Khatmandu (Prolog)

299 4 0
                                    

SABTU, 18 NOVEMBER 2017

DI ROOFTOP.

-------------------------------------------------------------

Bi.........

hari ini ceritanya selesai, emang ada rencana mau nambahin side story truth or dare, tapi tetep aja semua aku anggep selesai hari ini karena itu cuma cerita tambahan.

makasih bi, makasih atas semuanya. kamu mungkin gak sadar, tapi buat aku apa yang udah kamu kasih ke aku selama kita barengan itu beda dari yang lain. dan demi apapun bi, aku gak bisa nemu cewek yang bisa ngasih ke aku apa yang kamu kasih. aku kangen kamu bi, banget.

bi, maafin aku ceritanya telat selesai, aku pernah ngomong kalau cerita ini bakal selesai sebelum ulang tahun kamu tahun ini, tapi ternyata aku gak kuat waktu itu buat nyelesaiinya dan baru selesai sekarang, maaf. akhir-akhir ini aku juga baru sadar kalau aku gak utang kekamu aja, aku juga utang kemereka yang udah baca cerita ini, kalau gak aku tamatin aku bakalan ngecewain mereka, kasian mereka.

bi bahagia disana yah, cuma ini yang bisa aku sampe-in.
sayang kamu, selalu.

--------------------------------------------------------------

Angin malam berhembus menerpa wajah gw seiring dengan selesainya ketikan kata terakhir gw yang jadi penutup story yang udah di mulai penulisannya satu setengah tahun yang lalu.

"sayang kamu, selalu"

Iya sayang bibi selalu, itu yang coba gw sampein ke dia di kalimat terakhir story gw. Gw pengen dia tahu kalau pada akhirnya, setelah satu setengah tahun terlewati, gw tetep bisa nepatin janji buat nyelesaiin cerita ini setelah sekian banyak waktu terbuang dan perjuangan untuk melawan perasaan-perasaan pengganggu keyakinan. Dan pada akhirnya juga, setelah semua prasangka hadir dan pergi di hati sepi ini, kata sayang tetap jadi pilihan kata terakhir yang bisa gw sampaikan lewat cerita ini.

Pufft......

nafas panjang ini gw dedikasikan untuk semua keringat dan peluh selama satu setengah tahun kebelakang akibat terlalu banyak ngetik-ngetik kata didepan layar laptop atau pc.

Malam ini langit keliatan tenang banget, padahal beberapa hari sebelumnya Jakarta dilanda cuaca gak menentu. Malam ini, angin bertiup sepoi-sepoi, perasaan tenang, sunyi, ditambah dengan kepuasan karena sudah menyelesaikan salah satu karya terbesar dalam hidup gak bisa menahan gw untuk gak ngerokok. gw ambil rokok buat ngerayain momen bersejarah ini. Mungkin perasaan kayak gini gak bakal gw rasain lagi, jadi sedikit perayaan gak akan buat gw jadi makhluk paling berdosa di semesta.

Gambaran berbagai macam konsekuensi yang bakal gw terima dari mempublish cerita gw dan bibi pun melintas diantara kelap-kelip gedung daerah Sudirman yang gw tatap dari lantai 5 bangunan kosan ini. Jelas, mempublish sebuah cerita pribadi yang harusnya gak diketahui banyak orang itu penuh resiko. berbagai respon bakal hadir dari berbagai isi fikiran yang sudah membaca cerita gw nanti. respon-respon ini lah yang gw takutkan bakal merubah sudut pandang gw, merubah sudut pandang bibi, merubah sudut pandang orang terdekat gw tentang bagaimana perjalanan hidup gw dan darisini bakal ada konsekuensi lanjutan yang pasti, cepat atau lambat bisa memperbaiki atau juga bisa merusak kehidupan gw dan pastinya kehidupan bibi juga.

"gak, gw gak akan ngehapus cerita ini kalau bukan bibi yang nyuruh dan minta"

dibeberapa kesempatan, emang sempet terlintas difikiran gw untuk menghapus cerita ini dan ngelupain semuanya. tapi setelah sekarang semua selesai, fikiran tentang menghapus cerita ini jelas harus gw buang jauh-jauh. gw yakinin diri gw kalau gw gak akan ngehapus cerita ini kecuali bibi yang minta. titik.

satu setengah taun setelah kepergian bibi gw masih belum bisa ngelupain dia dan memperparah status ketidak-moveon an gw dengan menyelesaikan stori ini. dan kalimat penutup bukannya mendukung status ke-moveon-an gw, malah bikin orang-orang berfikir kalau gw cuma cowok yang gak bisa ikhlas karena kepergian satu cewek. jujur sebenernya gw gak pernah peduli sama penilaian siapapun tentang gimana gw ngejalanin hidup gw, tapi kadang disaat saat tertentu, hal-hal ini cukup bikin gw untuk seenggaknya males pergi kerja dan dateng ke kantor dengan kondisi telat 15 menit.

Dan kemungkinan besar dalam waktu dekat, bakal ada beberapa orang yang dateng ke bibi dan nanya "bi, lu kenal rendy?". Ngebayangin bibi diteror dengan pertanyaan ini gw cuma bisa berharap bibi buat bilang "gak, rendy siapa?" karena jawaban itu kayaknya lebih realistis sekarang dibanding bibi harus jujur dan pertanyaan pertanyaan lain bakal memborbardir dia.

Pufft....

gak, penyelesaian cerita ini bukan akhir dari kisah kehidupan gw. hidup gw masih bakal berlanjut. gw masih harus nulis berbagai macam tulisan lagi, gw masih harus nulis lanjutan kisah kehidupan gw ini, pokoknya hidup gw gak selesai dengan selesainya cerita ini.

Terlalu lama ngetik chapter penutup didepan layar laptop bikin gw lupa buat ngecek handphone gw. dan masih seperti dulu, sebelum bibi pergi, gw masih males buat membuka diri dengan siapapun, jadi pengecekan hp ini tujuannya cuma buat liat jam dan kadang buat bales chat dari nyokap.

JAKARTA - KHATMANDU

PUKUL: 13:10, 16 DESEMBER 2017

KEBERANGKATAN: CGK - SOEKARNO HATTA

TERMINAL TWO

beberapa bulan lalu, tanggal 29 april 2017, gw booking tiket pulang - pergi jakarta khatmandu. tiket pesawat ini selalu gw buka disaat-saat senggang gw, tujuannya cuma buat ngeyakinin diri gw kalau gw gak ada waktu buat main-main dan gw harus menyiapkan fisik dan mental buat perjalanan ke khatmandu ini.

sebulan lagi, kata gw dalem hati. sebulan lagi gw bakal melakukan sebuah perjalanan penting yang gw harap bisa merubah hidup gw.

"pufft"

dengan hembusan rokok terakhir ini, gw tutup laptop dan mutusin buat balik kekamar dan mempersiapkan segalanya, lagi.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang