Enam - Terkecoh

30K 2K 24
                                    

"Tama, tente sama Mhyra duluan yah" pamit tante Aryani kemudian memasuki mobil yang terparkir di dekat pagar. Pak tama hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala.

Kaca mobil terbuka dengan kepala tante Yan sedikit keluar kemudian berteriak.

"Jagain anak perawan tante loh, awas jangan di apa – apain kalo di sayang sih boleh" kemudian  tawanya pecah. Kaca di bangku tengah pun terbuka. Mhyra menatapku, namun jarinya berselancar ria di ponselnya. Kemudian dengan tatapannya menyuruhku untuk melihat ponsel.

Dddrrrtttt

Ponselku bergetar.

Mhyra :

Lu hutang penjelasan ke gue. Siang jangan kemana – mana tunggu gue dirumah mas Tama.

Aku hanya menyiritkan senyum kearahnya. Tadinya sih aku udah susun rencana buat alesan pindah kosan, yaa walaupun dengan kebohongan. Tapi kalau udah tertangkap basah gini apa mau di kata.

***

"Pak, baju saya nanti ditaruh dimana? Lemarinya Aya udah ga ada ruang buat baju – baju saya" tanyaku.

"siapa yang kasih izin kamu taruh barang – barang di kamar Aya. Kamu harus sadar posisi." Tegasnya.

"Lah semalem Bu Yayu bilang kalau saya nanti tidur di kamar Aya. Gimana sih? Apa saya tidur sama bapaknya?" candaku. Tapi sebuah toyoran mendarat di kepalaku.

"Kamu emang tidur nemenin Aya, tapi kamu punya kamar sendiri. Kamu taruh barang – barang dikamar tamu. Dan gunakan kamar mandi yang disana, jangan sekali – kali kamu pakai kamar mandi Aya. Siapa tau kamu bawa virus?". Nah kan mulutnya mulai lagi, dicium valak baru nyaho dia.

Aku ber oh ria "Pak kayanya kita harus buat kontrak kerja dulu deh." Menoleh kearahnya. "Buat melindungi saya, yaa namanya tinggal bareng om Duren jarang di belai, bisa rugiin saya kalo ada apa – apa nantinya" ucapku penuh semangat.

"kamu gak usah khawatir, gak..." langsung ku potong ucapannya.

"ada yang menarik dari diri kamu" mengikuti caranya berbicara. "Sudah hapal saya pak".

Pria ini emang bener – bener. Setelah ku taruh pakaian di lemari yang saat ini sudah jadi miliku, ya walau sementara entah sampai kapan. Aku beranjak ke ruang tamu, menghampiri bos baruku untuk mendiskusikan kontrak. Ku genggam 3 kertas HVS beserta 2 pulpen.

"Pak." Ku serahkan satu kertas padanya. Ku duduk di hadapannya.

"Apa ini?" tanyanya.

"Kalau di drama korea biasanya kalau kerja kaya gini kita buat kontrak kesepakatan. Masing masing mengajukan 10 poin aturan. Setelah itu kita sepakati masing – masing dari kita ambil 5 poin dari peraturan yang ditawarkan pihak kedua." Jelasku panjang kali lebar.

Pak bos menghela nafas dengan malas, kemudian mengikuti peritahku. Tumben banget dia ga ngedebat dulu, biasanya kan 10 menit bisa abis buat adu argument. Haha aku senang, kalo dia kaya gini kan manis. Dia sebagai pihak pertama dan aku sebagai pihak kedua.

--

Pihak pertama

1. Pihak kedua bangun pukul 4.30 pagi, menyiapkan sarapan dan pakaian. Pihak kedua wajib Menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam.

2. Tidak menggunakan kamar mandi anak pihak pertama. Ganti seprai 3 hari sekali.

3. Tidak boleh membawa orang luar masuk kedalam rumah pihak pertama.

4. Setiap hendak pergi kemanapun harus membawa putri pihak pertama atas ijin pihak pertama dan harus di antar supir.

5. Tidak boleh bertanya apalagi mencampuri urusan pribadi pihak pertama, dan tidak boleh menggaggu privasi pihak pertama

Siap Pak Boss [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang