6

8.1K 483 32
                                    


"Kakak?" Naya melambaikan tangannya tepat didepan wajah Gelano yang terdiam tanpa berkedip. "Kakak dengerin aku ngomongkan?"

Sontak membuat Gelano terjengkit kaget lalu mengerjabkan matanya beberapa kali sembari menggeleng pelan.

"Lo ngomong apa barusan?"

"Ngomong apa? Yang mana?"

"Tadi, beberapa detik yang lalu lo ngomong apa?!" Seru Gelano.

Dahi Naya mengerut. Matanya pun menyipit sembari memikirkan perkataan apa yang seniornya itu ingin tahu.

"Yang lo bilang ke gue tadi. Coba ulangin!"

Naya tak mengindahkan perintah Gelano. Ia lebih memilih duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Galeno. Yaitu kursi yang berada dihadapan Gelano.

"Eh, siapa suruh lo duduk?" Seru Gelano lagi dengan menatap tajam kearah Naya.

Naya berdecak kesal sembari menghentakkan kakinya kelantai.

"Aku capekkan diri mulu. Berhubung ada kursi di sini, yaudah aku duduk," balas Naya sembari duduk dikursinya. "Kan sayang kursinya kalau gak didudukin. Hehe...."

Naya menyengir kuda seakan tidak takut dengan tatapan tajam yang Gelano peruntukkan untuk dirinya. Nampaknya dia menikmati setiap kemarahan yang ditimbulkan olehnya dalam diri senior galaknya itu.

Gelano mendesah pelan. Lagi-lagi emosinya muncul gara-gara juniornya itu.

"Oke terserah lo mau duduk atau berdiri, gue gak peduli," kata Gelano dengan nada seserius mungkin. Bahkan wajahnya sekarang terlihat lebih menyeramkan dari pada yang tadi. "Maksud lo apaan ngomong gak jelas kayak tadi?"

"Ngomong yang mana kakak? Dari tadi juga aku ngomong terus," jawab Naya. "Di jam berapa? Menit keberapa? Detik keberapa?"

Kerutan didahi Gelano semakin terlihat. Apa katanya? Di jam berapa? Bagaimana bisa dia menanyakan di jam berapa kalau mereka berdua baru beberapa menit yang lalu berada didalam ruangan ini?

"What the fu--"

"Sssttt...."

Ucapan Gelano terhenti saat sebuah jari menyentuh bibirnya. Matanya membulat saat tahu, Naya lah yang menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya.

"Gak baik maki-maki pakek bahasa inggris, aku ngerti loh artinya. Jangan kira aku gak ngerti bahasa inggris, yea...."

Gelano menjauhkan wajahnya dari tangan Naya. Terlihat dia mengusap-ngusap bibirnya dengan kesal.

"Kalau mau maki, yah maki aja pakek bahasa Indonesia. Karena kita tinggal di Negara Indonesia tercinta," sambung Naya sembari kembali mendaratkan bokongnya kekursi.

Oke, cukup! Kepala Gelano sudah pusing untuk mendengarkan ucapan absurd dari junior yang bernama Naya itu.

Dari mana Gelano tahu bahwa gadis didepannya itu bernama Naya? Oke, dia akan jawab sekarang.

Kalian ingatkan perdebatan antara dia dan Tio beberapa hari yang lalu? Tentang siswa-siswi  yang akan menjadi bagian anggota OSIS?

Kalau kalian ingat, cewek yang dipermasalahkan olehnya itu adalah Naya. Naya Winanda.

Gelano masih ingat saat Naya membuat kekacauan dikegiatan MOS-nya. Ia masih ingat betul siapa sih pembuat onar itu. Dan pembuat onar itu adalah Naya. Gadis yang berada didepannya ini.

Itulah sebabnya Gelano menolak mentah-mentah saat tahu Naya mencalonkan dirinya sebagai anggota OSIS. Tingkahnya yang aneh, ralat! Melebihi tingkah anehnya Galeno, membuatnya harus berpikir berjuta-juta kali untuk menerimanya.

TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang