Pufft...
Gw lagi dibalkon penginapan dan sekarang mungkin udah jam 8 malam. Tadi setelah berkunjung ke lawang sewu, gw dan kelompoknya nadia lanjut ke kota lama. Capek? Ah jangan ditanya.
Kota lama, sesuai namanya, adalah salah satu bagian kota semarang yang terdiri dari bangunan-bangunan kuno. Kuno maksud gw bukan bangunan zaman batu yang waktu itu dinosaurus belum punah. Kata kuno yang gw pakai kali ini mungkin untuk rentang waktu 50 - 100 tahun kebelakang dari sekarang. Dan sederhananya, kota lama semarang ini hampir mirip sama kota tua di jakarta. Disana ada gereja, pasarpasar barang antik, beberapa museum, taman bermain, kafe kafe, dan semua hal lain yang biasanya ada dipusat keramaian kota. Kegiatan disana gak lain dan gak bukan adalah, jengjengjeng, foto-foto.
Waktu yang dihabiskan di kota lama juga tergolong cepet, apalagi kalau waktu yang dipakai jatah makan gak diitung didalemnya. Alasannya mungkin karena gw dan mereka energinya udah terlalu abis buat sightseeing di lawang sewu dan selain buat fotofoto kami semua gak punya sisa energi lagi buat dikeluarkan mengingat waktu liburan masih panjang.
Selain foto-foto mereka, gw juga sempet dapet foto sunset dengan latar atap gereja disana dan foto ini terkesan lawas banget. Tapi menimbang-nimbang segala kemungkinan, beberapa dari foto-foto ini mungkin gak bakal diupload karena gw ngerasa ada yang kurang aja aspeknya. Gak tau, feeling aja. Fotofoto yang mungkin bakal gw upload adalah foto nadia dan bunga megang bola nomer 27, foto full squad genk ini, sama beberapa foto lain yang dianggap perlu.
Tadi juga, setelah sekitar sejam keliling di kota lama, gea ngajakin buat makan malam disana. Karena gw dan mereka gak tau rekomendasi tempat makan apa yang enak jadi pilihan terakhir jatuh ke warung makan ala ala pinggir jalan yang nyediain pecel lele, nasi goreng, dan menu lain yang berkaitan dengan menu kuliner kaki lima yang jualan disekitar sana. Saat makan ini gw dan mereka ngobrolin banyak hal, banyak hal tentang jodoh maksudnya karena topik pembicaraan dipegang oleh kelompok ini dan bahasan mereka gak jauh dari senior dan bule bule ganteng yang ditemuin dibeberapa tempat tadi.
Dan malam ini, setelah mandi dan membersihkan semuanya, gw duduk dibalkon. Gak, gw gak sendiri, ada nadia, ebeth, bunga, diruang antar koridor kamar lagi duduk ngederin lagu sambil mainin gadget. Gea? Mungkin dikamar atau mungkin lagi mandi, entahlah semenjak pulang dari lawang sewu dia lebih milih banyak diem. Pembicaraan antar gw dan dia baru dimulai ketika makan waktu dia jelasin tempat kampus dia kuliah yang ternyata deketan dengan tempat kampus gw. Kebetulan yang sangat kebetulan emang. Kana? Diantara ke lima cewek ini, mungkin kana yang paling gak peduli sama "perasaan". Hidup kana kayak gak banyak drama, gak banyak berpurapura, dan gak banyak nyusahin orang. Karena alasan ini mungkin dia gak terlalu banyak terekspos. Dan prediksi gw dia sekarang lagi tidur.
Kutuliskan kenangan tentang...
Caraku menemukan dirimu......Gw denger suara cewek, merdu banget, dari koridor lantai 2 penginapan. Setelah gw telusuri ternyata itu suara Nadia. Nadia, bunga, ebeth lagi mainin gadget sambil mindahin fotofoto dari kamera gw. Sebelumnya mereka udah gw kasih tutorial singkat tentang gimana cara transfer foto dari kamera ke hp via wifi dengan baik dan benar.
Bila habis sudah rasa ini....
Tak lagi tersisa... Untuk dunia...Gak tau kenapa lagu yang dinyanyiin nadia ngingetin gw akan bibi. Lagu ini secara gak langsung ngingetin gw kalau gw lagi nulis kenangan tentang gw dan dia dan tulisan itu sekarang belum selesai. Lagu ini juga ngingetin gw tentang janji buat nyelesaiin cerita tadi belum terbayar, malah kondisinya makin parah karena penyelesaiinnya ngaret dari target waktu yang sudah ditentukan, yang dari awal sebenernya ditargetkan buat jadi kado ulang tahun buat bibi tahun ini. Dan akhirnya harus gw sadari kalau dimanapun dan dengan siapapun gw berada, pada akhirnya pikiran gw gak pernah bisa lepas dari bibi. Gak tau deh alasannya apa.
"Ren, ini kok mati kameranya?" Nadia teriak. Dan gw bisa denger teriakannya.
"Batrenya abis mungkin, ambil aja casannya di tas merah gw nad" gw bales teriakan nadia dengan nada suara yang udah diatur sedemikian rupa supaya gak ngenganggu tamu penginapan lain.
Oh iya, bener kata mas aji. Dikamar sekarang gw gak sendiri lagi. Ada seorang bapak bapak yang tidur dikasur sebelah kasur gw tadi sore. Setelah beberapa menit ngobrol sebelum mandi, gw dapet informasi kalau si bapak ini ternyata seorang driver yang lagi nunggu perintah majikannya buat ngejemput disemarang. Keliatannya sih majikannya bukan sembarang orang.
Selain bapak paruh baya tadi, kamar depan juga sekarang ada penghuninya. 4 orang anak muda dengan gaya rambut undercut rapi disisir ke belakang kayaknya nempatin kamar itu. Mereka ini keliatan seumuran sama gw. Badannya atletis, rapi, dan jago main billiard, pokoknya gw jauh banget dari standar kayak gitu. Mereka jago main billiard? Iya, gw yang jadi saksi mata gimana kepiawaian mereka dalam menyodok bola tadi sebelum kebalkon. Aktifitas main billiard ini masih berlanjut sampai sekarang. Nadia, ebeth, bunga, mungkin lagi tebar pesona berharap digodain atau bisa jadi cowok cowok ini yang berharap digodain nadia. Yang jelas jawaban pastinya baru bisa diketahui kalau salah satu pihak mau saling ngalah dan memulai ritual kenalan duluan.
"Ajarin gw ngirimin foto ke hp dari kamera lu sekarang" gea tibatiba muncul dari belakang dan bawa kursi buat duduk disamping gw. Gw liat kamera gw udah berpindah tangan sekarang.
"Download aplikasinya, pilih foto mana aja yang mau dipindahin. Wohoo. Selesai" gw jawab gea dengan muka datar tanpa sedikitpun ngeliat kedia.
"Oh oke" dia ngejawab dan siap siap buat balik lagi kedalam penginapan.
"Eh ge, bentar. Lu gak apa apa kan?" Gw gak bisa nahan keinginan buat gak nanya keadaan gea, karena setelah insiden lawang sewu tadi siang dia belum banyak ngobrol lagi sama gw.
"Gw sehat. Ya udah makasih ya. Gw pindahin dulu ini fotonya, besok pagi lu bangun sebelum jam 6 biar bisa ngambil kamera lu, kalau telat resikonya kamera ini bakal gw bawa ke karimun" dia ngejawab pertanyaan, dingin dan langsung masuk lagi kekamar sambil bawa kamera.
Puffttt....
Cewek emang susah dipahami, gw akuin deh. Tapi se-enggak bisa dipahaminya bibi, gw bakal selalu coba buat ngertiin dia, gea ini beda kasus karena gea bukan bibi. Faktanya sekarang mereka bakal checkout besok jam 6 dan gw harus bangun sebelum mereka checkout kalau masih pengen ngeliat kamera gw. Dunia memang kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]
AventureHighest rank (June 12th, 2020): #1 in meditasi #3 in mendaki "Harpocrates had become the symbol for secrets and mysteries. I have no qualms about representing silence, but to me silence does not mean keeping secrets, it means serenity. It is in sile...