Final Part - Chapter 91

38 1 0
                                    

Chapter 91

"Lu yakin gak mandi lis?" dikamar, lisa sedang tidur dengan kepala menghadap keatas dan ditutupi oleh bantal. Setelan jaket tebal dan celana yang dipakai buat tracking tadi masih sama, belum ada yang berubah sejak sesi makan selesai beberapa menit yang lalu. Setelah gw tinggal sebentar buat ngerokok gw pikir lisa bakal mandi dan membersihkan apa yang butuh dibersihkan tapi ternyata dugaan gw salah. "Lis, lisa?"

Kamar yang bakal gw tempatin dengan lisa adalah kamar dengan ukuran satu tempat tidur dengan ukuran sedang dan satu lemari pakaian yang didalamnya sekarang sudah ada tas gw dan lisa. Ada 2 selimut super tebal, 2 bantal dan 2 guling yang semuanya ditutupi kain berwarna putih. Samar bau dupa tercium waktu gw pertama kali memasuki kamar ini.

"Apa?" lisa menjawab dengan suara teredam oleh bantal yang sedang menutupi kepalanya. "gw capek jangan ganggu gw bisa gak sih?"

"Ya beres-beres dulu sih baru enak buat istirahat" gw menjawab sambil mendekati lisa dan berniat untuk mengambil bantal yang sedang menutupi kepalanya sekarang. "Lagian kasurnya cuma satu? Nanti gw tidur dimana?"

"Tidur dibawah udah jelas" lisa menjawab dengan suara teredam bantal. "Tidur diatas sini bareng gw mau? Ilang kepala siap?"

"Oke fine" gw jawab perkataan dia sambil menarik bantal yang sedang dia pakai sekarang. "Gw tidur dibawah. Awas kalau lu nanti minta gw pindah ke atas!"

"Apaaan sihh Rendy" lisa berteriak sambil berusaha mempertahankan bantal yang sedang gw tarik. "Gak usah ngancem-ngancem bisa? Ya suka-suka gw mau ngajak siapa aja buat tidur bareng gw, lu siapa emang ngatur-ngatur gw"

"Gw bukan siapa-siapa lu emang" gw jawab dengan menarik bantal yang menutupi wajah lisa dengan jumlah tenaga yang lebih. "Pokoknya kalau gw masuk angin besok lu tanggung jawab ya. Tanggung jawab buat beliin gw tolak angin sama minyak kayu putih sama nasi padang sama pizza sama...."

"Fine" lisa tiba-tiba menarik bantal yang dia pegang dengan super keras dan membuat gw jatuh kearah tubuh dia sekarang. "Lu tidur diatas, gw yang tidur dibawah"

Dari jarak sedekat ini gw bisa liat langsung ekspresi lisa yang marah. Dan dia keliatan lumayan, lumayan berantakan.

"Eeh maksud gw, gak apa-apa gw tidur dibawah aja" gw dengan reflek langsung bangun dan bergerak menjauhi lisa dengan ekspresi awkward yang super keliatan banget. Sekilas gw liat wajah lisa juga memerah. "Ntar gw yang tidur dibawah yah lisa"

"Terserah" sekarang lisa memutuskan bangun dan bergerak menuju beranda kamar yang ada didepan pintu masuk. Dari celah-celah pintu gw liat kalau langit sudah gelap. Menjelang keluar pintu lisa menggumamkan sesuatu. "Gw gak kebayang kalau harus lepas jaket sekarang, dinginnya pasti kebangetan"

"Lu cobain ngerasain airnya deh, cuci tangan kek dikit atau apa" gw sambung perkataan lisa sambil menyusul dia yang sedang berdiri di beranda kamar. "Gw udah ngerasain tadi, dan lu tau rasanya kayak apa? Kayak cuci tangan pake air es, gw gak kebayang kalau air sedingin itu nyentuh kulit badan gw lis, hipotermia sih udah jelas"

