"Naya."
Mendengar namanya dipanggil membuat gadis yang sedang menunggu jemputan itu menoleh kesebelah kanan. Terlihat Gelano sedang berdiri disebelahnya dengan pakaian yang terlihat sedikit berantakan.
Ah, tidak seperti biasanya.
Naya pun mengembalikan posisi kepalanya seperti semula. Melihat wajah seniornya itu, rasa sakit hatinya semakin menjadi.
Melihat penolakan Naya membuat Gelano menghembuskan nafasnya berat. Ia tidak suka jika harus terperangkap didalam situasi seperti ini.
Apa lagi ini berhubungan dengan Naya. Rasanya, jiwa Gelano terasa sedikit berbeda dari biasanya.
"Nay, mau pulang?" Tanya Gelano.
Naya masih bergeming. Ia tidak menoleh kembali atau pun menjawab pertanyaan Gelano dengan sepatah kata pun. Bahkan suara deheman pun tak terdengar sama sekali.
Sebegitu marahnya Naya kepada Gelano?
"Mau gue anter?"
Sepertinya Gelano tak patah semangat. Buktinya, ia masih menawarkan tumpangan untuk pulang.
Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Akhirnya Naya menoleh kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Gelano masih setia menunggu jawaban Naya. Ia berusaha menahan egonya agar usahanya meminta maaf kepadanya Naya berhasil.
Tit! Tit! Tit!
Tiba-tiba saja suara klakson mobil terdengar sebanyak tiga kali. Hal itu membuat Naya maupun Gelano memutar kepalanya kearah depan.
Ternyata, mobil jemputan Naya telah sampai.
Tanpa menjawab pertanyaan Gelano atau pun menegurnya, Naya beranjak dari tempat yang didudukinya menuju mobil jemputannya.
Naya masuk kedalam bangku penumpang yang telah dibukan pintu oleh supir pribadinya. Setelah itu, mobil itu pun pergi dari area tersebut meninggalkan Gelano yang masih berdiri di sana.
Gelano menatap mobil yang melaju itu dengan lekat. Suara hembusan nafasnya pun terdengar jelas.
Apa sesulit ini meminta maaf?
Oh, ayolah! Gelano sama sekali tak pernah meminta maaf. Bahkan kepada kembarannya.
"Sabar, Ge. Besok lo pasti dapet maaf dari Naya," ucap Gelano untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Hurrfftt.... semangat!!!"
******
Gelano berjalan menuruni tangga dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana joggernya.
Entah mengapa tenggorokannya terasa kering. Sedangkan persediaan air minum didalam kamarnya habis diminum oleh Galeno yang sengaja menjahilinya.
Mau tidak mau, ia harus turun kebawah menuju dapur untuk mengambil air minum.
Setelah melewati tangga, Gelano menangkap pemandangan di mana ia melihat Galeno sedang duduk sembari memainkan ponselnya. Ia yakin, saat ini Galeno pasti sedang bermain game.
Ah, biarkan saja. Itu memang sudah kebiasaannya dan sama sekali tidak ada urusan dengan dirinya.
Gelano pun kembali melanjutkan niatnya untuk mengambil air minum. Ia kembali melangkah menuju dapur yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TTS|| -I LOVE YOU
Teen FictionSequel 'Be Mine' (slow update) judul awal 'personal' Twins The Series.... _______________________ Gelano dingin, Naya masih berupaya untuk menghangatkannya. Gelano jauh, Naya masih berusaha mendekatinya. Namun ditengah perjalanan mendekatinya, hati...