18

5.1K 306 10
                                    


Pagi adalah pagi yang paling sial dalam hidup Gelano. Kenapa?

Jawabannya adalah karena hari ini dia diharuskan pulang membawa seorang cewek bernama NAYA.

Bayangkan, Naya!!!!

Gelano memukul kepala motornya dengan kesal. Ini semua terjadi karena Galeno.

Jika saja kembarannya itu tidak jahil dengan memberi pernyataan palsu pada Mamanya, mungkin dia tidak akan sepusing ini.

Ya... Gania lah yang menyuruh Gelano untuk membawa gadis itu kerumahnya.

Awalnya Gelano menolak mentah-mentah. Namun apalah daya? Dia tidak bisa menang berdebat dengan keinginan Mamanya itu.

Meminta bantuan pada Papanya? Tentu saja Papanya yang bernama Keenan itu akan mendukung semua perkataan istrinya yang tak lain adalah Mamanya sendiri.

Sekarang Gelano tak tahu lagi harus berbuat apa. Tak mengindahkan keinginan Mamanya, sudah pasti akan ada resiko besar yang menantinya nanti. Tapi jika menuruti keinginan Mamanya itu, sudah pasti dia harus memohon pada gadis bernama Naya itu.

Gelano mengusap wajahnya dengan kasar. Apa yang harus dilakukan olehnya agar bisa membawa Naya kerumahnya tanpa mempermalukan harga dirinya?

Ini semua karena Galeno. Andai saja Galeno ada di sini, sudah pasti Gelano akan memukulnya hingga memohon ampun.

"Sial! Sial! Sial!"





*******




"Bise pinjem Naya bentar?"

Naya dan Karla menghentikan percakapannya dan langsung menoleh kesebelah. Tepat disebelah Naya, terdapat seorang cowok berdiri dengan tatapan yang begitu datar.

"Bisa pinjem Naya bentar?"

Gelano kembali melontarkan pertanyaan itu dengan suara yang penuh penekanan. Saat ini dia sedang menahan rasa malunya.

Naya dan Karla pun langsung pandang. Seolah menunjukkan sebuah pertanyaan 'kak Gelano kenapa?'.

"Bisa?"

Naya dan Karla pun mengalihkan pandangannya kearah Gelano. Tanpa menunggu persetujuan dari Naya, Karla langsung mengangguk.

"Bi--sa."

Tanpa menunggu lagi, Gelano langsung menarik tangan Naya menjauh dari Karla hingga membuat cewek yang ditarik tangannya itu memekik tertahan.

"Eh, eh! Ini mau kemana?!" Tanya Naya.

"Ikut, aja!"












******






Naya memegang tali ranselnya dengan erat. Sesekali dia membenarkan letak helm yang kebesaran dikepalanya. Bibirnya cemberut sedari tadi. Karena Gelano membawanya secara paksa untuk naik keatas motornya.

Apa lagi, Gelano sepertinya sengaja membawa motornya dengan kecepatan yang cukup laju. Lihatlah, helmnya saja hampir saja terlepas karena terbawa angin.

"Jangan ngebut-ngebut, Kak!" Seru Naya lalu memukul bahu Gelano.

Gelano tidak memperdulikan seruan Naya. Ia masih saja melajukan motornya meski dia tahu, cewek dibelakangnya itu baru pertama kali menaiki motor.

TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang