Ekstra Part - Kenyataan

35.6K 1.7K 57
                                    

Jadi juga ke Jakarta, kalau gak inget ini wajib mah aku gak mau. Kenapa study tournya mesti jauh-jauh kan repot uangnya. Ya mana mesti siapin uang buat kelulusan nanti. Emang sih masih beberapa bulan tapi tetep aja. Rasanya ingin cepat meninggalkan masa SMA.

Bus melaju dengan kecepatan sedang, tujuan pertama kami adalah perusahaan kosmetik. Sesampainya disana Teman-teman geng ku, secara beriringan masuk kedalam perusahan tersebut. Setiap kelompok yang terdiri dari 10 orang di pandu oleh seorang pegawai sebelum mengikuti seminar. Kami di pandu untuk melihat-lihat produk kosmetik mereka. Ya namanya perempuan kalo lihat kosmetik matanya langsung pink, kalo matanya ijo itu lagi liat duit. Hehe

Anak-anak perempuan di kelompokku saling berbisik membicarakan sang pemandu yang bagaikan aktor korea, nada bicaranya juga kalau kata temanku ada logat-logat koreanya. Aku seperti biasa menjadi fotografer teman-temanku. Saat pemandu bertanya apa ada yang ingin ditanyakan. Siti berteriak apakah ia sudah punya pacar. Si pemandu tadi malah tersenyum. Aku lupa nama dia tapi emang ganteng sumpah, mana ramah lagi.

Aku ijin ke toilet sebentar, setelah dari toilet aku mencari rombongan SMA ku mereka tidak ada di tempat tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ijin ke toilet sebentar, setelah dari toilet aku mencari rombongan SMA ku mereka tidak ada di tempat tadi. Aku benar-benar kebingungan, bagaimana tidak di tempat seluas ini cuma sendiri.

*anggep aja itu dalam perusahaan, Ian kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*anggep aja itu dalam perusahaan, Ian kebingungan.

Seseorang menepuk pundakku, aku berlonjak kaget. Ah ini pemandu tadi, ia bertanya kenapa aku masih disini, ya aku bilang saja aku tertinggal rombongan. Ia menyuruh untuk mengikutinya, saat ini ia sudah mengenakan jas. Kami memasuki aula, ia menoleh.
"Siapa nama kamu?" Tanyanya.

"Riani mas eh pak, panggil saja Ian." Ia tersenyum kemudian berjalan menuju podium di depan, teman-temanku yang lain melambaikan tangan aku segera mendekati mereka.

" Ia tersenyum kemudian berjalan menuju podium di depan, teman-temanku yang lain melambaikan tangan aku segera mendekati mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siap Pak Boss [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang