🌹 Chapter 40 🌹

49 10 0
                                    

Siswi itu meremas roknya kuat-kuat, ia menggigit bibir bawahnya ketakutan. "A-aku ju-juga tidak tahu."

Y/n memasuki kelasnya dan mematikan lampu dan AC. Ia menutup daun pintu kelasnya dan tersenyum pada siswi itu.

"Ya sudah kalau begitu. Gomawo sudah memberitahuku."

Kedua tungkai Y/n melangkah meninggalkan siswi itu—Ji Ahn yang mulai menangis. Ji Ahn hanya menangis dan membalikan badannya dan bergumam tidak jelas. Dalam hati, Ji Ahn merasa bersalah pada Y/n.

Berbeda dengan Y/n yang kini sudah sampai di gudang sekolah yang letaknya berada di bawah tangga lantai dua. Tidak ada orang di sana. Y/n menernyitkan keningnya. Bukankah Seonho mengajaknya bertemu? Tapi kenapa Seonho tidak ada.

Y/n mencoba untuk berpikir positif. Mungkin saja Seonho sedang dalam perjalanannya menuju tempat ini. Y/n membuka daun pintu dan melihat gudang dalam kondisi yang berantakan dan gelap. Bulu kuduknya seketika merinding.

Namun, sebuah tangan tiba-tiba saja mendorong Y/n masuk ke dalam Gudang itu hingga Y/n jatuh tersungkur.

Y/n merasakan sakit di lututnya dan memar di keningnya yang membentur kaki bangku yang sudah rusak. Ringisan pelan keluar dari mulutnya, Y/n menoleh ke belakang ketika melihat mereka—Irene, Seulgi, Wendy, dan Sooyoung.

"Bagaimana rasanya? Sakit?" tanya Irene sambil tersenyum culas.

Y/n tidak menjawabnya dan mencoba berdiri. Hanya saja lantai itu terasa licin dan Y/n kembali terjatuh dengan luka yang kini tergambar di sikunya.

Wendy terkekeh. "Lantai itu sudah kusiram dengan air pel pabbo! Memangnya kau juga tidak merasa ada yang basah dengan seragammu itu?"

Wendy benar. Almamater dan rok Y/n basah. Y/n dapat mencium aroma pekat air pel yang menempel di sekujur tubuhnya. Pantas saja ia sempat tergelincir saat hendak berdiri.

"A-apa yang kalian inginkan? Selama ini aku salah apa pada kalian?" tanya Y/n dengan nada tercekat karena air mata yang mendesaknya keluar.

Seumur hidup baru kali ini Y/n diperlakukan seburuk ini oleh orang lain. Bahkan mungkin akan lebih baik jika dirinya buta selamanya daripada penglihatannya kembali dan bersekolah di tempat ini, lalu bertemu dengan mereka.

"Kau masih belum tahu kesalahanmu ya rupanya," Seulgi berdecak sebal. "Kau! Kau selalu dekat-dekat dengan Jihoon, Seonho dan Guanlin. Bahkan kemarin kau dan Guanlin makan bersama di kafe dan hampir berciuman!"





-TBC-

Rosé ; Wanna One [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang