Y/n terdiam, jari-jarinya bergetar hebat dengan darah segar yang mengalir. "Mi-mianhae." Lirihnya.
Guanlin menuntun Y/n ke ruang tamu dan duduk di sofa. Ia mengambil kotak P3K yang ada di laci nakas dan mengobati luka di tangan Y/n.
"Tahanlah, mungkin akan sedikit sakit."
"Shhh, appo."Y/n meringis pelan.
"Selesai, kau tunggulah di sini. Aku akan membereskan serpihan kacanya."
Setelah selesai, Guanlin menghampiri y/n yang mencoba untuk makan dengan kedua tangannya yang terluka dan duduk di sebelahnya.
"Kau ini pabbo atau apa? Tanganmu terluka, kenapa kau tetap ingin makan sendiri."
"A-aku hanya tidak ingin merepotkanmu oppa."
Guanlin menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah coba saja kalau bisa."
"Aww," ringis Y/n saat mencoba memegang sendok.
Guanlin merebut sendok itu dari Y/n. "Buka mulutmu."
Mau tidak mau Y/n makan disuapi oleh Guanlin. Karena tangannya yang terluka.
***
"Kau sudah siap?" Tanya dokter Kim.
Y/n menganggukan kepalanya tidak sabar. Dokter membuka perban kepalanya yang membalut matanya.
Buram
Namun akhirnya menjadi jelas. Ia melihat seorang namja tampan yang tengah menatapnya datar.
"Kau sudah bisa melihat?" tanyanya.
"Apakah kau Guanlin Oppa?"
Ia hanya mengangguk.
CKLEK
Pintu terbuka dan menampakan dua orang namja yang tidak dikenal.
"Mereka siapa?" tanya Y/n pada Guanlin.
"Jadi kau melupakanku eoh?"
"Seonho-ya, kau kah itu?"
Seonho mengangguk dan memeluk Y/n.
"Lalu dia siapa?" bisik Y/n ke telinga Seonho.
"Ah dia Jihoon, dia sunbae-ku, hyung ini Y/n yang kuceritakan padamu."
"Annyeong, Park Jihoon imnida." Jihoon menjulurkan tangannya.
"Shin Y/n." Y/n menjabat tangan Jihoon.
"Shhh." Y/n meringis pelan. Seonho yang melihat itu tidak tinggal diam, tetapi ia kalah cepat dengan Guanlin yang melepaskan jabatan tangan Y/n dari Jihoon.
"Ah mian," ucap Jihoon merasa bersalah.
"Ani, tidak apa-apa." Ucap Y/n tersenyum.
Jihoon hanya terdiam membeku melihat senyuman Y/n.
"Neo gwaenchana?" tanya Guanlin khawatir.
"Nan gwaenchana," ucap Y/n.
"Hyung kenapa tangan Y/n bisa terluka?" tanya Seonho yang menatap Y/n khawatir.
"Tanya saja padanya." Guanlin membaca buku tebal bawaannya.
"Ah, Seonho kalau begitu aku akan pulang sekarang," pamit Jihoon.
"Hyung aku ikut bersamamu, aku ada urusan denganmu mengenai tim basketku."
***
"Seonho-ya, rupanya Y/n sahabatmu memang cantik," puji Jihoon.
"Dangyeonhaji, kurasa aku menyukainya," ucap Seonho sambil tersenyum.
"Kau menyukainya?" tanya Jihoon.
Seonho mengangguk.
'Well, kurasa kau punya saingan Yoo Seonho.' Batin Jihoon.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosé ; Wanna One [COMPLETE]
FanficGuanlin, Seonho, Jihoon x You "Love is much like a wild rose, beautiful and calm, but willing to draw blood in its defense."-Rose Total chapter > 50