Setelah seminar proposal, kami berempat langsung bergegas menuju Bandung, dengan mobil Tyo. Yeay aku gak mesti mikirin ongkos pulang. Ada untungnya juga punya temen kaya Tyo, si supir pribadi Mhyra yang mau nganter kemana dan kapan aja.
Aya juga ikut, biarin tuh bapaknya sendirian di rumah. Lagian aku mau titipin ke oma nya dia malah marah-marah sama aku. Rasain 3 hari jadi DuNes alias duda ngenes.
"Jahat banget gak sih aku bawa lari anak orang. Kalau ini sih beneran kaya mau nyulik Aya." Batinku.
Rumahku di daerah Lembang, tapi aku tak menyarankan Mhyra dan Tyo untuk tinggal di rumah bibiku. Aku sudah jelaskan keadaan keluargaku. Aku yang tak punya rumah, selama ini hanya menumpang dirumah bibi. Inilah salah satu yang membuatku malas untuk pulang jika libur telah datang, lebih suka stay di kosan dengan menghabiskan beberapa drama korea.
Dengan alasan keadaan keluargaku, Mhyra menyarankan untuk selama 3 hari ini kami menginap di hotel. Hotel baru yang di kelola keluarga Mhyra juga ternyata berada di daerah Lembang-Bandung.Kami sampai Bandung pukul 6 sore langsung bergegas menuju rumah sakit yang di katakan bi Atik.
Aya yang tak diperbolehkan masuk, ku suruh Tyo untuk menunggu di mobil. hanya aku dan Mhyra yang masuk untuk melihat kondisi abah.
Di depan pintu ruang rawat abah, bi Atik menyambut kami. Ia langsung memeluku, menanyai keadaanku, juga tidak lupa menyanyai teman yang datang bersamaku.Masuk kedalam ruang kelas 3, di sana tidak hanya ada abah, tapi ada beberapa pasien lain yang hanya di sekat oleh tirai. Beda banget emang sama ruang rawat pak Tama dulu. Disana mah kaya cuma pindah kamar.
Melihat kondisinya yang terbaring lemah dengan tangan menggantung di balut kain yang menghubungkan pada pundaknya. Bibi bilang lengan kanannya patah, karena ia terpental dan berguling di aspal. Kalau ini bukan keserempet namanya tapi di tabrak, pikirku.
Saat ini abah sedang tertidur, Mhyra menatapku aneh. Aku yang hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun. Mendekat tapi tak sedikitpun menyentuh, aku duduk kemudian bangkit dan meninggalkan abah yang terbaring disana.
Mhyra mencoba menahanku.
"Kok gak dibangunin? Udah jauh-jauh kesini cuma mau natap abah lu doang?""Gak mau ganggu dia yang lagi tidur. Lagian udah biasa." Aku berjalan, keluar ruangan dengan Mhyra yang mengikutiku.
Aku jelaskan pada bi Atik kalau aku akan tinggal di tempatnya Mhyra, ku bilang Mhyra punya villa di daerah Lembang padahal itu hotel. Mhyra yang mengerti akan kebohonganku mengangguk. Aku tahu pasti dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya, karena itu akan menyinggung perasaan bibiku. Kami ijin pamit untuk pergi.
***
Jam 9 kami sampai di hotel milik keluarga Mhyra, tidak mudah bagi Mhyra untuk mendapatkan kamar dengan fasilitas yang paling baik. Hanya saja aku merasa tidak enak hati padanya, ia tak akan mengijinkanku untuk mengeluarkan sepeser pun. Rasanya aku jadi teman yang numpang segalanya sama dia.
Aku berada satu kamar dengan Mhyra, ku rapikan tas. Mengambil jaket, untuk persiapan. Rencananya setelah Aya tidur aku akan pergi ke rumah sakit.
Ddrrtttt drrrttt
Kurasakan ponsel di saku celana bergetar.
Pak Bos :
"Aya mana?"Me :
"Tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Pak Boss [Complete]
ChickLittentang dua orang yang bertolak belakang. Riani, gadis yang hanya ingin menjalani hidupnya dengan santai dan tenang. karena tentang bagaiman kehidupannya hanya dia yang tahu. dan Pratama, pria tampan dengan karirnya cemerlang, dingin dan perfeksion...