🌹 Chapter 1 🌹

346 44 0
                                    

I can't lie you're on my mind
-------------------------------------------

Y/n berjalan menuju ruang makan dengan hati-hati sambil meraba sekelilingnya. Takut-takut menabrak sesuatu dan merusaknya. Seseorang memegang tangannya dan menuntunnya duduk di bangku meja makan.

"Kenapa kau tidak meminta bantuanku."

"Seonho-ya sampai kapan aku terus meminta bantuan orang lain eoh?" Y/n tersenyum pada Seonho.

"Tapi tetap saja, bagaimana jika kau terluka jika aku tidak menolongmu," ucap Seonho khawatir.

"Kau tidak perlu khawatir."

Seonho dan Y/n menoleh ke asal suara dan mendapati Guanlin yang tengah berjalan menghampiri mereka berdua.

"Y/n telah mendapatkan donor mata," lanjut Guanlin.

"Jinjja?" Mata Seonho tampak berbinar-binar.

Guanlin menganggukan kepalanya dan tersenyum.

Tes Tes

Air mata Y/n keluar begitu saja melalui tatapan kosongnya. Seonho memeluk erat tubuh mungil Y/n menyalurkan perasaan bahagia. Guanlin hanya menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sekarang sudah malam, eomma dan appa akan pulang larut malam. Aku akan menghangatkan makan malam untuk kita bertiga," ucap Guanlin datar sambil menyalakan kompor.

"Hyung, menurutmu apa Y/n akan sekolah di sekolah yang sama dengan kita?" tanya Seonho.

"Dangyeonhaji," ucap Guanlin.

"Apa ahjussi dan ahjumma sudah tau hal ini?" Tanya Y/n.

"Mereka adalah orang pertama yang kuberitahu. Y/n-ah bukankah eomma sudah melarangmu memanggilnya dengan panggilan ahjumma? Bahkan ia tidak suka jika kau memanggil appa dengan sebutan ahjussi. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga ini," jelas Guanlin.

"Woah hyung, akhirnya kau bicara panjang lebar " Seonho bertepuk tangan.

Y/n hanya bisa tersenyum. Ia sangat bersyukur karena ia tinggal bersama kedua sahabatnya setelah kematian eomma dan appa-nya.

Tuan Lai adalah sahabat eomma-nya, ia telah menganggap Y/n sebagai putrinya sendiri. Meskipun Y/n buta, ia tetap menganggap dirinya adalah yeoja yang paling beruntung.

"Ah, aku bahkan sudah lupa bagaimana wajah kalian. Pasti wajah kalian banyak berubah. 8 tahun belakangan ini semenjak aku buta," kata Y/n sambil tersenyum kecut.

"Dangyeonhaji, wajahku dan Guanlin hyung semakin tampan." Seonho menyombongkan diri.

"Sudahlah sebaiknya kita makan." Guanlin membawa makanan ke meja makan.

"Y/n biarkan aku yang menyuapimu." Seonho merebut sendok yang disodorkan Guanlin kepada Y/n.

"Ani, aku bisa sendiri," tolak Y/n halus.

"Aku tidak menerima penolakan. Sekarang buka mulutmu aaaaaa~"

Guanlin yang menyaksikan itu hanya menatap mereka datar dan melanjutkan makannya. Tidak ada yang tau apa yang ada dibenak namja bermarga Lai tersebut. Karena Guanlin adalah tipikal namja pendiam dan cuek. Berbeda dengan Seonho yang merupakan saudara tiri Guanlin, dia sangat aktif dan peduli. Meskipun Seonho dan Guanlin memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Mereka sangatlah dekat, perbedaan di antara mereka menjadikan semuanya sempurna.

DRRRT DRRRT

Seonho mengangkat ponselnya yang bergetar, "Yeoboseyo?"

"..."

"Ne, aku akan ke sana."

Seonho menutup ponselnya dan berdecak sebal.

"Ada apa?" tanya Guanlin yang tidak mengalihkan pandangannya dari makanannya.

"Hyung, aku kerja kelompok malam ini."

"Hmm terserah kau saja, jangan pulang larut malam," Guanlin cuek sambil memakan makanannya kembali.

Seonho menganggukan kepalanya dan meninggalkan Y/n di meja makan. Entah kenapa Y/n merasa haus dan meraba sekitarnya mencari gelas yang berisikan air minumnya.

PRANG

Gelas itu jatuh begitu saja, sontak Y/n mencoba memungut serpihan kaca-kaca. Secuek-cueknya Guanlin, tentu saja ia tidak akan diam jika melihat Y/n memungut serpihan kaca itu. Ia menghampiri Y/n dan melihat tangan Y/n yang berdarah.

"Hentikan," ucap Guanlin datar.

Y/n tidak memedulikan itu dan tetap memungut serpihan kaca itu.

"SHIN Y/N HENTIKAN!" bentak Guanlin.

-TBC-

Sorry kalo gak ada feelnya gaiss. Hehe
Vote and comment please :)

Jangan lupa baca "Mystery of The 4th Floor" di lapak sebelah ya.

Rosé ; Wanna One [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang