Setelah membaringkan Aya di tempat tidur, ia menarikku keluar kamar."Kamu tau jam dong, anak saya jam segini masih di rumah orang" bentakya. Elah kirain khawatir sama aku.
"Udah dirumah sendiri kali."
"Jangan pikir saya kasih kebebasan kamu jadi seenaknya." Tukasnya.
"Udah pak marah-marahnya?" Aku tinggalkan dia menuju kamar.
Aku tuh masih marah, ngerti gak sih. Peka dikit kek jadi orang. Udah rusakin laptop, minta maaf juga enggak. Dateng-dateng marah-marah, suka pengen masak tuh orang Aku panggang jadi Bos Guling baru tau rasa.
Traaanng
Ku pejamkan mata "Suara apa lagi itu." Decakku sebal.
Ku berjalan menuju sumber suara. Langahku terhenti dekat lemari pendingin.
Ngapain itu orang malem-malem mainan wajan.Ku nyalakan lampu ruang makan, ia menoleh. Ku hampiri, berdiri di samping menatapnya sinis.
"Ngapain?" Tanyaku singkat.
"Mau masak mie, kamu gak masak makan malam." Jawabnya.
"Males."
"Hmm"
"Udah duduk sana, jangan makan mie malem-malem Gak sehat. Masih ada sisa nasi, Saya masakin nasi goreng aja." Ia mengangguk.
Tumben gak pake nyela, aku sibuk memasak nasi goreng dan dia sibuk dengan ponselnya di meja makan.
Sesekali melihatnya, mukanya penuh beban banget. Kasian.
Ku gelengkan kepala, ah dia aja gak ada kasian-kasiannya sama aku.Tanpa berkata ku letakan piring hadapannya. Kemudian beranjak menuju kamar.
"Tunggu, duduk disitu." Terpaksa menghentikan langkah, malas juga berdebat. Dengan menarik nafas panjang kemudian ku hembuskan kembali, ku ikuti Perintahnya.
Dengan lahap ia menyantap nasi goreng buatanku. Melihatnya makan entah kenapa perutku ikut protes minta di isi, padahal tadi dirumah Tyo aku menghabiskan tiga potong pizza.
Oh iya lupa pizza kan bukan nasi, dasar orang Indonesia katanya belum makan kalau belum menyantap nasi.Beranjak dari kursi menuju dapur.
"Mau kemana?"
Tak ku jawab pertanyaannya. Setelah kembali ke meja makan. Dengan satu tangan membawa piring kecil berisi potongan cabai dan tomat. Ku letakan tomat di samping tumpukan nasi goreng.
"Terimakasih." Ih kepedean banget.
"Ini buat saya bukan buat bapak." Ku ambil sendok, kemudian menyendokan nasi goreng beserta potongan tomat dan cabai dari piringnya.
***
Pagi ini, sudah ku siapkan sarapan untuk pak Tama, tapi kali ini aku tidak ikut sarapan. Memilih bersantai di kamar. Malas melihat wajahnya.
Pintu kamarku di ketuk. "Saya berangkat dulu."
Ahh itu si pria tak berperasaan, ku abaikan dia. Biarin sekali-kali ngelunjak sama majikan.Siap-siap buat bimbingan hari ini, mm Aya mau di pakein baju apa yah. Hmm ini aja deh, ku pakaikan Aya kaos putih dengan rok pink. Siip si cantik udah cantik.
Setelah itu gantian aku yang sibuk memilih baju, jangan sampe salah kostum kayak kemarin deh. Bisa di grepe-grepe ntar. Ini aja deh aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Pak Boss [Complete]
ChickLittentang dua orang yang bertolak belakang. Riani, gadis yang hanya ingin menjalani hidupnya dengan santai dan tenang. karena tentang bagaiman kehidupannya hanya dia yang tahu. dan Pratama, pria tampan dengan karirnya cemerlang, dingin dan perfeksion...