*Author pov
Tiga hari sudah Riani tinggal di rumah orang tua Tama. Selama itu pula Riani mengurung diri, ia tak berani untuk keluar rumah, ia terlalu takut jika harus berhadapan dengan kenyataan. Ia hanya berada di dalam rumah orang tua Tama, sebenarnya ia tidak enak hati merepotkan sang pemilik rumah, ia hanya orang yang baru dikenal tapi dengan lancangnya meminta perlindungan pada mereka, baginya tinggal disana adalah tameng agar ia tidak lagi berhadapan dengan kejamnya dunia.
Kepercayaan yang ia bangun dengan susah payah, pengorbanan yang ia lakukan hanya di anggap sebagai angin lalu oleh sahabatnya.
Empat tahun lalu ia tidak memiliki keberanian untuk membuka diri pada orang lain, selain pada bi Atik dan keluarganya. Bahkan saat dulu tinggal di rumah saudaranya yang lain guna mengindari sang ayah ia tetap menutup diri.Di rumah itu, ia tidak hanya diam. Selain mengurus Aya, ia juga ikut membantu pekerjaan rumah bersama asisten rumah tangga disana. Pagi hari ia ikut mami Tama untuk mengurus tanaman hiasanya.
Ia masih canggung dengan pemilik rumah, namun mereka sangat ramah pada Riani.
Ia merasa seperti memiliki keluarga, tapi sekali lagi ia tak mau terlalu terbawa suasana. Ia harus menyiapkan hati jika suatu saat semua itu akan menghilang. Seperti hubungan ia dan keluarga Mhyra.Ia tahu saat ini ia dan Tama saling mencintai, namun ia tak tahu sampai kapan pria itu bersedia berada di sisinya. Di sisi gadis yang terlalu banyak luka, pikirnya. Bahkan saat ini hatinya mulai meragu akan perasaan Tama, apakah itu cinta atau hanya rasa simpati. Jujur ia tak ingin semua itu hanya berdasarkan rasa kasihan.
***
Dua hari sudah Tama berada di luar kota, membuat Mhyra dan Tyo kesulitan untuk mencari Riani. Mhyra memohon pada mamanya untuk menghubungi bibi Riani untuk menanyakan keberadaanya tapi hasilnya nihil. Bahkan ia sempat kelabakan ketika bibi Atik menanyakan ada masalah apa sebenarnya. Mhyra berdalih jika Riani bilang ingin ke Bandung akhir-akhir ini.
Tiga hari mereka mencari tapi tak menemukan titik terang, yang mereka yakin adalah Tama menyembunyikan Riani di suatu tempat yang tenang. Mhyra yakin hal itu karena berdasarkan penuturan kakak laki-laki nya saat Tama berada pada titik terendah ia mengasingkan diri di suatu tempat. Untuk urusan finansial ia tidak terlalu mengkhawatirkan karena pasti Tama akan mencukupinya. Dompet dan segala macam kartu semua ada di dalam tas Riani yang sekarang ada dikamarnya.
Tapi tetap saja ia ingin bertemu sahabatnya.Mereka terus mencari.
***
Hari ke empat Tama pulang, namun tidak kerumahnya melainkan ke rumah orangtuanya. Ia tidak mau bertemu dengan keponakan dan adik sahabatnya, umurnya memang sudah dewasa namun melihat perlakuan Mhyra pada Riani tempo hari ia hanya ingin melindungi gadis yang dicintainya dari rasa sakit, jika melihat mereka.
Mungkin orang lain akan melihat sikap Rinai kekanankan. Menghindari semua orang hanya karena bertengkar dengan temannya, tapi bagi seseorang yang memiliki banyak luka, baginya menghindar adalah cara terbaik dari pada menyelesaikan masalah itu.
Malam ini ia akan bertemu dengan teman papanya yang saat ia kuliah di korea mau menampungnya. Baginya pria itu salah satu orang penting dalam hidupnya. Bagaimana dulu ia tinggal di negeri asing, tak bisa ia menumpang dirumah keluarga maminya karena ia tahu maminya sudah tidak di anggap keluarga karena mengikuti jejak papi.
Pak Tomo nama pria itu, ia dan isterinya sangat baik padanya. Mereka selalu mengingatkan akan kewajiban sebagai seorang muslim, namun kegiatan minum itu yang tak bisa ia hindari, di negeri gingseng minum seperti menjadi kebutuhan, ketika sedih maupun senang mereka minum. Beda dengan di kita, di setiap kegiatan yang penting itu makan-makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Pak Boss [Complete]
ChickLittentang dua orang yang bertolak belakang. Riani, gadis yang hanya ingin menjalani hidupnya dengan santai dan tenang. karena tentang bagaiman kehidupannya hanya dia yang tahu. dan Pratama, pria tampan dengan karirnya cemerlang, dingin dan perfeksion...