"Seonho, kau benar-benar keren!"
"Kyaaaa! Kau yang terbaik Yoo Seonho!"
"Woah! Aku tidak mengira dia akan sehebat ini!"
Seonho mendelik kesal ke arah Jihoon yang memaksanya untuk melakukan lay up 35 kali.
Lagipula salahkan dirinya yang terlambat datang 3 menit 5 detik saat ekstrakurikuler. Ditambah Jihoon yang sangat tidak menyukai jam karet.
Jadilah sekarang ia dihukum seperti saat ini.
Dalam hati, Seonho bersumpah ia tidak akan terlambat lagi jika akhirnya ia harus merelakan dirinya menjadi tontonan gratis para gadis yang numpang lewat hanya untuk sekedar melihat pemandangan indah seperti dirinya.
"Ya! Yoo Seonho, sudah cukup. Kali ini aku memberikan kompensasi untukmu karena sebentar lagi kita akan bertanding dengan sekolah lain sebulan lagi." Jihoon terkekeh sambil melemparkan botol mineral ke arah Seonho.
Seonho mendengkus kesal tatkala ia mendengar ucapa Jihoon.
Ia mengelap keringat yang mengucur di pelipisnya, lantas ia meneguk habis air di dalam botol itu.
"Kajja, yang lain sudah menunggu kita." ucap Jihoon sambil berjalan mendahului Seonho menuju ke sebuah ruang yang diperuntukka untuk murid-murid yang mengikuti ekskul basket.
Sementara Seonho hanya mengikuti Jihoon sambil sesekali menyeka keringat di pelipisnya.
"Memangnya kita akan bertanding dengan sekolah mana?" tanya Seonho begitu mereka memasuki ruangan.
"Sekolah tetangga sebelah."
Seonho hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
Namun, tak lama kemudian ia tampak celingak-celinguk ketika menyadari bahwa tidak ada siapa-siapa di ruangan itu selain dirinya dan Jihoon.
"Ke mana yang lainnya?" tanya Seonho.
"Mereka sibuk mengurus ukuran baju basket mereka." Jihoon duduk di bangkunya dan menuliskan absensi di buku absen, lalu matanya terarah pada Seonho. "Apakah Y/n akan ikut?"
Kedua alis Seonho bertaut keheranan. "Ikut? Dia kan tidak mengikuti ekskul basket."
Jihon menghela nafasnya jengah.
Terkadang ada kalanya seseorang terlihat begitu bodoh di depan matanya.
Seperti Seonho contohnya.
"Ck! Bukan itu maksudku, apakah Y/n akan menonton pertandingan kita?"
"Wae?" Seonho mengernyitkan keningnya heran.
Jihoon tersenyum simpul. "Entahlah, aku hanya berharap Y/n akan menonton pertandingan basket kita."
Dan entah mengapa Seonho terdiam sejenak dan hanya tersenyum kikuk untuk merespon kata-kata Jihoon barusan.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosé ; Wanna One [COMPLETE]
FanfictionGuanlin, Seonho, Jihoon x You "Love is much like a wild rose, beautiful and calm, but willing to draw blood in its defense."-Rose Total chapter > 50