3

9.4K 516 21
                                    


Gelano memegang dahinya yang terkena lemparan bola basket. Sedangkan tangan disebelahnya, memegang bola basket yang melayang kedahinya.

Pandangannya teralihkan kearah lapangan. Terlihat seorang cewek berdiri sendirian ditengah lapangan. Nampaknya, cewek itu terlihat tegang.

Gelano segera berlari kecil ketengah lapangan menuju kearah cewek tersebut. Ia tahu bahwa cewek itulah yang melempar bola basket kearahnya.

Jika bukan, mana mungkin dia berdiri ditengah-tengah lapangan dengan raut wajah terkejut?

"Maksud lo apaan ngelempar bola basket ke gue?" Tanya Gelano to the poin. Ia tidak sula basa-basi.

Naya--cewek itu ketakutan mendengar pertanyaan kakak kelasnya itu. Apa lagi, tatapannya yang tajam bak burung elang yang mendapatkan makanannya, cukup membuat kedua kakinya bergetar.

"Akh--akh--aku... gak sengaja, Kak," jawab Naya dengan gugupnya.

Gelano berdecih. Kemudian, dia melempar bola basket itu kearah badan Naya.

Sontak membuat Naya terjengkit kaget dan memundurkan sedikit badannya.

"Gak sengaja lo bilang?" Galeno memajukan tubuhnya. "Kalau lo gak sengaja, gak mungkin kena pas dikepala gue!!"

Naya menelan saliva kasar. Begitu menyeramkan mendengar nada bicara seniornya itu. Bahkan, dia bisa melihat urat-urat yang ada dileher seniornya itu saat berbicara.

"Emang beneran gak sengaja kok." Naya menunduk.

"Kalau gak bisa main basket jangan sok-sokan main. Tolol!"

Naya tercenggang mendengar cerahaman cowok yang disukainya itu.

Tolol?!

"Aku kan udah bilang, kalau aku gak sengaja ngelempar bola ke kakak. Kenapa kakak bilang aku tolol? Aku gak tolol kok. Kalau aku tolol, gak mungkinkan aku masuk sekolah sini?!"

Gelano mengerutkan dahinya. Ngomong apa ni anak? Batinnya.

"Terus gue peduli sama kepintaran lo gitu?"

"Harus dong. Kalau gak, berarti kakak bakal nganggep aku tolol seumur hidup!" Sahut Naya tanpa rasa bersalah.

Kerutan didahi Gelano semakim terlihat. Kedua alisnya pun sudah hampir menyatu mendengar sahutan absrud dari junior yang pernah bermasalah dengannya.

"Tapi tunggu deh! Kakak ini, kak Gelano atau Galeno?" Tanya Naya seakan tidak merasa bersalah ada perbuatan. "Soalnya, muka kakak gak bisa dibedai. Sama-sama ganteng, hihi...."

Naya cekikikan setelah mengucapkan kata 'ganteng'. Bahkan dia lupa bahwa cowok didepannya ini sedang marah karena terkena lemparan bola asal darinya.

Oke, Gelano mengerti sekarang. Tidak seharusnya dia menghampiri cewek ini dan mengucapkan kata-kata.

Karena, semua itu menurutnya percuma. Juniornya ini selalu tidak merasa bersalah jika berbuat kesalahan. Ya.... contohnya sekarang.

Gelano langsung berbalik meninggalkan lapangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia tidak mau jika harus berurusan lebih panjang dengan junior yang dia ketahui bernama Naya itu.

Terlalu membuang-buang waktu jika harus meladeni ucapan aneh dari juniornya tersebut.

Sedangkan Naya, tercenggang saat senior favoritnya itu pergi meninggalkan.

Gue salah ngomong, ya?


*******




TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang