Happy reading ^^
Y/n menutup pintu kamarnya. Air mata tidak pernah berhenti mengalir dari pelupuk matanya. Rasanya perih dan sesak di waktu yang bersamaan.
Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Raut wajahnya terlihat datar meskipun air mata itu terus mengalir.
Perlahan-lahan Y/n berjongkok membelakangi pintu, dan punggungnya bersandar. Saat itu juga pertahanannya runtuh. Isakan kecil mulai terdengar. Hatinya tidak pernah berhenti merutuki diri sendiri.
Betapa cerobohnya seorang Shin Y/n.
"Apa kau tidak sadar? Bubur wijen yang kau masak benar-benar tidak manusiawi. Kau terlalu banyak memasukkan garam ke dalamnya. Kau bahkan tidak mencobanya terlebih dahulu sebelum menyajikan buburnya pada Seonho! Yeoja macam apa kau ini?! Bahkan memasak saja tidak bisa?"
Segitu tidak bisanyakah aku dalam hal memasak?! Hah! Aku ini memang payah. Oppa, kau bertanya bahwa aku ini yeoja macam apa? Yang aku tahu aku hanyalah beban untuk kalian. Ceroboh, payah, dan tidak bisa diandalkan.
"Shin Y/n! Pabbo! neo pabboya!" (bodoh, kau bodoh)
"Kenapa rasanya sakit?" Y/n memukul dadanya yang terasa sangat sakit. Ia masih menangis dan terus memukul dadanya.
Di sisi lain, Guanlin hanya bersandar di balik pintu kamar Y/n.
Tatapannya kosong. Mendengar isak tangis dan rutukan Y/n benar-benar terdengar menyakitkan. Seolah-olah semua rutukan yang terlontar dari mulut Y/n ditujukan padanya.
Tadinya, Guanlin hanya berniat untuk memberitahu Y/n dengan baik-baik.
Tetapi ketika ia melihat Y/n tengah tersenyum dan tertawa bersama Seonho saat di meja makan. Mendadak hatinya terasa panas. Ia mengeluarkan emosi dan melampiaskannya pada Y/n yang sebenarnya tidak bersalah dalam hal apapun.
Mian, aku yang salah di sini.
Sedangkan Seonho hanya menatap mereka dari kejauhan dengan tatapan nanar. Sebenarnya, ia terlalu bingung dalam hal ini.
Karena, jujur saja ini terlalu rumit.
Dengan langkah perlahan, Seonho berjalan dan memasuki kamarnya.
Sekarang tidak hanya tubuhnya yang sakit, hatinya pun demikian. Ia sadar bahwa selama ini bukan hanya dia yang ingin menjaga gadis yang disukainya, namun juga ada orang lain. Yaitu Guanlin, kakak tirinya.
Dari sekian banyaknya lelaki normal yang menyukai seorang gadis, kenapa kau juga harus menyukai yeoja bernama Shin Y/n, hyung? Kau membuatku sulit untuk memutuskan ini semua.
Apakah aku harus menyerah ataukah aku harus memperjuangkan perasaanku meskipun harus bersaing denganmu, hyung?
-TBC-
Untuk kalian para readers, thanks for reading my story fanfiction.
Aku gak minta buat di vote. Karena itu hak kalian buat mau ngevote atau nggak.
Nah buat kalian, para sider aku mau ngucapin terima kasih banyak buat kalian.
Kalian bikin aku termotivasi untuk membuat cerita ini menjadi lebih baik dan menarik.
Buat kalian yang ngevote, makasih juga ya. Aku seneng banget ini 😆😆😆 kalian udah jadi penyemangat aku selama ini. Big hug for yall.
Tunggu kelanjutannya ya 😘
Guanlin's Future 💗
Jangan lupa baca Mystery of The 4th Floor di lapak sebelah ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosé ; Wanna One [COMPLETE]
FanficGuanlin, Seonho, Jihoon x You "Love is much like a wild rose, beautiful and calm, but willing to draw blood in its defense."-Rose Total chapter > 50