2

9.9K 530 22
                                    


Saat ini adalah jam mata pelajaran olahraga. Materi yang di ajarkan oleh guru adalah tentang bola basket.

Mulai dari cara men-dribble bolanya, mengiringnya dan mengoper bolanya kepada tim dan banyak lagi penjelasan tentang permainan bola yang berasal dari negara Paman Sam tersebut.

"Lo ngerti gak, Kar?" Tanya Naya berbisik kepada Karla disela-sela penjelasan pak Tito--guru olahraga.

Karla menggeleng. "Gak tahu."

Naya mendengus. Ia kira, Karla tahu cara bermain bola basket. Tapi nyatanya, tidak.

"Gue kirain tahu."

Setelah beberapa menit mendengarkan penjelasan yang sama sekali tidak masuk kedalam otaknya Naya, akhirnya pak Tito memberikan tugas untuk men-dribble bola tersebut dan memasukkannya kedalam keranjang bola.

"Baik, anak-anak. Sekarang kalian coba mendribble bola basket ini dan memasukkannya kedalam ring basket," kata pak Tito. "Kalau diantara kalian ada yang berhasil dan melakukannya dengan baik, bapak akan menambah nilai plus pada mata pelajaran bola basket."

Semua siswa yang berbaris dengan rapi tersebut pun mengangguk paham. Ada yang senang karena memang sudah pandai dalam bermain bola basket. Ada juga yang berpikir keras untuk mengingat penjelasan yang pak Tito sampaikan tadi.

"Kalian mengerti?"

"Mengerti, pak."

"Oke. Kita mulai dari barisan paling depan," ujar pak Tito. "Silakan."

Satu persatu siswa itu mulai menampilkan kemampuannya. Ada yang gagal, ada juga yang berhasil.

Naya sedikit merasa sakit saat melihat satu persatu temannya mulai bermain. Ia takut ada yang menertawakannya karena tidak bisa bermain bola basket sama sekali.

"Lo kenapa sih? Tegang banget."

Naya menoleh kesebelah dan memanyunkan bibirnya kedepan. "Gue gak bisa main basket. Lo tahukan gue paling anti sama olahraga gini?"

Karla memangut-mangut paham. "Namanya juga belajar, santai aja kali."

Naya memutar bola matanya jengah. Respon sahabatnya ini sama sekali tidak membantu masalahnya saat ini.

"Gimana kalau gue tantang lo?" Ucap Karla.

Naya mengeryit. "Maksud lo?"

"Kalau lo berhasil ngemasukin bola basket kekeranjang, gue bakal ngelakuin apa pun yang lo mau," kata Karla. "Tapi....." Karla sengaja menahan perkataannya.

"Tapi apa?"

"Tapi kalau lo gagal, lo harus nurutin semua kemauan gue."

"Lo curang, Kar!" Seru Naya. "Lo kan tahu kalau gue gak bisa main  basket?! Wah, parah lo! Emang tega bener, dah!"

Karla tertawa samar. "Berarti, lo takut sama tantangan gue."

Naya menyipitkan matanya sembari berkacak pinggang. Ia tidak terima di katakan seperti itu oleh Karla.

"Gue gak takut!" Seru Naya.

"Kalau lo gak takut, lo pasti nerima tantangan gue," balas Karla.

Naya mencerna ucapan Karla. Jika dia menolak tantangannya, otomatis Karla akan mengejeknya sampai mereka lulus sekolah. Tapi jika dia menerima tantangan itu, sama saja mengumpan kesialan.

"Mau gak? Bentar lagi giliran kita berdua loh." Karla masih berusaha menyakinkan Naya Karena dia yakin, Naya akan menerima tantangannya.

"Kalau kita sama-sama gak bisa masukin bola kekeranjang, gimana?"

TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang