31

4.4K 236 12
                                    


Hema terus menerus mengelus puncak kepala Naya dengan lembut. Sedangkan Gelano masih saja menggenggam punggung tangan Naya.

Cukup lama mereka terdiam. Seakan masing-masing berusaha duluan untuk menyadarkan Naya.

Hingga beberapa menit kemudian, terasa pergerakan kecil yang berasal dari genggaman Gelano.

Hal itu pun sontak membuat Gelano berdiri dari tempat duduknya tanpa berniat melepaskan genggaman tangannya.

"Nay. Naya..."

Perlahan, kelopak mata Naya sedikit terbuka. Kedua kelopak matanya berkedip beberapa kali seakan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kornea matanya.

"Naya. Kamu udah sadar?" Kali ini Hema yang bertanya.

"Iyalah udah sadar. Basa-basinya receh!" Sahut Gelano gusar.

Hema kembali melayangkan lirikan kearah Gelano. Namun itu hanya terjadi untuk beberapa detik saja. Karena ia kembali fokus kearah Naya.

"Minum...." Naya berujar lirih dengan suara yang pelan.

Dua remaja yang fokus kepadanya itu pun langsung bergerak untuk mengambil minuman yang berada tak jauh dari ranjang UKS.

Namun sayangnya, Gelano kalah talak. Hema lebih cepat bergerak untuk mengambil minum untuk Naya dari pada dirinya.

"Minum dulu, Nay."

Hema membantu Naya untuk duduk. Kemudian kembali membantu Naya untuk minum air putih bergelas plastik itu.

Setelah itu, Hema membantu lagi Naya untuk kembali berbaring.

"Kenapa kamu bisa pingsan gini? Kamu belum sarapan, hm?" Tanya Hema.

"Aku cuma kecapean aja kok, Hema," sahut Naya dengan nada suara yang sedikit serak.

"Kenapa bisa kecapean?" Tanya Hema lagi. "Kamu lagi banyak tugas rumah, ya?"

Naya menggeleng pelan sembari membalas tatapan Hema yang saat ini sedang menatapnya.

"Aku cuma kecapean aja, kok. Kamu jangan khawatir gini," ujar Naya.

"Kalau kecapean, kenapa kamu masih sekolah? Kamu-kan bisa istirahat di rumah."

"Hema..."

"Oke, oke. Dari pada kita berantem, mending sekarang kamu makan, ya?"

Hema bergerak mengambil mangkok yang berisi bubur didekatnya. Tangannya mulai mengaduk bubur tersebut dan menyuapkannya kemulut Naya.

"Ayo, dimakan."

Naya membuka mulutnya dengan perlahan. Ia menerima suapan dari tangan Hema tanpa berniat menolaknya sama sekali.

Pandangan Gelano tidak lepas dari pandangan didepannya ini. Hema begitu memperhatikan Naya dengan begitu lembutnya.

Berbeda dengan dirinya. Yang selalu mementingkan dirinya sendiri dari pada Naya.

Apa dirinya ini benar-benar mencintai Naya?

Begitu juga dengan Naya. Gadis yang dicintainya itu seakan sedang berbunga-bunga mendaparkan perhatian dari Hema.

Bahkan sepertinya, Naya tidak sadar akan kehadiran dirinya saat ini.

Genggaman tangannya pun secara otomatis terlepas. Seakan memberi pertanda jika ia memang harus melakukan hal itu.

Seakan memberi penjelasan jika melakukan itu adalah jawaban yang terbaik dari pertanyaan yang terlintas didalam benaknya tadi.

Tanpa berpikir panjang, Gelano pun beranjak dari sana meninggalkan Naya dan Hema yang sedang memadu cinta diantara mereka.




******





"Gege..."

Suara itu terdengar begitu lembut. Gelano pun langsung menoleh dan mendapati seorang Indah berdiri dihadapannya.

Gelano bungkam. Rasa kecewa yang menjalar dihatinya membuat lidahnya terasa kelu dan tak bisa berkata-kata.

Indah menyentuh lengan Gelano. Lalu mengelusnya dengan raut wajah prihatin.

"Yang sabar ya, Ge," ucap Indah kemudian.

Sebenarnya Indah sudah melihat kejadian didalam. Rasa kasihan pun langsung menjalar dalam benaknya.

Mengapa Gelano selalu kalah dalam urusan percintaan?

Dulu dirinya yang membuat Gelano sakit hati. Sekarang, Naya?

Sungguh! Indah tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh Gelano saat ini. Karena yang Indah tahu, jika seorang Gelano sudah mencintai seseorang.

Maka cintanya itu tidak main-main.

"Kamu pasti kuat, Ge," Sambung Indah seperti menyalurkan kekuatan padanya.

Gelano mengangguk. Ia tersenyum kecut sembari membalas elusan tangan Indah dilengannya.

Yah, dirinya pasti kuat!











*******








Terlalu drama gak sih?



Terlalu drama gak sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang