Mata ini kenapa tak bisa terpejam, jam sudah menunjukan angka 1, Aya juga sudah terlelap.
"Ihh kenapa inget itu terus sih." Sudah berapa kali ku coba untuk memejamkan mata tapi hasilnya nihil, bayangan tadi pagi seakan tak mau pergi selalu melintas di pikiran.
"Sebegitu haus akan pelukan kali yah gue, sekalinya pelukan sama cowok langsung bikin deg-degan. Padahal kan tadi cuma nenangin dia doang." Ku garuk kepala yang tidak gatal.
Aku tuh gak biasa di peluk cowok, terakhir kali di peluk cowok yah sama Abah pas kelas 3 SD sebelum abah sakit, abis itu gak pernah lagi ada cowok yang meluk.
Pas SMA pacaran gak pernah kontak fisik, pas sama kak Galih juga gak pernah, da akunya selalu ngehindar. Boro-boro mau pelukan pegangan tangan aja kalo lagi dalam keadaan terdesak. Itu kali yang bikin dia cari kehangatan di luar sana. Hmm namanya juga cowok, gak dapet sama yang ini ya melipir nyari kenyamanan di tempat lain. Nasib nasib.
Mungkin sebagian besar orang berpikir aneh di jaman sekarang pacaran tapi gak kontak fisik, tapi inilah aku. Yaa kalah aja sama kids jaman now pacarannya udah abi-umi sambil nempel pipi.
Bagiku yang walaupun gak seperti ukhti-ukhti atau belum dapat hidayah, tapi masih berusaha menjaga diri, aku bukan anak orang kaya, cantik juga engga. Seenggaknya suamiku kelak gak rugi-rugi amat deh nikahin aku, gak dapet barang second yang sudah dijamah sana sini.Kadang kalau liat Mhyra yang suka nempel-nempel sama Dwi rasanya agak risih, tapinya aku bisa apa. Paling sesekali ngingetin dalam bentuk celetukan 'hati-hati bablas' atau 'gak usah di gandeng mulu, Dwi gak bakal ilang kecuali di culik tante girang'. Gak bisa nyeramahin kaya mamah dedeh. aku sadar diri aku tak sesuci mereka, akupun penuh dosa dengan suka mantengin drama korea yang biasanya ada bonus kisseeuu - nya.
Ya anggap aja belajar teori dulu sebelum praktekin sama suami. Haha****
Me :
Send picture"Selamat pagi papa, semalem Aya bobo di kamar mba Ian. Papa jangan lupa sarapan buat isi bahan bakar biar bisa kerja lagi pa. Hihi"
---
Dengan makanan di nampan, Tama mencoba menikmati makanannya yang sebenarnya ia tidak sama sekali berselera pada bubur Ayam dengan tambahan toping setengah telur rebus, menu sarapan rumah sakit pagi ini.
Tangannya meraih Hp melihat pesan masuk.
Bibirnya menyunggingkan senyum, Yang sekali lagi membuat Tyo yang baru saja selesai membersihkan diri menghampiri sosok yang membuatnya penasaran. Sebenarnya apa yang membuat pamannya itu senyum-senyum setiap melihat ponsel."Apa sih mas, liat doang." Tangannya dengan gesit meraih Hp Tama.
"Kembalikan!" Perintah Tama.
"Orang sakit, sarapan yang bener jangan banyak main Hp. Gak baik buat kesehatan" ucap pria bersuara berat. Kemudian mendudukan dirinya di sofa sembari menikmati secangkir teh dan sepotong roti.
Jarinya bergerak lincah memindahkan dari foto satu ke foto lainnya. Bibirnya ikut tersenyum dengan mata yang antusias menatap ponsel milik pamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Pak Boss [Complete]
Chick-Littentang dua orang yang bertolak belakang. Riani, gadis yang hanya ingin menjalani hidupnya dengan santai dan tenang. karena tentang bagaiman kehidupannya hanya dia yang tahu. dan Pratama, pria tampan dengan karirnya cemerlang, dingin dan perfeksion...