Final Part - Chapter 89

42 0 0
                                    

Chapter 89

"Kita dimana?" lisa yang tidur dipundak gw tiba-tiba bangun.

"1 jam lebih loh lisa. Lebih dari 1 jam gw duduk disini dan gak bisa ngapa-ngapain karena takut ngebangunin lu terus sekarang lu bangun tiba-tiba nanya kita dimana?" gw dan lisa masih duduk ditempat yang sama. Selama kurang lebih satu jam gw duduk disini, gw liat beberapa tracker dan penduduk lokal lewat dan mereka semua melihat sinis kearah gw walaupun gw dan mereka sama-sama memberikan salam "namaste". Mungkin mereka nganggep gw laki-laki tidak bertanggung jawab dengan membiarkan teman wanitanya tidur dipinggir jalan. Semua gara-gara lisa, bisa-bisanya dia tidur gak pilih-pilih tempat. "Cepet bangun, kita harus cepet lis. Vivi dan yang lain pasti nungguin"

"Bentar rendy" lisa menjawab sambil menyenderkan kembali kepalanya dipundak gw. "Udah kita tidur disini aja"

"Lu kesambet ya?" gw yang kaget mendengar jawaban lisa langsung berdiri dan hasilnya kepala lisa kehilangan topangan. "Mana ada ceritanya kita bisa tidur disini, tenda aja gak bawa"

"Yee gak tiba-tiba bangun juga!" lisa merespon dengan melempar batu lumayan besar kearah gw dan dengan reflek gw menghindar dari lemparan lisa.

"Yaudah maap" gw jawab dengan kembali duduk disamping dia. "Yakin mau disini dulu?"

"Kita nyantai disini dulu aja, mereka paling lagi lanjut jalan ke uleri" lisa menjawab dan kembali merebahkan kepala di bahu gw, untuk kedua kalinya. "Suasananya enak banget, ren. Gw masih mau menikmati semuanya"

"Kita belum makan siang" gw jawab singkat sambil menarik nafas panjang. Selama lisa tidur hampir tiga batang rokok habis gw bakar. Persediaan makanan dan snack pribadi gw yang gw bawa juga udah habis. "Mending kita istrihat didesa terdekat aja, jelas-jelas ada orang disana nanti. Sekarang udah hampir sore lis"

"Iya gw tau" lisa menjawab singkat "bentar lagi oke. Kita misah aja sama vivi dan budi malam ini, kita susul mereka besok pagi, nanti kita cari penginapan yang ada wifinya biar gw bisa ngehubungin vivi"

"Segampang itu? Serius maunya kayak gitu aja? Untungnya sih ada gw yang nemenin kan" gw jawab lisa, singkat. "Ya udah kita disini dulu aja kalau gitu."

"Nah gitu dong. Ngomongin masa-masa kuliah, yuk? Gw udah gak ngantuk sekarang" lisa bergumam. "Eh, Ambilin minum lagi dong gw haus"

"Udah sering banget lisa kita ngomongin itu" gw jawab cepat. Ngomongin masa lalu artinya ngomongin masa-masa kuliah. Dan kalau udah ngomongin masa-masa kuliah pasti nanti berakhir gak baik buat gw. "Gimana kalau lu jawab aja pertanyaan gw sekarang, kenapa jilbabnya dibuka, gw liat beberapa bulan terakhir foto-foto lu di WA pakai jilbab semua. Dan yang paling penting, sejak kapan lu pake jilbab?"

"Kenapa jilbab dilepas? Kan alasannya sebenernya udah jelas banget" lisa menjawab. "Rendy sekarang bayangin ya, kita mau naik gunung, berhari-hari gak mandi, rambut gw pasti kotor sana-sini. Kalau gw kesini pakai jilbab banyangin bau rambut gw nanti gimana. Sejak kapan gw mulai rajin pake jilbab? Ntahlah lupa, gw ngikutin panggilan hati aja waktu itu."

"Nah kan, ada alasannya" gw jawab dia lagi. Langit dikejauhan sudah mulai menguning, matahari mulai bersinar rendah. "Gw pikir lu lepas jilbab cuma karena pengen aja"

"Kalau pengen sih ya jelas pengen lah" lisa menjawab. "Terus ada alasan lain juga, gw pengen lepas jilbab supaya kita bisa flashback masa-masa kuliah"

"Oke kalau untuk alasan flashback lu berhasil" gw jawab lisa sambil tetap memandang langit yang perlahan cahayanya meredup. Dan sebaliknya, lisa disebelah gw yang sebelumnya keliatan tanpa semangat malah sekarang keliatan antusias banget. "Untuk beberapa kali tadi selama perjalanan gw sempet flashback masa-masa kuliah kita."

