Rasa kekesalan Gelano masih berada dipuncak-puncaknya. Ia masih tidak terima dengan kelakuan gadis bernama Naya kepadanya.Gelano merasa harga dirinya telah runtuh saat itu dan saat ini juga. Bahkan suadaranya yang dikenal jahil, tidak berani melakukan itu kepadanya.
Apa lagi hinaan Galeno yang masih terus berputar dalam otak dan telinganya. Seorang Gelano dipermainkan?
Oh, sungguh! Ini adalah pertama kalinya Gelano dipermainkan.
Jika saat bersama Indah--mantannya, itu pun tidak pernah diambil hati olehnya. Tapi kali ini? Gelano sama sekali tak bisa menerima semuanya. Ia tidak terima!
"Sial! Sial! Sial!"
Tak ada lagi tempat plampiasannya saat ini selain stir mobilnya sendiri. Rasa sakit akibat benturan tangannya kestir mobilnya itu pun tak ada bandingannya dengan rasa kekesalannya saat itu.
"Arrrrgggthh....!!!!!"
Galeno--yang berada tepat disebelahnya pun mengalihkan pandangannya dari ponsel. Ia terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.
Suadaranya mengamuk?
"Kenapa lo, Ge? Kesurupan?" Tanya Galeno dengan santainya.
"Diem!"
Oke. Jika begini, Galeno tidak berani berkutip.
Menyahuti perkataan Gelano, sama saja mencari mati saat itu juga.
Sarap nih, anak!
*******
Galeno menggerutu kesal. Mengapa Gelano jadi sensitif seperti ini?
Tadi dimobil ngamuk gak jelas. Sekarang dia turun dari mobil tanpa menunggu dirinya.
Aneh! Sungguh aneh!
"Ge, tungguin napa sih?! Gue ditinggal mulu. Yaelah!!!"
"Apa?!"
Galeno sempat terkejut sesaat. Namun dia berusaha menetralkan rasa keterkejutannya.
"Lo kenapa sih?" Seru Galeno. "Tadi dijalan ngamuk gak jelas. Sekarang ninggalin gue sendirian dimobil. Gue punya salah sama lo?"
Gelano terdiam. Ia baru menyadari tingkah lakunya yang aneh saat ini.
"Kalau gue punya salah, gue minta maaf," kata Galeno lagi.
Gelano melirik kembarannya itu sejenak. Kemudian dia mengusap wajah kasar setelah otaknya kembali berputar semestinya.
"Sorry. Gue lagi gak mood hari ini," ujar Gelano. "Lo langsung kekelas aja. Gue mau ketoilet."
Tanpa menunggu jawaban Galeno, Gelano beranjak dari sana meninggalkan Galeno yang kebingungan dengan sikap kembarannya itu. Ia harus mencuci wajahnya.
Terlalu memikirkan kejadian kemarin membuatnya hampir gila.
"Gak biasanya tuh anak badmood," gumam Galeno. "Ah, palingan belum mandi. Makanya bad mood. Haha...."
*******
Gelano merapikan sedikit kemeja yang terlihat kusut setelah menuntaskan hajadnya. Saking terlalu fokus kepada kemejanya, ia sampai tidak tahu jika ada seseorang yang juga ingin lewat dijalannya.
Bukh!
"Eh, sorry! Sorry!"
Gelano mengangkat wajahnya untuk melihat siapa orang yang disenggolnya itu.
"Ck! Kenapa harus lo sih yang gue tabrak?!"
Gelano mengdengus kesal. Pasalnya, orang yang saat ini di senggol oleh dirinya itu adalah Naya.
Ingat? Naya si cewek aneh!
"Aku...."
Naya terlihat kebingungan saat akan menjawab pertanyaan Gelano. Tangan kanannya yang membawa sesuatu bergerak gelisah seakan benda tersebut adalah suatu benda yang berharga.
Pandangannya pun tak lurus memandang Gelano. Ia terlihat berusaha menghindarkan pandangan dengan seseorang.
Melihat gerakan aneh dari Naya membuat Gelano mengeryitkan dahinya. Ia heran dengan reaksi Naya saat bertemunya.
Apa Naya marah karena dia membohonginya kemarin?
"Lo---kenapa?"
Akhirnya pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir penuh remaja yang itu. Hal itu pun membuat Naya semakin terlihat salah tingkah.
"Eh--enggak! Enggak!" Sahut Naya sembari menggeleng pelan. "Aku cuma... hm, cuma..." Naya menggigit bibir bawahnya. "Aku cuma... cuma pengen ketoilet. Iya, toilet!"
Kerutan didahi Gelano semakin terlihat. Ia berusaha memandang wajah Naya yang sedang menghindar darinya.
"Permisi!"
Tanpa menunggu jawaban dari Gelano, Naya melangkahkan kakinya menuju tempat tujuan awalnya.
Gelano memandang punggung Naya yang memasuki toilet. Sebelah alisnya terangkat.
Kenapa harus toilet cowok?
******
Eh, ada yang tau Naya kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
TTS|| -I LOVE YOU
Teen FictionSequel 'Be Mine' (slow update) judul awal 'personal' Twins The Series.... _______________________ Gelano dingin, Naya masih berupaya untuk menghangatkannya. Gelano jauh, Naya masih berusaha mendekatinya. Namun ditengah perjalanan mendekatinya, hati...