Entah mengapa melihat kekesalan Naya yang semakin bertambah membuat hati Gelano puas. Ia merasa telah mengembalikan rasa malunya karena telah ditembak oleh seorang perempuan.Mau disimpan di mana wajahnya saat seorang perempuan yang tidak dikenalnya datang dan menyatakan cinta duluan? Gila emang! Dunia memang sudah benar-benar terbalik.
Soal kejadian tadi, sebenarnya Gelano sengaja mengatakan jika dirinya ingin membuang air kecil. Padahal saat itu, dia sama sekali tak ingin mengeluarkan air kecil dari senjata masa depannya itu.
Entah mengapa saat melihat Naya berinteraksi dengan supir taksi online yang katanya--sahabat kecil Naya, membuat hatinya tak suka. Bahkan rasa ingin menjauhkan mereka tiba-tiba saja datang begitu saja.
Gelano pun tak habis pikir. Kenapa dirinya tiba-tiba berubah seperti ini?
Ah! Mungkin ini hanya ingin mengerjai gadis itu. Tidak lebih!
Apa lagi saat ini, Gelano sengaja meminta Naya menyuguhkannya minuman. Ia ingin berlama-lama di sini hingga Naya benar-benar merasa kesal kepadanya.
Sejurus kemudian, datanglah Naya dengan membawa mampan yang berisi gelas kecil diatasnya. Terlihat Naya masih menampakkan raut wajah kekesalannya.
Mungkin Naya masih kesal pada seniornya itu.
"Minum!" Seru Naya.
Gelano terkekeh pelan. Seakan mengejek gadis yang saat itu sedang kesal padanya.
"Ini gak ada racunnyakan?" Tanya Gelano sembari mengambil gelas yang ternyata berisi teh. Dan teh itu pun sepertinya masih hangat.
"Udah aku campurin sianida! Hati-hati aja," jawab Naya dengan nada ketusnya.
Gelano mengangguk paham. Ia pun hendak meminum teh hangat yang disuguhkan oleh Naya. Dan setelah teh hangat itu meluncur kedalam mulutnya, seketika teh hangat itu keluar lagi dengan muncrat.
Cruuttss....!!!!
"Gila! Ini teh apaan sih? Gak ada manis-manisnya?!" Seru Gelano sembari mengusap bibirnya.
Seketika tawa Naya pecah begitu saja. Ia memang sengaja membuat teh tanpa menggunakan gula sama sekali hanya untuk mengerjai Gelano.
Siapa suruh ngerjain gue? Rasain! Haha... batin Naya.
"Haha... gimana rasa tehnya? Enak?" Tanya Naya dengan nada bercanda.
Gelano mendengus kesal. Ia yakin, Naya sengaja melakukan itu padanya.
"Btw, berhubung gula di rumah aku lagi gak ada, jadi aku gak kasih gula deh itu tehnya. Haha...." ujar Naya tanpa rasa bersalah.
Gelano menyimpan gelas yang berisi teh hangat tanpa gula itu kembali keatas meja. Matanya menyipit tajam kearah Naya yang masih saja menertawainya.
"Makanya kak, jangan nganggep aku lemah! Aku juga bisa kok ngerjain kak Gelano," kata Naya lagi.
Gelano mengeram kesal. Ia masih mengusap bibirnya yang masih terasa pahit akibat teh hangat itu.
Sial!!!
*******
Galeno tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita kembarannya itu. Bahkan, Galeno memegang bagian perutnya karena sakit akibat tawanya yang tertawa keras.
"Sumpah, Ge! Baru kali ini lo dikerjain sama orang. Gue aja gak berani ngerjain lo kek gitu. Haha...."
Gelano menghembuskan nafasnya berat. Sungguh! Ia menyesal menceritakan kejadian di rumah Naya kepada Galeno.
Jika saja dirinya tahu Galeno akan menertawakannya, sudah pasti akan dia pendam kejadian itu sedalam-dalamnya.
Sedalam kenangan mantan.....
"HAHAHA....."
Gelano menutup telinganya. Tak kuasa mendengar suara tawa Galeno yang membahana dalam telinganya.
Lama-lama, pecah nih kuping gue! Batinnya bersuara.
"Suara lo toa banget, Ga!" Seru Gelano kesal. "Bisa roboh nih kamar gue!"
"Haha... gimana gue gak ketawa? Lagian itu cewek berani banget sama lo," ujar Gelano. "Gue yakin, tuh cewek pasti punya keturunan darah samson!"
Gelano mengerutkan dahinya. Ia tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh kembarannya itu barusan.
"Iya, samson. Lo kan serem, cuma samson yang berani sama lo. Haha..."
Gelano memutar bola matanya jengah. Benar-benar percuma berbicara dengan Galeno.
Tidak ada gunanya......
"Gak nyambung bangke!!!"
******
Kebangetan sih Naya wkwk
Kalian kangen mereka gak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
TTS|| -I LOVE YOU
Teen FictionSequel 'Be Mine' (slow update) judul awal 'personal' Twins The Series.... _______________________ Gelano dingin, Naya masih berupaya untuk menghangatkannya. Gelano jauh, Naya masih berusaha mendekatinya. Namun ditengah perjalanan mendekatinya, hati...