"Mangkanya" lisa menjawab sambil merangkul lengan gw lagi. "Kayaknya gw gak bakal mandi selama disini, gw cuma butuh kehangatan, gak butuh mendinginkan tubuh"

"Apaan sih daritadi kayak beginian mulu" gw menjawab sambil sedikit-sedikit menggerakkan lengan gw yang sedang ditompang lisa. Bener kata lisa, udara luar terlalu dingin. Jaket yang gw pake sekarang gak bisa menahan hawa dinginnya menusuk tulangtulang gw. "Dingin banget sih emang kita saling menghangatkan aja nanti"

"Sebelum tidur kita minta bikinin teh madu dulu yuk yang anget" lisa bergumam pelan. "Madu katanya bagus buat bikin anget. Haduh Ren, plis jangan jauh-jauh, gw feeling gak enak, nafas gw mulai sesek"

"Iya" gw jawab pelan. "Gw disini kok, lu tunggu disini bentar, gw kebawah mesen minuman yang lu mau"

"Iya, jangan lama-lama" lisa menjawab sambil melepas rangkulan lengan gw.

Gw dan lisa sekarang menghuni salah satu kamar diantara 5 kamar yang ada di lantai 2 penginapan ini. Lantai 1 (dengan jumlah kamar yang sama) terlihat sepi karena hanya ada satu kamar dengan pintu tertutup dan lampu menyala yang bisa gw liat, sisanya gelap. dalam perjalanan menuju kelantai bawah sekilas gw liat langit diatas sana lagi bagus banget. Jumlah bintang yang ada langit sekarang melebihi jumlah bintang yang pernah liat seumur hidup gw di Indonesia. Kalau bukan karena lisa nunggu mungkin gw bakal diam beberapa menit untuk menatap langit.

Lantai bawah, lantai dimana kamar sang penjaga penginapan terlihat gelap. Cuma da satu kamar diujung tempat gw berdiri yang punya lampu menyala. Sementara kamar sang penjaga penginapan terlihat sepi walaupun gw beberapa kali sempat mendengar suara-suara darisana.

"Excuse me" gw panggil sang penjaga dengan sekali mengetuk pintu yang jadi pintu kamar penjaga tersebut. Sembari menunggu, gw bisa liat arah track yang tadi sore gw lewati bersama lisa, dan bener kata bisman semua terlihat gelap, terlalu besar resiko untuk tracking dimalam hari.

"Excuse me" gw, sekali lagi, memanggil sang penjaga dan mengetuk pintu kamar. Kondisi ditempat dimana gw berdiri sekarang sepi sekali, beberapa kali ditaman sekitar cafe gw liat kunang-kunang terbang memendarkan cahaya kekuningan. Dan tepat ketika gw akan mengetuk pintu sekali lagi, pintu terbuka disambut dengan wanita berumur 30 an tiba-tiba tersenyum ke arah gw.

"Yaa? Can i help you?" sang perempuan berkata sambil tersenyum, wanita ini memakai setelan jaket dan sebuah selendang berwarna merah tua melingkar disekitar leher.

"Me and my friend want a hot lemon tea with honey." gw langsung utarakan maksud tujuan gw kesini ke wanita tersebut. "Can you make it for us? Just two cups, my friend want to drink it before sleep, she is got an asthma so need some thing to make her body warm"

"Sure" sang wanita menjawab langsung. "Lisa got an asthma? She need an extra blancket?

"I think she needs it for tonight" gw jawab perkataan sang penjaga penginapan. "It so cold out here, she has been planned to not taking a shower for 4 days"

"Ya some tracker doing that too" sang wanita menjawab sambil tertawa. "Wait for 5 minutes i will bring you two cups hot lemon tea with honey and an extra blancket"

"Thank you" gw jawab sambil menggigil dan menuju kembali ke kamar yang ada di lantai 2. Dikejauhan gw liat pintu kamar masih terbuka, kemungkinan lisa masih diluar sedang duduk diberanda.

Cerita Kita Untuk Selamanya 2 : Harpocrates [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang