Yukk di cek part 24-25.. 👆 ada di atasnya part Riani.
Itu jadi ngacak karna up part yang Riani alias Ian.Abis itu baru cuuss baca yang part ini yah, maaf bikin bingung. Aku juga jadi bingung 😅
Part yang 24-25 di buat sebelum part ian jadinya gicuu deh..--
Berjalan gontai dengan membawa tas dan koper menuju rumah Mhyra. Perkataannya gak main-main ia benar-benar mengusirku.
Aku sudah jelaskan cuma bercanda, walau sebenarnya itu sungguh-sungguh dari hatiku. Aku suka sama dia, suka sama duda anak satu itu. Itu tidak pernah terlintas sedikitpun di benakku. Usia yang terpaut jauh pun tak ku pedulikan. Kalau sudah cinta aku bisa apa.
Awalnya aku benci pada orang itu, mungkin karena terlalu benci jadi kepikiran terus dan malah langsung luluh pas dia sudah mulai memperlakukanku dengan baik.
Baru kali ini aku mudah mengakui perasaanku, bahkan dengan kak Galih pun setelah berjalan satu tahun baru aku mengakui aku menyukainya. Tapi ini baru beberapa bulan loh.
Mungkin hanya perasaan sesaat, aku harap begitu.Pukul 11 ku bertamu kerumah orang, bukan bertamu tapi numpang berteduh malam ini.
Mhyra langsung membantuku membawa barang-barang. Rumah itu sudah sunyi, mungkin karena para penghuni sudah terlelap. Untung saja Mhyra masih terjaga, ia bilang lagi ngerjain bab 4 saat tadi ku telepon."Kenapa?" Tanyanya penasaran.
"Gue ngelanggar peraturan dari dia." Jawabku pasrah.
"Sefatal apa sih kesalahan lu, ini malam loh tega banget dia ngusir lu." Kesalnya. Gadis itu sampai meremas kertas revisian yang berserakan.
"Gue ngelanggar peraturan yang paling penting. Gue suka sama pak Tama." Dengan langkah gontai aku duduk di samping ranjang, Mhyra terkejut mendengarnya.
"Serius lu? Waahh gila. Lu itu bukan tipe orang yang gampang ngelirik cowok. Tapi Bisa naksir sama orang macam mas Tama." Ia menggelengkan kepala tidak percaya.
"Ya gue juga gak ngerti kenapa kaya gini, gue udah sayang banget sama Aya. Dan sama dia gue ngerasa ada tempat buat berlindung Mhey." Tuturku.
Mhyra mencoba memahami perasaanku. "Cinta gak bisa milih Ian. Kalah sama mereka yang bisa bikin nyaman." Ucapnya mengelus lenganku, kemudian beranjak dari tempat tidur menuju dapur.
Di bawakannya beberapa cemilan, ia seakan paham dan mau mengulik lebih lanjut mengenai aku yang bisa seperti ini.
***
Mendengar pintu yang di ketuk, aku terbangun. Ah ini sudah jam 5, ku bangunkan Mhyra yang tidur di sebelahku.
Selesai melaksanakan kewajiban, aku turun ke dapur. Ahh udah kebiasaan, disana sudah ada duo bibi yang sedang sibuk di depan kompor dan di tempat mencuci. Semenjak tinggal di rumah pak Tama, hidupku jadi tertata dan sudah berpola.Di sana juga ada tante Aryani.
"Loh Ian disini? Apa Tama tau?"Semalam aku nginep disini tan, udah gak kerja lagi sama pak Tama." Ia terlihat kaget.
"Kenapa?" Pertanyaan yang sudah ku duga. Ku ambil nafas, berusaha setenang mungkin.
"Ada masalah sedikit tan. Aku juga mau fokus ngerjain skripsi jadi milih udahan aja kerjanya."
"Ouh yaudah kamu tinggal disini aja sementara, jadwal bimbingan juga bareng Mhyra kan." Tawar tante Aryani.
"Boleh tan?"
"Boleh banget." Ia memelukku. Rasanya hangat, seperti di peluk seorang ibu. Ya emang ibunya Mhyra.
"Makasih banyak ya Tan, maaf aku banyak ngerepotin." Dan tante Aryani menjawab tak masalah, dan menyuruhku kembali ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Pak Boss [Complete]
Chick-Littentang dua orang yang bertolak belakang. Riani, gadis yang hanya ingin menjalani hidupnya dengan santai dan tenang. karena tentang bagaiman kehidupannya hanya dia yang tahu. dan Pratama, pria tampan dengan karirnya cemerlang, dingin dan perfeksion...