Empat Belas - Demi apa?

29K 1.8K 18
                                    

Pintu ruangan di buka, dibawanya aku ke hadapan orang-orang yang sepertinya sedang rapat. Dua orang dari beberapa orang yang berada disana ada sosok yang ku kenal yaitu Tyo dengan senyum penuh arti dan Kak Galih yang tersenyum ramah.

"Gimana menurut kalian, apa dia cocok untuk Produk terbaru Zahra Cosmetic?" Pak Tama membuka suara

Apasih ini??? Yang hanya bisa ku teriakan dalam hati.

----

Demi apa aku jadi model produk Zahra Cosmetic?

senyum yang tak pudar sejak tadi, aduuh gak nyangka banget. Diruangan ini, ruangan pak Tama Aku, Mhyra, Aya dan Tyo duduk di sofa. Sedangkan pak Tama dan sekertarisnya yang sudah tua sibuk di meja kerjanya. Ia menghampiri dengan sebuah berkas ditangan.

"Ini kontraknya, kamu baca dulu."

"Siap Pak." ku pelajari kertas kontrak ditanganku. setelah dirasa tidak ada kejanggalan ku tanda tangani berkas itu. Mayan nambah uang jajan.

"Kamu jangan ge-er dulu yah, kami pakai kamu itu karena terdesak. model yang sudah kami hubungi tiba - tiba membatalkan kesepakatan dia harus pergi ke Singapura." jelasnya.

"Jadi saya cuma cadangan pak?" Marahku. "Tapi Gak apa-apa deh harus tetap disyukuri. mungkin ini rezeki saya." awalnya sih gedek pas denger penjelasannya, tapi bagiku jadi cadangan itu sudah biasa. cukup di syukuri aja bisa nambah - nambah uang buat perawatan abah.

Tyo membuka suara.

"Kalau menurut aku sih Riani memang cocok sama produk ini, produk Zahra teenagers Series. Aura Remaja polosnya itu ada, mau buat seri Sweet cocok dan kalo mau di buat karakter yang lebih strong juga bisa." matanya yang melihatku dengan seksama membuatku sedikit tak nyaman.

Remaja? Gila aja. Aku ini udah masuk usia dewasa kali. Ya cuma belum terkontaminasi alis shincan, ditambah badan yang kurang gizi aja orang masih ngira aku anak SMA. Batinku

Pak Bos juga ngapain sih ikut perhatiin aku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Matanya itu pasti lagi nyari celah kekurangan aku. hmm abis ini pasti mulutnya komat kamit deh.

"Saya setuju sama kamu." sembari menganggukan kepalanya. Sumpah ini di luar dugaan. Dia setuju kalo aku masih kelihatan remaja? Ihh jangan-jangan dia penggemar dedek gemes pembobol kantong om-om lagi.

"Sudah kamu pulang sekarang, kasian Aya ini kan waktu tidur siangnya." mulai deh tingkah bossy nya.

Sejak kapan dia jadi tau aktivitas Aya. eh lupa kan aku yang suka kasih tau lewat foto yang ku kirim.

***

Pagi ini aku kembali ke kantor pak boss, setelah ku titipkan Aya pada tante Aryani. Ku langkahkan kaki memasuki lobby. ku sapa resepsionis yang berdiri di tempatnya, setelah itu ku langkahkan kaki menuju ruangan pak Tama, tapi di cegat sama makhluk ganteng, siapa lagi kalau bukan kak Galih. Ia mengajakku ke sudut ruang santai untuk pegawai melepaskan kepenatan.

"Selamat yah Ri, ciiee sekarang jadi model." Godanya.

"Akhh kebetulan aja ini mah." sanggahku.

Ia mengganti posisi menjadi berdiri di hadapanku menyerahkan, bungkusan berisi cookies.

"Ini buat kamu. Gak usah gugup aku yakin kamu pasti bisa."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siap Pak Boss [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang