Final Part - Chapter 99

37 0 0
                                    

Chapter 99.

"Ren, itu siapa?" lisa berbisik kearah gue sambil berjalan untuk mengambil ransel.

"Gak tau lisa" gw jawab pelan. "Mending sekarang kita pergi darisini, cepet-cepet sampe ke ghandruk"

"Iya, yuk" lisa menjawab setelah berhasil mengaitkan ranselnya ke punggung. "Gak ada yang ketinggalan, kan? Senter langsung keluarin aja, sama apapun yang bisa kita pake senjata kalau seandainya kejadian yang gak-gak"

"Iya yuk" gw jawab setelah memeriksa keadaan sekitar ransel untuk memastikan kalau gak ada yang tertinggal. "Udah, senter gue ada di kantong jaket, jaket ini gue pake lagi soalnya gak tembus kok basahannya. Yuk kita pergi"

"Yuk" lisa menjawab. "Jangan jauh-jauh, jalan disamping gue aja"

"Iya" gw jawab. "Yuk cepet itu ceweknya makin deket"

"Ren, gw takut." lisa tiba-tiba berkata setelah melihat kearah belakang, kearah perempuan berbaju merah yang datang. "Cewek itu senyum nyeremin banget"

Dan tanpa berkata-kata lagi, gue langsung tarik lengan lisa dan berlari diantara genangan-genangan air yang ada dipermukaan jalan setapak yang telah gue lewatin sebelumnya. Malam semakin kelam, hampir tidak ada cahaya lain selain cahaya senter gue dan lisa dan cahaya pendaran lampu gerbang. Sekilas Lisa terlihat makin pucat sekarang.

Dan setelah beberapa saat, sampailah gue dipersimpangan jalan yang membagi jalan setapak menjadi 2 arah berbeda.

"Ren kita kemana sekarang" lisa berkata dengan nafas berat. "Kita gak boleh sampe salah jalan"
"Iya" gw jawab lisa sesingkat mungkin untuk mengatur nafas. "Coba senter sekitar sana lis, mungkin ada penunjuk jalan atau apa"

"Gak ada rendy" lisa menjawab sambil menyenter jalan menuju arah kanan dan gw menyenter jalan arah kiri untuk mencari petunjuk. "Gak ada petunjuk apa-apa. Kita harus kemana sekarang?"

"Sama disebelah sini juga gak ada apa-apa" gw jawab lisa setelah selesai menyenter. Gw liat lisa terlihat pasrah sekarang. "Gue juga bingung"

"Ren...." lisa menjawab dan suaranya terdengar seperti menangis sekarang. "Cepet.. Cewek itu makin deket"

"lis, gw mau cerita sesuatu" gw jawab sambil berbalik dan menyenter arah jalan setapak menuju gerbang, cewek bergaun merah darah terlihat semakin dekat sekarang. Dan senyum sang cewek terlihat lebih menyeramkan setelah cahaya senter gue menyorot bagian wajahnya. "Gue dulu pernah liat cewek ini dan ini cewek yang sama dengan cewek yang gue temuin waktu itu."

"Gue juga pernah rendy" lisa menjawab tetap melihat kearah berlawanan dengan arah penglihatan gue. "Gue gak berani ngeliat cewek itu, gue takut banget sekarang. Gimana kalau terjadi apa-apa sama kita sekarang? Rendy gue takut"

"Lis tenang ya" gw jawab dan gue merasakan kalau rangkulan lisa semakin erat sekarang. "Lu bawa sesuatu? Yang kita bisa pake sekarang?"

"Gak rendy" lisa menjawab. Aroma-aroma tidak enak mulai tercium sekarang. "Kan tadi gue bilang ke elu kalau bisa bawa apapun buat jadi senjata seandainya momen kayak gini terjadi. Gue mulai ngecium bau-bau bangke gitu gw takut"

Gue gak bisa berpikir, bahkan untuk sekedar menjawab perkataan lisa. Lisa benar, aroma-aroma tidak enak mulai tercium sekarang. Sekarang gak mungkin ada yang nolongin gue lagi. Sekarang semuanya udah buntu. Dan perkataan lisa tentang pernah melihat cewek ini memperparah semua asumsi yang ada dipikiran gue saat ini.

Cewek berbaju merah semakin dekat. Sama seperti waktu terjebak di lift lantai 7, gw liat kalau wajah sang cewek penuh luka dan cewek ini masih mendekat dengan senyum yang sama dengan senyum beberapa bulan lalu di lift. Sekarang tetap sama, gak ada pilihan lain untuk pergi karena gue dan lisa sama-sama tidak tahu kemana kedua ujung jalan ini berakhir nanti.dan sekarang gue harus bener-bener bertindak, gw gak mau kalau cewek ini terus dateng dan menghantui kehidupan gue dan kehidupan orang lisa, termasuk lisa.

"Ren..." suara lisa mengagetkan gue ditengah keputusaasaan. "Rendy... itu cewek yang kita liat di world peace pagoda. Kayaknya dia nunjukin jalan deh"

"Cewek mana lagi lisa?" gue menjawab sambil berbalik dan melihat lisa menunjuk kearah sisi kanan jalan dimana cewek berdress putih berdiri sambil tersenyum. "Yaudah yuk kita kesana aja"

Tanpa banyak pertimbangan sekarang lisa lah yang menuntun lengan gue untuk berjalan kearah sisi kanan secepat mungkin. Dan setelah nya cewek berdress putih terus berjalan diikuti oleh suara langkah gue dan lisa dibelakang.

"Lis" gw mencoba memecah keheningan diantara gue dan lisa sekarang. "Dia siapa? Gue juga pernah liat dia beberapa kali sebelumnya. Kita gak bisa main terobos jalan gini aja, gimana kalau jalan ini malah memperjauh jarak kita ke ghandruk?"

"Gue juga gak tau" lisa menjawab. "Yang gue tau kita gak punya pilihan lain selain milih satu jalan kan? Ya udah mau gimana pun kita udah milih dan harus dijalanin sekarang."

Gw diem. Lisa bener. Gw dan dia gak punya pilihan lain tadi selain terus berjalan melanjutkan perjalan ke ghandruk. Dan tanpa gue dan lisa sadari, sang cewek berdress putih menghilang berganti dengan cahaya senter dikejauhan.

"IS SOMEONE THERE? CAN I HELP YOU?"

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang