7

7.8K 431 30
                                    


Entah berapa orang yang Gelano dorong agar bisa berlari dengan cepat. Ia tidak peduli kata umpatan-umpatan kasar yang dikeluarkan oleh orang yang tak sengaja disenggolnya itu.

Intinya sekarang adalah menjauhkan diri dari manusia aneh selain Galeno. Ingat, aneh!

Sesekali pandangannya teralihkan kebelakang untuk melihat apa cewek itu mengikutinya atau tidak. Awalnya Gelano melihat cewek itu mengikutinya. Tapi setelah dia menambahkan kecepatannya, cewek itu alias Naya, tidak terlihat sama sekali.

Gelano memperlambat lariannya secara perlahan. Kemudian secara perlahan, dia berhenti dipertigaan koridor sekolahnya.

Tangannya menyangga dikedua lututnya untuk menahan keseimbangan tubuhnya yang hampir melorot.

Rasa letih tiba-tiba terasa begitu saja ditubuhnya. Padahal biasanya saat dia melakukan olahraga jogging keliling komplek rumahnya, dia tidak pernah merasakan rasa letih seperti ini.

Bahkan nafasnya terlihat tersengal-sengal seperti seseorang yang sedang melakukan olahraga lari marathon sepanjang 10 kilometer.

Aneh memang. Tapi kemungkinan, rasa letih yang dirasakannya itu perpaduan antara emosi yang sudah mencapai diubun-ubun dan larian yang tergesa-gesa.

Ya Tuhan, semoga cewek itu tidak timbul lagi. Aamiin. Batinnya.

Gelano menyeka peluh yang ada didahinya sembari menegakkan tubuhnya yang tadi tertunduk. Kemudian, dia melangkahkan kakinya kesebelah kanan. Tujuannya saat ini adalah lantai 2. Yaitu, kelasnya.

Rasanya lebih aman berada didalam kelas dari pada diluar. Bisa saja cewek itu mengejarnya dan menemukannya sedang berdiri di sini.

"Yah, di kelas!"

Tapi siapa sangka saat Gelano hendak melangkahkan kakinya, dia dikejutkan oleh seseorang yang tadi ada dipikirannya namun hilang karena kehadiran Naya.

Matanya membulat saat tahu siapa yang sedang berdiri dihadapannya.

"Indah?" Gelano mundur dua langkah dari jarak Indah berdiri dengan tatapan yang masih terkejut bercampur bingung.

"Gege." Indah memajukan tubuhnya agar bisa berdiri dekat dengan Gelano. "Gege, aku kangen."

Indah merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Gelano. Tapi sayangnya Gelano semakin menjauhkan tubuhnya dan mengangkat tangannya sebagai tanda untuk Indah berhenti.

"Gege, kamu gak kangen sama aku? kita udah lama gak ketemu." Indah menatap nanar kearah Gelano. Ia tidak menyangka bahwa Gelano akan menyambut kedatangannya dengan penolakan.

"Sayangnya gue gak, In!" balas Gelano.

Indah menatap Gelano dengan tatapan sendu. Ia tidak percaya melihat orang yang mencintainya bisa mengatakan perkataan seperti itu.

Apa mungkin ini karma setelah meninggalkan Gelano tanpa alasan disaat dia sedang sayang-sayangnya?

"Ge..." lirih Indah. Ia kembali memajukan tubuhnya agar bisa memeluk tubuh Gelano.

Dan lagi-lagi, Gelano menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Indah.

"Ngapain lo kesini lagi?"

"Aku mau memperbaiki hubungan kita, Ge," ujar Indah sembari memegang lengan Gelani. "Hubungan kita yang kandas ditengah jalan."

Gelano menghempaskan tangan Indah dengan kasar. "Kita? Gue gak tahu apa artinya kata 'kita' waktu dulu."

"Tapi, Ge..."

Indah masih berusaha meyakin Gelano.

"Gak pernah ada kata 'kita'. Dulu, sekarang dan sampai kapan pun, gak akan pernah!"










TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang