Chapter 79
"Ini yang kedua kalinya dalam perjalanan ini lu ketoilet lis" gw bergumam setelah lisa duduk disamping gw. Bis sudah berhenti untuk kedua kalinya, ini bakal jadi perhentian terakhir sebelum nanti bis bisa sampai ke pokhara dalam 3 jam perjalanan lagi. Gw lagi duduk di sebuah undakan batu dengan posisi gak jauh didepan bus. Dibelakang punggung gw sekarang sedang ada restoran khas india yang jadi tempat singgah beberapa penumpang bus untuk membeli makan, termasuk vivi dan budi.
"Dingin banget" lisa menjawab sambil duduk dan mendekapkan kedua tangan yang sekarang sudah dibalut sarung tangan bercorak putih biru. "Eh, lu gak mesen makanan?"
"Udah" gw menjawab sambil menyemburkan asap rokok. "Barusan, waktu lu masih dikamar mandi, gw, vivi, dan budi sempet pesen momo buat dimakan bertiga. Tapi setelah gw cicip ternyata rasa garlicnya kerasa banget, dimana-mana kari. Jadi gw beli apel aja 3 biji 200 rupee didalem. Vivi sama budi masih disana buat ngabisin momo mereka, coba ikutan pesen makanan disana gih bareng mereka"
"Momo?" lisa memberi pertanyaan baru."bentuknya kayak apa? Astaga kita bener-bener dinegara asing ya sekarang?"
"Kayak somay gitu sih sekilas" gw jawab. "I told you, we are totally stranger now, and for next 10 days."
"Kereeen rendy" lisa menjawab sambil menepuk nepuk bahu gw. Segala tentang being stragner selalu bisa bikin lisa antusias, gw heran. "Kapan lagi kita ngerasain kayak gini cobaaa. Gw kedalem ah nyusulin vivi dan budi dan pesen makanan, mau nitip gak?"
"Gw nitip minum" gw jawab. "Minum apa aja yang penting masih populer sama lidah gw"
"Oke" lisa menjawab sambil berdiri dan pergi.
Gw semburkan lagi asap rokok yang sebelumnya gw beli di tempat perhentian bus di khatmandu. Sekarang mungkin sudah pukul satu siang waktu asia bagian selatan. Langit keliatan cerah banget, tapi suhu sekitar semakin lama semakin dingin dengan semakin dekatnya jarak bus menuju pokhara. Dikejauhan gw liat siluet gunung es bersalju yang warnanya tampak menyatu dengan warna langit. Beberapa kali gw mencoba mengabadikan foto-foto siluet gunung es bersalju tersebut, tapi tetap aja kamera gw gak bisa menangkap jelas siluet tersebut karena warnya terlalu mirip dengan warna langit.
4 orang wanita gerombolan bule yang duduk disamping kursi gw terlihat menuruni undakan tangga untuk kembali ke bus. Setelah mereka masuk dan melihat tidak ada satupun penumpang didalam, mereka terlihat memutuskan keluar dari bus dan duduk di undakan batu deket posisi duduk gw. Keempat wanita ini terlihat happy-happy aja tanpa dibayangi perasaan takut karena mungkin aja keberadaan mereka sedang dipantau oleh orang-orang yang punya niat jahat. Sekilas salah satu dari mereka terlihat melirik kearah gw tapi pandangan sekejap tadi terlalu cepat buat dicerna oleh otak gw yang sedang sibuk beradaptasi dengan suasa iklim nepal.
Jalanan yang dilewati bus terlihat sepi, hanya beberapa kali gw lihat kendaraan melewati jalan ini. Disepanjang kiri jalan penuh pepohonan rindang yang menandakan bus mulai memasuki wilayah pegunungan. Suara kicauan burung terdengar diantara dedaunan pohon disepanjang jalan. Membayangkan suasana pegunungan, tiba-tiba terlintas dibenak gw gimana suasana pegunungan yang bakal gw daki nanti. Suhu bulan desember dan semua tentang cuaca ekstrem tiba-tiba melintas dibenak gw.
"Yuk ke bis" lisa mengagetkan gw dan tiba-tiba duduk disamping gw bersama vivi dan budi. "Kita-kita udah nyobain dalbat barusan, gila porsinya banyak banget, bisa buat bertiga"
"Gw mending makan apel daripada harus nyobain kari kayak begituan lis" gw menjawab perkataan lisa."hueek pengen muntah"
"Nih, ren" vivi tiba-tiba menyodorkan sebuah minuman bersoda kearah gw. "Kata lisa lu nitip minuman yang gak aneh-aneh, karena gak ada pilihan jadi gw beliin ini aja"
"Oh iya, makasih vi" gw menjawab sambil mengambil minuman yang vivi tawarkan. "Iya gak apa-apa, eh dirimu udah ngambil foto apa aja?"
"Belum sih, baru coba-coba aja dibus tadi buat ngambilin foto awan" vivi menjawab. "Tapi ngeblur semua fotonya, kurang fokus mungkin karena busnya goyang-goyang"
"Iya kayaknya" gw menjawab perkataan vivi. "Gw udah nyoba, sama juga hasilnya"
"Vi, semisal kita nyampe nanti sore ke pokhara" budi tiba-tiba nyahut. "Kita malemnya mau jalan dulu atau siap-siap buat perjalanan besok aja?"
"Gini, ya gw jelasin rencana kita di pokhara nanti" lisa tiba-tiba berdiri dari posisi duduknya dan sekarang ibarat seorang guru sedang menjelaskan kegiatan yang bakal gw dan yang lain lakukan di pokhara."kemungkinan besar kita nyampe pokhara itu sebelum jam 5, dari terminal bus paling juga cuma 10 menit naik taksi ke pokhara lake tempat hotel yang udah vivi booking. Setelah naro barang-barang, dan mandi mungkin, kita keliling disana aja. Keliling danau dan tempat-tempat belanja di sekitar danau, rame katanya disana, dan juga beli oleh-oleh mending disana daripada di thamel nanti. Disana kita sekalian makan malam, setelahnya kita tidur dan besok itu hari kita sepuasnya keliling pokhara sebelum lusa kita berangkat treking ke poonhill"
"Oke" gw jawab singkat, yang gw tangkep dari perkataan lisa adalah lusa kita semua bakal mulai treking ke poonhill tapi sebelumnya harus jalan-jalan keliling pokhara dulu. Tanpa harus memperpanjang penjelasan dengan berujung debat nanti mending gw setuju aja. "Gw setuju"
"Gw juga setuju" vivi menjawab kemudian "gw siap buat foto-foto bareng rendy"
"Gw yang gak siap vi" gw diamdiam bergumam. "Jadwal foto-foto kayaknya gak ada di list jadwal lisa"
"Kita foto diem-diem aja kalau gitu" vivi menjawab sepelan mungkin kemudian.
"Ehem" lisa tiba-tiba berdeham. "Ada satu hal lagi, sebelum perjalanan berlanjut lebih jauh, gw mau mengumumkan kalau sekarang gw adalah bendahara di perjalanan ini, dan detik ini juga kita semua harus bayar 2000 rupee perorang sebagai uang kas. Perencanaan finansial di perjalanan ini penting, gw bakal dibantu sama vivi dan budi. Dan lu ren yang gak ngerti apa-apa soal akuntansi terima beres aja ya"
"Dari 6 bulan yang lalu juga gw terima beres aja sama perjalanan ini" gw menjawab sambil bergumam pelan.
"Oke, ada pertanyaan?" lisa mengakhiri penjelasan tentang perjalanan dipokhara dengan meneguk air soda yang sebelumnya dibeli vivi untuk gw. "Karena kayaknya bus udah mulai lanjut jalan lagi jadi sekarang mending kita masuk ke bus supaya bisa lanjut ke pokhara"
"Yuk" vivi menjawab sambil bangun dari posisi duduk dibantu oleh budi dan langsung menuju ke bus. "Gw dan budi duluan ya"
"Oke gw nyusul dibelakang" lisa menjawab sambil melihat tajam ke arah gw.
"Nanti dibus ada yang mau gw omongin ke elu, ini sifatnya pribadi jadi tolong jangan terlalu berisik nanti didalam bus" lisa tiba-tiba berbisik. Gw yang gak tau harus merespon gimana cuma bisa mengangguk tanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]
AdventureHighest rank (June 12th, 2020): #1 in meditasi #3 in mendaki "Harpocrates had become the symbol for secrets and mysteries. I have no qualms about representing silence, but to me silence does not mean keeping secrets, it means serenity. It is in sile...