"Dan hasilnya?" lisa merespon perkataan gw.

"Ya gak ada hasil apa-apa" gw jawab. "Gw gak nyangka aja setelah semuanya kita sekarang ada disini lis, berdua aja"

"Ren?" lisa berkata sambil tiba-tiba bangun dari pundak gw. "Kita mulai semua dari awal lagi yuk?"

"Maksudnya?" gw sontak langsung melirik kearah dia sekarang. Mata gw dan mata lisa saling berhadapan. "Mulai semua dari awal lagi apanya?"

"Eh eh maksud gw, kita mulai perjalanan kita dari awal lagi" lisa tiba-tiba tersentak setelah terdiam hampir beberapa menit untuk mencerna apa yang sedang terjadi. "Iya yuk mending kita jalan lagi sebelum kesorean. Ajak ngomong gw sambil kita jalan"

"Lis, dari sejam yang lalu gw juga bilang kayak gitu" gw menjawab ajakan lisa sambil mencoba berdiri dan membantu lisa untuk melakukan hal yang sama. "Ini trek awal-awal lisa, nyampe uleri juga belum, target kita nyampe uleri dulu deh sekarang yah, sanggup gak kira-kira?"

"Gak, gw gak sanggup kalau harus sampe uleri" lisa menjawab cepat. "Itu rencana lu, rencana yang kita pakai sekarang adalah rencana gw untuk nyari desa terdekat dan nyusul vivi besok shubuh"

"Fine" gw menjawab sambil merapikan beberapa barang yang sebelumnya dikeluarkan dari tas gw dan tas lisa. "Gw bisa apa kalau lu maunya gitu."

"Gitu dong" lisa menjawab dan mulai memakai kembali tas yang sebelumnya dia biarkan tergeletak di tanah. "Yuk, cepet kita belum makan."

"Gw mau nulis lagi ah" gw tiba-tiba berkata setelah beberapa menit berjalan. "Semua serba aneh ya lis, gak tau sih apa cuma dari prespektif gw aja atau lu juga ngerasain hal yang sama"

"Nulis apa lagi?" lisa menjawab. "Nulis cerita perjalanan ini? Mauuuuuuu gw mau baca ntar"

"Mau nulis cerita tentang apa lagi emang?" gw menjawab pertanyaan lisa. "Pas banget kan abis cerita gw sama bibi selesai, gw sambung sama cerita ini hahahaha. Tenang identitas lu gak bakal ketahuan lisa"

"Kenapa" lisa menjawab dengan nada yang berbeda dan tiba-tiba berhenti berjalan"Giliran bianca digembargembor banget giliran gw disembunyikan, iya?

"Bukannya lu gak suka kalau identitas lu diketahui banyak orang ya?" gw jawab. "Buktinya gak punya satupun sosmed. Gw ngerti sih alasannya jadi ya mending kalau disembunyikan."

"Iya sih" lisa menjawab sambil tiba-tiba berjalan merangkul gw sekarang. "Gw ngerasa kehilangan semuanya sejak kejadian itu. Bahkan kepercayaan diri gw buat sekedar post sesuatu di sosmed."

"Sabar lisa, kita mulai semua dari awal lagi ya abis ini" gw jawab sambil sedikit mengelus rambutnya. "Yang penting tujuan kita buat ke poonhill sekarang nyampe"

"iya " lisa menjawab. "Rendy liat kesanaa coba. Wah jembatannya keren yaa, abis jembatan itu ada desa kayaknya, kita istirahat aja disana sampe besok shubuh okeee"

Lisa tiba-tiba berhenti, didepan dengan samar gw liat terbentang jembatan gantung dengan panjang kira-kira 50 meter penuh dengan bendera warna-warni disisi-sisinya. Dibawah jembatan tersebut ada jurang kirakira sedalam 50-an meter. Jembatan ini menghubungkan track yang sedang gw lewatin dengan sebuah desa disisi lainnya. Gak terlalu besar, desa ini dikejauhan terlihat cuma terdiri dari beberapa rumah yang disusun berdekatan.

"Iya mending kita istirahat disana aja yuk sampe besok pagi" gw jawab perkataan lisa.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang