26

4.6K 265 13
                                    


Lagi-lagi langkah Gelano terhenti. Didepannya, lebih tepatnya tidak jauh dari keberadaannya, terdapat seseorang yang saat ini sedang dicarinya berbicara dengan seseorang.

Matanya menyipit untuk melihat siapa lawan bicara Naya saat itu. Dan ternyata, lawan bicara Naya yaitu Hema.

Anak baru di kelasnya.

Dilihat dari gaya pembicaraan mereka, sepertinya Naya dan Hema sudah kenal sejak lama.

Apa mungkin mereka memiliki hubungan?

"Woi, bengong aja!"

Gelano terlonjak kaget saat bahunya sengaja disenggol hingga semua lamunannya pun menghilang. Ia pun menoleh kesamping dan mendapati kembarannya sendiri sedang tersenyum kegirangan.

Entah apa yang membuat kembarannya itu kegirangan seperti itu. Yang pasti, Gelano tidak peduli.

"Ck! Apaan sih?! Pergi lo!" Seru Gelano.

"Yaelah, Ge. Sensi amat dah!" Ujar Galeno. "Lagi lihatin apa sih? Fokus amat?"

Gelano memutar bola matanya. Sifat keingintahuan yang berlebihan kembali kedalam diri Galeno.

"Ditanyaain malah diem. Dasar!!"

Galeno pun mengikuti arah pandang Gelano yang lurus kedepan. Setelah meneliti dengan seksama, akhirnya ia tahu apa yang dilihat dengan fokus oleh kembarannya itu.

"Eh, bukannya itu cewek lo, Ge?" Tanya Galeno. "Sama siapa tuh?"

Gelano mengerutkan dahinya. Pacarnya? Siapa?

Gelano pun juga mengikuti arah pandang kembarannya. Ah, ternyata Naya yang dimaksud oleh Galeno.

"Apaan sih? Cewek siapa juga," sahut Gelano.

"Cewek lo cantik juga ya, Ge."

Mendengar Galeno memuji Naya membuat hati Gelano terasa panas. Belum reda setelah melihat Naya berbicara dengan akrab bersama Hema, Galeno menambahnya menjadi semakin membara.

"Gue suka."

"APA?!"

Galeno langsung menoleh sembari mengerutkan dahinya.

"Kenapa lo? Emang dia cantikkan? Gue suka karena gue normal kalik," kata Galeno seakan dirinya adalah orang paling benar di dunia.

Gelano menghembuskan nafasnya pelan. Berbicara dengan Galeno sama saja berbicara dengan hewan.

Tidak ada gunanya.

Tanpa menyahuti lagi ucapan Galeno, ia pun langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Galeno sendirian.

"Lah, gue ditinggal? Ck! Kebiasaan nih anak!"


*******




"Ekhem! Ekhem! Ekhem!"

Suara deheman membuat Naya dan Hema menghentikan ucapan mereka. Naya yang awalnya menghadap kearah Hema pun langsung memutar tubuhnya kebelakang.

"Kak Ge?"

Gelano melirik Naya. Kemudian melemparkan senyum yang sama sekali tak pernah Naya lihat sebelumnya.

Hal itu pun membuat dahi Naya mengerut. Dia kenapa?

"Emm... udah makan?"

Kerutan didahi Naya semakin terlihat. Seorang Gelano menanyakan dirinya sudah makan atau tidak?!

Dapat hidayah dari mana????

"Udah waktunya istirahatkan? Makan yuk," lanjut Gelano.

Sungguh! Ini sebuah keajaiban. Gelano benar-benar mendapati hidayah.

"Kakak..." Naya menghentikan ucapannya. Punggung tangannya bergerak untuk menyentuh kening Gelano. "Kakak gak sakitkan?"

Gelano memutar bola matanya jengah. Bagaimana bisa niat baik seseorang diragukan seperti ini?

Di mana letak kesalahannya?

"Gue gak sakit!" Seru Gelano. "Udah, ah! Ayo kekantin!"

Tanpa menunggu jawaban Naya, Gelano menarik punggung Naya dari keningnya untuk ikut bersamanya.

Hema yang sedari tadi diam pun juga langsung menarik tangan Naya sebelah kiri. Ia menahan langkah Naya yang otomatis Gelano pun juga ikut berhenti.

"Sorry. Naya lagi ada urusan sama gue. Gak sopan ngajak orang yang lagi asik-asiknya ngomong," ujar Hema.

Gelano menaikkan alisnya sebelah. Ternyata dugaannya benar. Hema menyukai Naya.

"Kenapa lo yang keberatan? Naya gak ngerasa masalah tuh!" Gelano melirik Naya yang juga sedang menatapnya. "Benerkan Naya?"

Naya terasa kaku di tempatnya. Ia tak tahu harus menjawab apa. Di sisi lain, ia tidak bisa menolak keinginan Gelano. Tapi di sisi lain, ia ingin bicara lebih banyak bersama Hema.

"Benerkan?" Sekali lagi Gelano bersuara.

"Eeghh... i--ya, kak."

Senyum Gelano kembali terlukis dibibirnya setelah mendengar jawaban Naya.

"Lo denger sendirikan?" Kali ini tatapan Gelano teralihkan pada Hema. "Lepasin tangan Naya!"

Naya memandang Hema. Hingga tatapan mereka pun saling bertemu. Perlahan, ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban 'iya'.

Hema pun melepaskan genggaman tangannya secara perlahan ditangan Naya. Rasanya, ia tidak rela membiarkan Gelano berdekatan gadis yang disukainya.

"Bagus! Sekarang kita kekantin!"

Gelano langsung menarik tangan Naya. Naya pun hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki Gelano yang saat ini sedang menarik tangannya.








*******








Hay....
Lama gak update twins ya? Wkwk
Soryy😭😭😭😭




Lama gak update twins ya? WkwkSoryy😭😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue bisa jelasin😂😂😂
Selamat membaca

TTS|| -I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang