🌹 Chapter 20 🌹

61 11 0
                                    

"Bagaimana rasanya?"

Seonho menatap wajah Y/n yang berbinar menatap dirinya. Dan hal itu membuatnya merasa bersalah jika ia bersalah jika ia mengatakan yang sebenarnya.

Ia terlalu takut jika senyuman manis yang tergurat di bibir gadis itu menghilang dan digantikan dengan wajah yang muram. Lalu diikuti dengan tundukkan kepala karena rasa bersalah.

"Enak kok, aku menyukai bubur wijen buatanmu."

" Jinjja? Aku tidak menyangka, padahal ini adalah yang pertama kalinya aku membuat bubur wijen."

Seonho tersenyum simpul. "Dan aku merasa tersanjung karena akulah orang pertama yang memakan bubur wijen buatanmu yang pertama."

"Gomawo."

"Hyung? Kau tidak jadi sekolah?"

Guanlin melirik sekilas ke arah Seonho dan Y/n yang tengah duduk di bangku sambil memakan bubur wijen di meja makan.

Alih-alih menjawab pertanyaan Seonho. Guanlin justru mendekati Y/n dan Seonho menuju meja makan.

Tangannya merebut mangkuk berisi bubur wijen yang tidak lain adalah buatan Y/n.

Ia mencicipi sesendok bubur tersebut. Mendadak matanya membulat seketika.

Buru-buru ia berjalan menuju wastafel dan memuntahkan bubur yang ada di mulutnya.

"Ya! Shin Y/n! Apa kau ingin menyiksa Seonho?!"

"Ma-maksudmu apa oppa?"

Guanlin berdecak sebal. "Apa kau tidak sadar? Bubur wijen yang kau masak benar-benar tidak manusiawi. Kau terlalu banyak memasukkan garam ke dalamnya. Kau bahkan tidak mencobanya terlebih dahulu sebelum menyajikan buburnya pada Seonho! Yeoja macam apa kau ini?! Bahkan memasak saja tidak bisa?"

Y/n bersumpah bahwa itu adalah kalimat terbanyak yang pernah Guanlin ucapkan sekaligus tajam yang langsung menusuk ulu hatinya.

Kepalanya menunduk. Rasa panas mulai menjalari kedua sudut matanya. Cairan bening itu menggenangi pelupuk matanya.

Dengan suara bergetar Y/n berusaha mengucapkan satu kata meskipun lidahnya kelu. "Mi-mian. Jeongmal mianhaeyo."

Masih dengan kepala yang tertunduk, Y/n beranjak dari duduknya. Lantas ia berlari memasuki kamarnya.

Sedangkan Guanlin yang melihat itu hanya diam. Merutuki apa yang baru saja ia lakukan. Sebenarnya mengapa aku seperti ini?



-TBC-

Rosé ; Wanna One [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang