana lagi, Moeza memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

kini Moeza telah sampai di apartemen sederhana nya itu. Setelah melakukan perdebatan panjang lebar dengan Gavin yg entah mengapa bersikeras ingin mengantar Moeza pulang. Namun bukan Moeza namanya jika dia tidak keras kepala dengan terus menjawab kalau dia tak ingin diantar sampai akhirnya gadis yg katanya keras kepala itu akhirnya luluh dan mengalah diantar pulang oleh Gavin.

Wanita bermata hazel itu kini telah selesai membersihkan dirinya, dia memakai piyama beruang kesukaannya dan beranjak ke tempat tidur nya mengambil benda tipis canggihnya kemudian menyambungkan ke sebuah kabel yg akan mengisi kembali nyawa ponselnya.

Possessive Boyfriend (AVAILABLE ON PLAYBOOK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang