15

7K 426 47
                                    


Keadaan kelas saat itu senyap sekali. Seluruh siswa-siswa yang ada didalam kelas tersebut sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas harian yang harus dikumpulkan hari ini juga.

Gelano menggerakkan pulpennya sesuai dengan apa yang ada diotaknya. Otaknya saat ini benar-benar berjalan dengan lancar. Karena biang kerok alias kembarannya tidak ada di kelas. Melainkan ada di UKS karena sakit demam yang tiba-tiba menyerangnya.

Namun tiba-tiba, ada seseorang datang kedalam kelasnya yang tak lain adalah Wali kelasnya bersama dengan seorang cowok.

Gelano mendongakkan kepalanya. Untuk melihat siapa yang dibawa Wali kelasnya tersebut.

"Selamat pagi, anak-anak," ucap Wali kelasnya itu.

"Pagi, pak!!" Jawab mereka serentak.

"Hari ini kalian akan mendapatkan teman baru," ujar Wali kelasnya itu.

Oh, anak baru. Batinnya.

Gelano kembali menundukkan kepalanya, kembali fokus mengerjakan tugas yang sempat terhenti tadi hingga tak mendengar perkenalan siswa baru itu.

"Galeno, angkat tangannya!" Seru tiba-tiba dari guru yang mengajar.

Gelano mendengus. Sudah tahu Galeno sedang sakit, masih saja dipanggil.

"Gelano, Pak! Bukan Galeno!" Serunya sedikit kesal.

Guru yang mengajarnya itu hanya mengacuhkan ucapannya.

"Salah sedikit tidak apa-apalah. Sekarang, kamu angkat tangannya."

Mau tidak mau, Gelani pun mengangkat tangannya dengan ekspresi wajahnya yang masam.

"Nah, itu dia. Sekarang kamu boleh duduk disebelah Gelano."

Mendengar itu membuat alis Gelano menyatu sempurna. Apa maksudnya siswa baru itu duduk disebelahnya?

"Inikan tempat duduknya Galeno, pak! Kenapa dia duduk di sini?"

"Gak apa-apalah! Untuk sementara."

Lagi-lagi Gelano mendengus kesal. Tanpa menyahuti ucapan gurunya itu, Gelano kembali menundukkan kepalanya.

Sejurus kemudian, Gelano bisa merasakan jika bangku disebelahnya sudah diduduki oleh siswa baru itu. Tapi Gelano menghiraukannya. Pandangannya hanya terfokus pada buku tulisnya.

"Kenalin. Nama gue, Hema."

Gelano memutar kepalanya kesebelah. Terlihat siswa baru itu mengulurkan tangannya kearahnya sebagai tanda perkenalan.

"Gelano."

Tanpa membalas uluran tangan itu, Gelano kembali mengubah posisi awal kepalanya.

Moodnya masih kesal karena gurunya dengan lancang memberikan bangku yang seharusnya diduduki oleh Galeno, menjadi diduduki oleh Hema.

Dan Gelano yakin, jika Galeno tahu bangkunya diambil, pasti Galeno akan marah besar.



*******


Gelano memakai jas Almamater berwarna biru navy yang ada didalam mobilnya. Berhubung hari ini Papanya mengijinkannya membawa mobil kesekolah, jadi dia menyimpannya kedalam mobil dari pada membawanya kedalam kelas.

15 menit lagi, dia harus memulai rapat OSIS. Sebagai ketua, dia tidak mau jika harus terlambat satu detik pun.

Karena itu bukanlah contoh sikap yang bagus sebagai seorang pemimpin. Itulah kata-kata Papanya yang selalu tergiang dalam otaknya.

TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang