11

6.7K 387 21
                                    


Sesuai rencana yang semalam mereka susun, Naya sudah bersiap diri di area parkiran motor. Ia bersembunyi dibalik dinding pembatas antara paskiran motor siswa dan parkiran guru.

Penampilan yang sedikit berubah, mulai dari bajunya yang rapi karena sudah disetrika, minyak wangi yang lumanyan banyak saat disemprotkan ketubuhnya, dan juga bedak yang terlihat sedikit tebal dari biasanya.

Naya sengaja melakukan ini. Ia ingin membalas dendam kepada seniornya yang bernama Gelano. Alias kembaran-kembar ganteng.
Setelah beberapa menit berdiri di sana, akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang juga.

Naya melihat motor ninja berwarna merah memasuki daerah pakiran. Dan Naya yakin, motor tersebut sudah pasti milik Gelano.

Dari mana Naya tahu jika itu motornya Gelano? jawabannya adalah karena Naya selalu melihat Gelano menyimpan motornya dikawasan area parkir di sini.

Naya juga tahu di mana daerah tempat biasa Gelano menyimpan motornya.

Gelano pasti menyimpan motornya diujung area parkiran yang sepi. Mungkin takut motornya lecet karena berdempetan dengan motor siswa yang lainnya.

Dasar sombong! Batin Naya.

Dan dugaan Naya benar. Gelano memang benar-benar menyimpan motornya tersebut didaerah yang sepi dan paling ujung.

Terlihat Gelano membuka helmnya lalu menyimpannya diatas motornya. Kemudian dia turun dari motornya sembari membuka jaket levisnya.

Melihat itu, Naya segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari kecil kearah Gelano. Namun sebelum melancarkan aksinya, Naya merapikan sedikit pakaiannya untuk menambah nilai plus saat Gelano melihatnya nanti. 

Dalam hitungan ketiga, Naya mengejutkan Gelano dengan kedua kakinya kelantai hingga menimbulkan suara.

"Kakak!"

"Astaga!" Pekik Gelano.

Gerakan tangannya yang sedang melepas jaket pun langsung terhenti. Ia melihat seseorang sedang berdiri disebelahnya.

"Lo!" Seru Gelano.

Naya mengangguk sembari cengengesan. Seakan tidak merasa bersalah sama sekali dengan tingkahnya tadi.

"Iya. Ini, Naya. Pacar kakak!" Naya mengedipkan kedua matanya dengan menggoda. Bermaksud ingin membuat Gelano tertarik padanya.

Namun itu semua diluar dugaan. Gelano bukannya tergoda dengan kedipan tersebut, tapi malah bergedik ngeri melihatnya.

"Kenapa mata lo? Kemasukan belatung?" Gelano kembali melanjutkan gerakan tangannya melepaskan jaketnya yang sempat terhenti tadi.

Naya memanyunkan bibirnya kedepan. Kemasukan belatung dari mana? Ini salah satu cara menggoda, Ge! Menggoda!

"Akukan lagi godain pacar akoh!" Ujar Naya dengan senyuman manisnya.

Dahi Gelano mengerut. Ia tidak paham dengan ucapan cewek itu.

"Gila nih cewek!"

Gelano menyimpan jaketnya kedalam tasnya yang berwarna merah.

"Ketemu pacar tuh seharusnya ngucapin selamat pagi atau cipika-cipiki, pipi kanan, pipi kiri. Bukannya ngatain pacarnya gila!"

"Pacar?" Gelano menoleh kearah Naya. "Siapa pacar lo?"

"Kakaklah! Kakak gak inget apa omongan kakak kemarin? Kakak sendiri loh yang bilang kalau kita pacaran," jawab Naya sesantai mungkin.

Gelano telah selesai menyimpan jaketnya kedalam tas. Ia pun kembali memakai tasnya kepundak lalu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat parkiran tersebut.

Naya mengikuti langkah Gelano. Bahkan Naya berusaha menyamakan langkah kakinya dengan kaki Gelano.

"Wah, langkah kita samaan loh kak. Emang bener-bener ya? Kita jodoh dunia akhirat!" Ujar Naya dengan nada selebay mungkin.

Gelano tidak menyahut. Tapi dalam hatinya dia mencibir, memaki, sekaligus mengerutu pedas.

"Tuhan itu adil ya, kak. Dia tahu jodohnya orang cantik sama yang ganteng dan yang ganteng sama yang cantik," kata Naya lagi. "Dan contohnya kita berdua."

Mendengar itu membuat Gelano menghentikan langkahnya tanpa aba-aba. Sontak membuat Naya harus mundur dua langkah karena kelewatan.

"Kenapa berhenti, kak?" Tanya Naya. "Oh, aku tahu! Pasti kakak mau gandeng tangan aku kan? Yaudah, nih gandeng. Gak usah malu-malu!"

Naya mengulurkan punggung tangannya kehadapan Gelano.

Gelano menatap punggung tangan tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian dia menghempaskan tangan Naya dari hadapannya.

"Tuhan gak pernah ngasih jodoh hambanya yang baik dengan yang buruk! Jadi kita gak mungkin jadi jodoh!" Ucap Gelano dengan tajam.

"Lo jelek! Gak cantik! Jadi jangan mimpi buat gandengan tangan sama gue!"

Setelah mengucapkan itu, Gelano melanjutkan langkahnya meninggalkan Naya yang masih terdiam di tempatnya.

Ucapan Gelano barusan kembali masuk kerelung hati Naya. Seperti sebuah pisau tajam yang langsung menancap dihatinya tanpa permisi sama sekali.

Naya menatap punggung Gelano yang mulai menjauh darinya. Lagi-lagi, dirinya jadi korban ucapan pedas seorang cowok bernama Gelano.

Sabar, Naya! Perlu pejuangan yang besar untuk mendapatkan hasil yang sempurna.








*******










Sumpah deh, mulutnya Gelano pedes banget!!!! Kayak lagi makan samyang yang pedesnya kebangetan!!!!

Selamat membaca
Jangan lupa vote dan coment sesuka hati kalian....

Bye,bye.....






Terpesona?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpesona?

TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang